Connect with us
DPR RI

Anis Byarwati Analogikan Kelola Ekonomi Keluarga Seperti Miniatur Sebuah Negara

Anis Byarwati Analogikan Kelola Ekonomi Keluarga Seperti Miniatur Sebuah Negara

Anis menambahkan untuk berkontribusi bagi masyarakat di luar rumah, perempuan perlu daya dukung (support system) yang baik. Meski demikian, perempuan juga bisa tetap berkontribusi untuk masyarakat dari dalam rumah apalagi di bulan Ramadan seperti saat ini.

“Bisa juga berkontribusi untuk masyarakat (dari dalam rumah) dengan cara membuatkan makanan-makanan kalau di bulan puasa dan menyumbangkannya untuk masjid-masjid. Atau kalau punya kemampuan bisa bersekolah lagi, itu juga bisa. Sekarang peluang-peluang untuk beramal soleh tuh banyak ya, baik perempuan atau laki-laki,” kata Anis.

Anis menekankan perempuan yang berkiprah di luar rumah bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya, diperlukan niat untuk berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, serta bangsa Indonesia. Anis sendiri baru mulai bekerja di luar rumah saat kedelapan anaknya sudah bisa ditinggal. Ia menjelaskan ada pembagian tugas yang merupakan hasil kerja sama tim keluarga di rumah.

“Jadi sebelum saya berkiprah di luar rumah, saya full (jadi) ibu rumah tangga di rumah. Suami punya peran, kakak-kakak menjaga adiknya. Kemudian, ketika ibunya berkontribusi di luar rumah, itu adalah hasil kesepakatan komunikasi antar (anggota) keluarga,” ungkap Anis.

Selain membahas mengenai keluarga, Anis juga buka-bukaan soal tantangan yang dialami sebagai anggota DPR di bulan Ramadan. Apalagi, saat ini memasuki masa sidang di mana para anggota melaksanakan rapat setiap hari. Di sisi lain, bulan Ramadan juga merupakan momen yang harus dimanfaatkan untuk memaksimalkan ibadah.

Di tengah kesibukannya, ia juga menganggap segala niat baik, bahkan di luar bulan Ramadan juga termasuk ibadah. Termasuk di antaranya rapat, bertemu masyarakat, dan kegiatan lainnya.

Salah satu kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadan ini yaitu mengadvokasikan aspirasi masyarakat di lapangan kepada pemerintah. Terlebih, saat ini harga beras sedang melambung tinggi. Ia mengaku sangat bersyukur ketika bantuan itu sampai di tangan yang tepat.

“Ada yang kita kasih bantuan sembako, misalnya. Memang dia benar-benar nggak punya beras. Ketika bantuan itu datang, dia seperti benar-benar mendapatkan karunia yang sangat luar biasa. “Jadi dengan menjalankan tugas-tugas itu juga menjadi ibadah di bulan Ramadan ini diharapkan bisa memberikan timbangan kebaikan di yaumul hisab (hari perhitungan) nanti,” sambungnya.

Di bulan suci ini, Anis juga mengapresiasi kehadiran masjid yang berlokasi di lingkungan DPR RI, Masjid Baiturrahman. Ia menyebut masjid ini berfungsi untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan spiritual para pekerja di DPR RI.

Anis menjelaskan masjid ini menjadi tempat untuk para pekerja mulai dari Anggota DPR hingga Tenaga Ahli, bahkan masyarakat umum untuk beribadah. Apalagi, kegiatan di DPR seperti rapat memiliki jam yang dinamis.

“Kalau DPR kan rapatnya nggak menentu jamnya. Kadang sampai malam, sampai pagi, dan mereka (para pekerja) menghabiskan usianya di sini,” kata Anis.

Baru-baru ini, Masjid Baiturrahman memberikan fasilitas berupa rumah tahfiz. Di mana seluruh pekerja di DPR bisa menyelami Al-qur’an dan belajar tafsir. Selain itu, Masjid Baiturrahman juga menyediakan takjil gratis dan tempat untuk itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Menurut Anis, kegiatan-kegiatan di masjid harus didukung untuk memenuhi kekosongan hati setiap manusia. Kekosongan hati, lanjut Anis, tidak bisa digantikan oleh apapun termasuk juga harta benda.

“Orang bisa saja kecukupan harta, tetapi kalau hatinya kosong, jiwanya kosong, akan merasa hampa di dunia. Dengan adanya masjid ini, akan mengisi kekosongan jiwa yang tidak ada gantinya, kecuali jika dekat dengan Allah SWT,” kata Anis.

Salah satu jalan untuk mengisi hati yang kosong adalah memperbanyak ibadah di masjid. Karenanya, kegiatan di masjid harus semarak dan beragam agar orang-orang tertarik untuk datang ke masjid.

“Dan alhamdulillah Masjid Baiturrahman punya segudang kegiatan untuk orang-orang yang bekerja di lingkungan DPR dan juga masyarakat umum,” pungkasnya.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya