“Kami Siap Mendukung Program Ketahanan dan Kedaulatan Pangan”
Jakarta – Pemerintah terus menggenjot program kedaulatan pangan, sejatinya untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Namun, ketahanan pangan tersebut salah satunya sangat ditentukan oleh keberadaan pupuk. Maklum saja, penggunaan pupuk pada pertanian menyumbang 20% keberhasilan peningkatan produksi pertanian.
“Ibaratnya, kami diminta untuk mendukung swasembada pangan atau kedaulatan pangan, tapi pupuknya enggak ada berati kita harus impor. Nah kalau kita impor itu apakah kita berdaulat,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto. Maksudnya bahan baku pembuatan pupuk itu, di antaranya masih ada yang diimpor.
Bagaimana dukungan PT Pupuk Kujang sendiri untuk mensukseskan program kedaulatan pangan ini, atau setidaknya ketahanan pangan? Tentunya, peran dan kiprah perusahaan pupuk yang berlokasi di Cikampek Jawa Barat ini, menjadi kuncinya. Nah, berikut ini kutipan wawancara Dirut PT Pupuk Kujang dengan M Riz dan Koster Rinaldi dari fakta.news, akhir Juli 2017, di Hotel Mulia, Jakarta
Peran pupuk terhadap kedaulatan dan ketahanan pangan seperti apa?
Sangat besar. Oke, kita bisa produksi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan, tapi dari pupuknya kita tidak berdaulat. Nah kedaulatan itu tidak hanya dibidang pangannya, tapi pendukung pangannya juga harus berdaulat. Karena kalau ada satu komponen tidak berdaulat, ya sebetulnya sama saja tidak berdaulat.
Kendati begitu, kami terus berkontribusi khususnya dalam ketahanan pangan. Kami berupaya untuk dapat menghaslkan pupuk dan produk pertanian yang berkualitas bagus dengan harga kompetitif, sejauh mungkin menggunakan sumber daya lokal.
Seperti diketahui, pada akhir tahun 2014 Pemerintah mencanangkan program untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang. Hal ini merupakan merupakan kesempatan sekaligus juga menjadi tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya PT Pupuk Kujang yang menghasilkan pupuk yang memengaruhi produktivitas pertanian di Indonesia.
Apa saja yang dilakukan PT Pupuk Kujang untuk menghasilkan produksi pupuk yang berkualitas baik demi menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan?
Kami melakukan berbagai inovasi dan pengembangan perusahaan, melalui kegiatan studi dan penelitian, baik dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan lembaga atau badan penelitian.
Kajian yang kami lakukan, di antaranya revamping pabrik kujang 1A, yang telah berumur 30 tahun lebih dan memiliki konsumsi sebesar 34 MMBTU/ ton urea. Bila dibandingkan dengan konsumsi energy Pabrik Kujang 1B hanya sebesar 26 MMBTU/ ton Urea, konsumsi energi pabrik kujang 1A dinilai boros. Dengan tidak efisiennya konsumsi energi pabrik kujang 1A dan dengan kendala ketersediaan pasokan gas di Jawa Barat yang semakin terbatas serta harga gas yang cenderung meningkat, maka PT Pupuk Kujang melakukan kajian revamping Pabrik Kujang 1A. Sasaran hasil kajian adalah memilih beberapa alternative upaya terhadap roses produksi Pabrik Kujang 1A diantaranya :
- Optimalisasi Pabrik Kujang IA dg melakukan penggantian peralatan serta modifikasi peralatan dan proses agar tingkat konsumsi energi/gas bumi menjadi turun pada status pasokan saat ini.
- Substitusi Unit Utilitas Gas Bumi dg Unit Utilitas Batubara agar gas bumi hanya digunakan sbg gas proses yg menjadikan kebutuhan gas bumi turun.
- Gasifikasi batubara sehingga tidak lagi tergantung pada gas bumi. Hasil rekomendasi kajian tersebut adalah subtitusi unit utilitas gas bumi dengan unit utilitas batubara merupakan alternatif yang paling aplikatif untuk mengurangi konsumsi gas bumi.
Dari kajian itu, muncul beberapa rekomendasi, di antaranya melakukan knversi energi gas bumi untuk utilitas menjadi batubara, maka pasokan gas yang tersedia seluruhnya dapat dialokasikan menjadi bahan baku produksi Urea.
Selain kajian, kami juga melakukan inovasi, dengan tujuan menghasilkan produk pertanian seperti pupuk organik dan benih tanaman pangan. Inovasi akan menjadi keunggulan kompetitif kami agar dapat menyediakan produk dan jasa industri pertanian yang lebih menyeluruh.
Yang pasti kami banyak melakukan inovasi agar produk kami berkualitas, efisien dan terjangkau, sehingga kami pun turut berperan dalam program ketahanan dan kedaulatan pangan ini.
Kendala apa saja yang dihadapi Pupuk Kujang dalam menjalankan bisnisnya?
Kami memperoleh penugasan menyalurkan pupuk dengan skema Public Service Obligation atau dikenal dengan nama pupuk bersubsidi. Meningkatnya harga gas alam bahan baku pupuk, yang sama-sama dipasok oleh BUMN, dan besaran penggantian biaya dari Pemerintah menjadi dilema bagi Perusahaan untuk dapat menyediakan pupuk bersubsidi yang sangat dibutuhkan petani.
Karena itu, perlu kerjasama dan pengaturan yang baik di antara pemangku kepentingan agar tugas ini dapat dilaksanakan sehingga tercipta kedaulatan pangan.
Dilema lainnya, terutama di Pulau Jawa, yang memiliki lebih dari 40% dari seluruh luas lahan sawah di Indonesia (BPS, 2013) serta menjadi rumah bagi lebih dari separuh penduduk Indonesia (Sensus 2010). Bahkan sampai tahun 2035. Petani di Jawa ternyata harus mengimpor sekitar 70% kebutuhan pupuk dari luar Jawa.
Kondisi ini merupakan tantangan bagi kamisebagai salah satu produsen pupuk dengan wilayah distribusi utama di Jawa bagian barat. Untuk itu, kami harus mampu tumbuh berkelanjutan untuk jangka panjang, melakukan inovasi produk serta berproduksi dengan efisien, karena peran perusahaan sangat penting bagi ketahanan serta kedaulatan pangan.
Bagaimana dengan masih adanya impor pupuk selama ini?
Kalau untuk kebutuhan petani, subsidi kita sangat sedikit. untuk pupuk urea tidak ada impor. NPK tidak ada impor, tetapi bahan baku NPK itu harus impor. Bahan bakunya seperti, kalium masih impor. Namun untuk kebutuhan nitrogen kami bikin dari urea. Biaya untuk impor unsur kalium-nya itu, 60 persenan lah.
Harusnya ada peran pemerintah?
Tugas pemerintah sudah banyak. Kalau memang mau membantu ya saya senang saja. Tapi prinsip saya begini. Sekarang kami berusaha bagaimana caranya kami bisa mandiri. Kami tidak bisa terus-terusan bergantung pada pemerintah. Saya tidak mau merengek-rengek, meskipun mungkin itu tugas negara, tapi kami coba sendiri. Bisa dibuat regulasi, atau deregulasi. Misalnya, kalau impor harusnya harganya lebih tinggi. Kalau dari segi kualitas, kita lebih baik.
Misalnya lahan sawit, itu butuh NPK yang banyak. Nah menurut Anda, kebutuhan mereka sudah terpenuhi dalam negeri atau malah impor juga?
Kebutuhan dalam negeri sebenarnya bisa kita penuhi, meski ternyata mereka banyak yang pilih impor.
Garis besarnya apa yang harus dilakukan?
Kalau buat Pupuk Kujang, Kami harus punya alternatif bisnis lainnya. Jadi tidak bersandar pada bisnis yang ada sekarang saja, tapi dalam idang non pangan seperti petrochemical tadi, lalu bidang hilirisasi pangan.
Apakah di bisnis pupuk ini terkendala dengan mahalnya harga gas sekarang ini?
Pemerintah dilematis, karena di satu sisi mereka harus ada pendapatan, di sisi lain dunia usaha ini kan selalu bergerak, jadi memang sangat dilematis. Kalau menurut saya, kalau saja kita ini sadarnya lama, mungkin 10-15 tahun lalu kita sudah melakukan upaya penghematan energi.
Kendati begitu, kami pun sudah berupaya juga, konversi dari gas ke batubara, harusnya itu sudah lama. Untuk beralih ke batubara kami itu terlambat. Tapi apapun buat kami harus dilakukan, tidak ada kata terlambat.
Sejauh mana upaya pengembangan pabrik ke luar Jawa itu?
Kami sekarang sedang mencari, sedang survei lokasi tambang yang cocok untuk pengembangan pabrik kami yang dekat dengan sumber energi, seperti batubara. Kita cari tambang yang dekat dengan pantai, kalau bisa minimal dekat dengan sungai.
Lalu cadangannya juga panjang, kalau bisa di atas 25 tahun atau 50 tahun. Itu yang kami cari di sekitar Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Mandailing Utara, serta Sumatera Selatan.
Berarti energi penggerak pabrik pupuk dari energi batubara?
Selain itu, kami juga mengembangkan pabrik pupuk sebisa mungkin tidak bergantung pada energi fosil. Kapasitas produksi NPK kami perbesar. Itu kan gak pake energi besar. Ya memang nitrogen itu kami dapat dari energi fosil, tapi kan tidak perlu sebesar sekarang.
Banyak yang masih kami impor. Artinya kalau sama-sama impor ya tidak ada masalah. Sekarang kita bertempur dengan Cina.
Kapan rencana mengembangkan pabrik ke luar Jawa itu?
Sebetulnya holding itu menghendaki kami bisa mengembangkan pabrik ke luar Jawa sudah mulai awal tahun 2018. hanya saja kami butuh waktu, mungkin tahun 2019 awal kami mulai. Investasi projectnya aja, mendekati US$1 miliar. Biaya sebesar ini, tentunya memang harus mengundang investor asing.
Bukankah tidak efisien memindahkan pabrik pupuk ke luar Jawa, kendati mendekati sumber energi?
Sebenarnya, pengembangan pabrik ke luar Jawa itu tidak melulu terkait dengan pabrik pupuk itu sendiri. Artinya, pabrik pupuknya sebagian besar masih di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Kendati begitu, kami harus berkembang ke tempat lain tapi tanpa meninggalkan pangan.
Terus terang kami juga mau masuk ke hilirisasi pangan. Contohnya, petani harga beras naik turun, lada naik turun, jagung naik turun, paspanen pasti turun, cabai juga, meskipun itu tugas Bulog, tapi kita ingin agar petani itu jangan menjual murah. Kita harus menjaga daya beli petani, kemampuan petani itu kalau bisa stabil. Ini semuanya di Jawa.
Belum lama kami juga kedatangan tamu dari luar negeri (Laos). Kami pun tertarik untuk membuka pabrik di luar negeri. Intinya, gas masih mahal, regulasi masih belum memadai, namun PKC tetap mandiri dan berupaya melakukan diversifkasi dan hilirisasi.
Pabrik hilirisasi pangan seperti apa?
Hilirasi itu kan banyak sekali, yang memiliki lebih pada nilai tambah. Jangan cuma berhenti di beras. Hilirisasinya mulai dari tepung beras, bakmi beras, kwetiau beras, rise brand oil, itu semua kan bahannya dari beras. Begitu juga dengan lada, di beberapa daerah kan banyak menghasilkan lada, kami bikin hilirisasinya sampai posisi lada siap dikonsumsi. Jadi jangan cuma jual bijian.
Jenis pupuk subsidi apa saja yang selama ini diproduksi PT Pupuk Kujang?
Pupuk organik Petroganik, pupuk ini Spesifikasinya; C-organik : Minimal 15% C/N ratio : 15 25 Kadar air : Maksimal 8-20% pH : 4 9 Warna : Coklat kehitaman Bentuk : Granul Dikemas dalam kantong bercap Pupuk Indonesia dengan isi 40 kg Manfaat / Kegunaan: Memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, proses oksidasi lebih baik.
Kemudian Pupuk NPK Phonska, spesifikasi: Nitrogen (N): 15 Fosfat (P2O5): 15 Kalium (K2O): 15% Zinc (Zn): 0,1% Kadar air maksimal 2% Bentuk butiran Dikemas dalam kantong bercap Phonska Indonesia dengan isi bersih 50 kg Sifat Pupuk NPK Phonska: Higroskopis Mudah larut dalam air Mengandung unsur hara N, P, K dan Zn sekaligus Kandungan unsur.
Dan Urea N (Nitrogen) 46%, dengan spesifikasi; Kadar air maksimal 0,50% Kadar Biuret maksimal 1% Kadar Nitrogen minimal 46% Bentuk butiran prill Warna pink untuk Urea Bersubsidi Dikemas dalam kantong bercap Pupuk Indonesia dengan isi 50 kg Sifat Pupuk Urea: Higroskopis Mudah larut dalam air Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea: Membuat bagian tanaman.
Berapa besar produksinya?
Sebelum ini, Pupuk Kujang total produksi Urea per tahun 1.140.000 ton. Sedangkan NPK, 200 ribu ton. Capaian itu sudah bagus. Tapi kalau sekarang, untuk Urea produksi kami paling banter 960 ribu ton.
Apakah ada kesulitan untuk mendistribusikan pupuk subsidi ini, bukan kah harus tepat sasaran?
Merespon rencana pemerintah untuk mengalihkan subsidi, kemungkinan harganya juga akan dilihat, dikerek ke harga pasar. Ya kami harus segera merespons, dengan terpaksa satu pabrik mungkin harus kami tutup. Tapi kan kami ingin terlihat berkembang, kami harus produksi yang lain. Produk-produk yang lain. Karena kami juga harus berkembang, membuat pupuk lain. Artinya mengembangkan produksi pupuk non subsidi.
Untuk pupuk non subsidinya, jenis produknya apa saja?
Antara lain NPK non subsidi, dengan spesifikasi toleransi kandungan unsur Hara + 8%. Kemudian Nitrea, dengan spesifikasi: Kadar Biuret maksimal 1% Kadar Nitrogen minimal 46%. Bentuk butiran prill uncoated 100% larut dalam air dengan warna pink. juga memproduksi pupuk Amonia. Merek pupuk non subsidi kami;Pareku, kcl, Hartus, Jeranti, Excow, Kuriza, Bion-Up, dan Nitroska.
Pupuk non subsidi itu hasil diversifikasi produk. Seperti Urea, kami memproduksi Urea tidak yang standar tapi kami tambah unsurnya. Dan masing-masing jenis pupuk non subsidi ini, masing-masing memiliki kegunaannya sendiri. Seperti Jeranti, pupuk itu untuk buah, nitrea (nonsubsidi), bionitrea ini organik, aregu itu untuk benih padi. Indonesia kan kekurangan benih, impor juga lagi. Exco ini organik yang ditambah hayati, Kuriza ini memperluas akar.
Keunggulan pupuk kujang majemuk NPK Kujang, yaitu aplikasi pemupukan lebih praktis karena tidak perlu mencampur beberapa jenis pupuk tunggal. Lalu, mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk, mampu meningkatkan jumlah dan mutu hasil pertanian, formula, bentuk, dan jenis bahan baku menyesuaikan permintaan konsumen, mengantisipasi dan mengatasi masalah apabila terjadi kelangkaan salah satu jenis pupuk tunggall Serta memudahkan transportasi, penyimpanan, dan penanganan lainnya.
Kemudian, manfaat Bion-Up, yaitu berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara makro esensial nitrogen dan fosfat serta menstimulasi pertumbuhan tanaman melalui fitohormon yang dihasilkan mikroba didalam pupuk hayati Bion-Up Berguna untuk meningkatkan hasil perkebunan dan hasil berbagai jenis tanaman. Pupuk itu, mengandung konsorsium mikroba sehingga menguntungkan di mana potensi setiap mikroba telah diuji melalui penelitian laboratorium baik uji in vitro maupun uji hayati (bioassay), serta percobaan rumah kaca dan lapangan. Lalu, mampu mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 30 persen. Pupuk ini, peruntukannya; Hortikultura, Padi dan Palawija.
Itu di antaranya kelebihan dari pupuk non subsidi yang kami produksi. Yang pasti, memiliki kelebihan dibanding pupuk subsidi.
WAWANCARA
Sharon Margriet: Generasi Milenial Butuh Kemasan Menarik untuk Belajar Sejarah
Jakarta – Tidak terasa kemerdekaan Indonesia sudah menginjak usia 74 tahun. Tentunya sudah banyak pencapaian yang telah dilakukan sejauh ini. Topik tentang kemerdekaan pun masih hangat dibicarakan, termasuk bagi generasi milenial.
Menurut mereka, berbicara soal kemerdekaan Indonesia, maka secara tidak langsung bicara soal sejarah. Namun tak sedikit dari mereka yang berharap agar sejarah disajikan semenarik mungkin. Tak melulu sekedar pengetahuan tentang kejadian, tempat, maupun tokoh dalam sejarah tersebut.
Hal ini diungkapkan Runner Up Kedua Miss Indonesia 2019 asal Sulawesi Utara, Sharon Margriet Sumolang, dalam Diskusi Sejarah Kebangsaan yang diadakan Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT), di Rumah Bersama Pelayan Rakyat, Rabu (28/8/2019). Sharon tampil sebagai pembicara mewakili generasi milenial, menurutnya generasi sekarang itu mempunyai cara yang unik untuk menghargai sejarah.
“Kami mungkin generasi yang dianggap cuek akan sejarah. Yang kami dapatkan, sejarah sekedar pengetahuan tentang tempat, tahun, dan tokoh, tidak tentang value. Tapi kami adalah generasi yang kalau sudah addict, kami akan menjadi penyebar yang efektif, kami bisa menjangkau jutaan orang dalam waktu singkat,” papar Sharon.
Dalam diskusi bertema “Menelusuri Jejak Pemikiran Bapak Bangsa” itu, Sharon menyampaikan banyak hal yang menurutnya perlu mendapat perhatian generasi terdahulu.
“Kami butuh wadah-wadah seperti ini, dimana kami boleh mencurahkan isi pikiran kami tentang apa yang dipikirkan oleh generasi terdahulu. Kami punya cara yang unik untuk menghargai sejarah,” imbuh dara cantik berdarah Manado, Padang, dan Jawa ini.
Menurut Sharon, generasi milenial dianggap kurang menyukai hal-hal yang ruwet seperti politik, ekonomi, bahkan sejarah. Padahal stigma yang seperti itu keliru.
“Ketika disandingkan dengan data dan fakta, mohon maaf itu malah kami kurang tertarik. Kami butuh brand new fresh approach untuk memperkenalkan sejarah kepada kami. Kami suka hal-hal yang kreatif yang tidak terlalu kaku,” tambahnya.
Baca Juga:
- Surat-Surat Pendiri Bangsa; Rekaman Pergulatan Politik dan Batin dalam Perjalanan Mencapai Kemerdekaan
- Tanamkan Nilai-nilai Kebangsaan, KAPT dan MAPPAN Gelar Rangkaian Kegiatan di Wilayah Pelosok Cianjur Selatan
- KAPT: Kecepatannya Sulit Dibendung, Butuh Pemotongan Logistik Jaringan Radikalisme
Munir
BERITA
Pembangunan Tidak Merata di Banten, Maruf: Dahnil Gak Tau Apa-apa
Serang – Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Maruf Amin, seusai memberikan pidato kebangsaannya di acara Silaturahmi Akbar Banten Bersatu untuk Indonesia, pada Minggu (3/3/2019), di Kota Serang, menepis tudingan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjutak terkait pembangunan yang tidak merata di Pandeglang, Banten.
Berikut kutipan wawancara Maruf Amin dengan Fauzan dari Fakta.News bersama para wartawan yang menghadiri acara tersebut.
Terkait cuitan Dahnil yang menyebut bahwa pembangunan di Banten tidak merata, khususnya di Pandeglang, benarkah tudingan itu?
Dahnil tidak memahami wilayah Banten. Padahal Pemerintah saat ini tengah melakukan pembangunan di wilayah Pandeglang.
Dia gak tau apa-apa. Dia bukan orang Banten
Apa saja yang tengah pemerintah bangun di Kabupaten Pandeglang?
Ada tol Serang-Panimbang, program KIP, Program Keluarga Harapan dan masih banyak lagi,” imbuhnya.
Jadi belum selesai semuanya kyai?
Sebagai putra daerah Banten tentu saya mengetahui jika pembangunan di Banten secara keseluruhan telah berjalan secara bertahap. Tentunya butuh waktu, step by step. Insya Allah semuanya akan tepat waktu.
Baca juga:
- KH Maruf Amin Hadiri Silaturhami Akbar Banten Bersatu untuk Indonesia
- Ma’ruf Amin: Pilpres 2019 ini, Banyak Ulama Banten Lebih Pilih 01
- Buka Jalan Sehat Bersama Warga Tangsel, Kiai Maruf Tegaskan Indonesia Pasti Jaya dan Hebat
Pesan pak kyai terhadap warga Banten seperti apa Pak Kyai?
Warga Banten agar menjaga NKRI, karen wilayah Banten ini adalah baagian dari sejarah perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan.
Saya tadi meminta agar warga Banten membela Indonesia lahir dan batin. Perbanyak solawat agar negeri ini tenteram. Karena Banten juga bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banten akan mengawal NKRI sampai akhir zaman.
BERITA
Semua Koperasi Yang Miliki Dana Bergulir Harus Berbasis Digital
Jakarta – Program penyaluran dana bergulir di Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) hingga akhir 2018 masih belum memenuhi target. Meski begitu, sisa dana sebagai modal bagi pelaku koperasi dan UMKM di Indonesia ini akan tetap disalurkan pada tahun 2019.
Direktur Utama LPDB KUMKM, Braman Setyo mengatakan, dari total Rp1,2 triliun penyaluran dan bergulir hingga akhir 2018 baru tersalurkan sebesar 80%. Sementara sisanya, yakni sekitar Rp200 miliar akan disalurkan pada 2019 ini. “Kami bukan seperti di kementerian atau lembaga. Desember berhenti, kita tidak berhenti. Berjalan terus sampai tahun selanjutnya,” ujarnya kepada akhir Desember lalu.
Baca juga:
- Kontribusi Sektor Ekonomi Kreatif Terhadap PDB Sangat Besar
- Tingkat Pengangguran Kita Terus Menurun
- Inflasi Desember 2018 Sebesar 0,62 Persen Picu Pergerakan Rupiah
Setyo pun mengaku optimis, bahwa dana bergulir KUMKM ini akan tersalurkan semuanya. Sebab, saat ini ada sebanyak 41 dokumen pengajuan dalam proses yang berpotensi lolos. Ke-41 proposal tersebut telah memasuki pengkajian tahap dua. “Bahkan, beberapa telah masuk analisis yuridis maupun manajemen risiko untuk kemudian ke tahap komite,” ujarnya.
Ia menjelaskan, angka 41 proposal tersebut terbagi untuk penyaluran melalui skema konvensional. Sebanyak 26 proposal dengan jumlah plafond pengajuan Rp846 miliar dan melalui skema syariah sebanyak 15 proposal dengan jumlah plafond pengajuan Rp342 miliar. Artinya, ada tambahan potensi penyaluran hingga Rp1,18 triliun.