Connect with us
Bahaya SARAcen

Terkait Saracen, Koordinator Tamasya Al-Maidah Ditangkap Polisi

Asma Dewi, salah seorang koordinator Tamasya Al-Maidah diduga terkait jaringan Saracen.

Jakarta – Kasus jaringan penebar ujaran kebencian dan SARA yang bernama Saracen kini kembali mencuat. Rupanya pihak kepolisian terus berupaya untuk membuka tabir jaringan Saracen yang meresahkan masyarakat dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal dengan konten-konten menyesatkannya.

Dari hasil pengembangan penyelidikan dan penyidikan kepolisian terhadap para tersangka yang telah ditahan yakni JAS, MFT dan SRN berkembang lebih lanjut hingga muncul tersangka baru yang ditangkap di Pekanbaru pada akhir agustus lalu yaitu MAH yang ternyata merupakan seorang kader dari PKS.

Tertangkapnya komplotan tersebut ternyata tidak serta merta terhentinya kasus Saracen ini, kali ini salah seorang pelaku baru kembali dibekuk pihak kepolisian di bilangan Jakarta Selatan. Seorang wanita bernama Asma Dewi (AD) ditangkap Tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada Jumat, 8 September 2017 kemarin.

Asma Dewi ditangkap saat berada di rumah kakaknya, Komplek Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI), Ampera, Jakarta Selatan yang merupakan milik kakaknya yang ternyata seorang anggota polisi wanita. Dari laporan pihak kepolisian Asma Dewi ini tinggal di Sulawesi Utara tetapi dia tercatat warga Jalan Ciledug, Jakarta Selatan berdasarkan data KTP yang bersangkutan.

Pihak kepolisian menangkap Asma Dewi dikarenakan menebar ujaran kebencian di Facebook. Dalam perjalanannya, polisi menemukan data bahwa Asma Dewi juga terlibat dalam grup Saracen. “Yang bersangkutan ditangkap, diduga melakukan tindak pidana ujaran kebencian, SARA, dan penghinaan,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).

Asma Dewi, juga diduga pernah mentransfer uang sebesar Rp 75 juta kepada anggota inti Saracen berinisial NS. “Penyidik sudah dapat info tentang yang bersangkutan melakukan transfer uang senilai 75 juta ke NS. NS adalah anggota inti grup Saracen. NS Kemudian transfer ke D. Dalam mutasi tersebut disebut untuk membayar Saracen,” ungkap Setyo.

Setyo lebih lanjut mengungkapkan perihal uang tersebut ternyata bermuara ke seseorang berinisial R, yang berperan sebagai bendahara Saracen. “D transfer uang ke R, bendahara Saracen,” imbuh Setyo.

Menurut Setyo Wasisto, pihaknya sedang mencari tahu latar belakang Asma Dewi mentransfer uang sebanyak Rp 75 juta ke grup penyebar hoax, ujaran kebencian dan SARA, Saracen. Hingga saat ini kepolisian belum memastikan peran Asma Dewi terkait Saracen.

“Kami belum bisa memastikan apa maksudnya mengirim uang (Rp 75 juta) itu (ke Saracen). Buat apa? (Kalau pemesan produk Saracen) Dia sendiri kan posting-posting (konten) di FB-nya,” ujar Setyo.

Setyo mengatakan penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim menggandeng Pusat Pemeriksaan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri rekening bank Asma Dewi.

“Ditsiber kerja sama dengan PPATK untuk menelusurinya,” ucap Setyo.

Asma Dewi merupakan salah satu koordinator Gerakan Tamasya Al-Maidah. Namanya sangat populer saat gerakan umat Islam menggelar aksi Tamasya Al Maidah, dimana saat itu pasukannya ditugaskan untuk melakukan pengawalan proses pemungutan suara Pilgub DKI Jakarta. Gerakan Tamasya Al-Maidah diketahui dilakukan untuk memobilisasi massa dari daerah agar merapat ke Jakarta guna memantau pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Namun pihak kepolisian masih mendalami dan terus menyelidiki Asma Dewi sebagai pelaku ujaran kebencian, SARA dan penghinaan berdasarkan pantauan oleh polisi siber terhadap postingan-postingan di media sosial Facebooknya. Keterkaitan Asma Dewi dengan kelompok Saracen sampai saat ini masih terus diperdalam oleh pihak kepolisian dengan menahan yang bersangkutan untuk diproses lebih lanjut.

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya