Connect with us

Ribuan Muda-mudi Katolik se-Asia Meriahkan Asian Youth Day

Perwakilan pemuda dari delegasi keuskupan PakistanDok. AYD

Yogyakarta – Ribuan othok-othok mengiringi pembukaan Asian Youth Day (AYD ) ke-7 yang diadakan di Yogyakarta, pekan lalu. Riuh suaranya menggugah semangat. Sukacita tumpah ruah. Haru biru pun tak kuasa terbendung. Semua menjadi satu, mewarnai wajah-wajah penuh bangga dan syukur. “Joyful…joyful…joyful…” demikian seruan seluruh peserta, menyambut ajakan Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, usai berpidato.

Sulit rasanya untuk tak larut dalam suasana bahagia di Hall Utama Jogja Expo Center. Bagaimana tidak, sebanyak 2.140 pemuda Katolik se-Asia berkumpul dalam satu ruangan. Mereka berbagi tawa, berbagi rasa, dan berbagi kabar gembira atas semua nikmat tiada tara yang dirasakan di Jogja. Tanpa jeda, gaduh iringan suara othok-othok yang diputar searah jarum jam seakan mengisyaratakan inilah waktunya pemuda yang bersuara.

Asian Youth Day atau Hari Orang Muda (Katolik) Asia merupakan perjumpaan orang muda Katolik (OMK) sebenua Asia yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Setelah Thailand, Taiwan, India, Hong Kong, Filipina, dan Korea, kali ini giliran Indonesia yang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah. Digagas OMK se-Asia, acara ini pun masuk dalam agenda Federasi Konferensi Uskup-uskup se-Asia (FABC) di bawah kantor komisi keluarga dan kerawam bagian kepemudaan. Penyelenggaraannya sendiri diadakan selama 5 hari (2-6 Agustus) di Yogyakarta dan didukung penuh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Berbagai kegiatan dilakukan di acara ini—yang dibagi menjadi 3 bagian besar seperti Day in the Dioceses (DID), Days in AYD’s Venue, dan Asian Youth Ministers Meeting (AYMM). Selain itu, mulai dari seminar, diskusi bersama, tur ke-25 titik wisata religi, hingga festival yang menyuguhkan pertunjukkan seni para perwakilan keuskupan dari masing-masing negara turut memeriahkan acara ini. AYD ketujuh kali ini pun terlihat begitu megah lantaran diikuti 1.198 pemuda dalam negeri dan 942 pemuda luar negeri.

Menariknya lagi, dalam lima hari tersebut diadakan juga misa ekaristi terbesar yang pernah dilakukan di Yogyakarta. Tengok saja, sekurangnya dalam setiap misa tersebut ada 1.889 layperson (1.075 dalam negeri/814 luar negeri); 158 imam (78/80); 12 bruder (4/8), 29 suster (9/20), 52 uskup (31/21), dan 6 kardinal (dari 6 negara) yang memimpin ekaristi. Termasuk juga Kardinal Patrick d’Rozario, C.S.C yang diiringi konselebran yaitu Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Ketua Komisi Kepemudaan KWI, dan sejumlah petinggi gereja lainnya.

Bahkan pada hari pertama, ratusan pemuda dengan pakaian adat masing-masing suku yang ada di negara masing-masing juga ikut masuk dalam barisan pemimpin misa, sehingga menciptakan barisan yang sangat panjang. Tak ayal, banyak peserta yang akhirnya tak kuasa menahan diri untuk mengabadikan momen bersejarah itu.

Belum cukup sampai di situ, dalam festival seni yang digelar sepanjang penyelenggaraan pun turut menambah warna AYD tahun ini. Pasalnya, hampir semua keuskupan dari berbagai negara saling unjuk kebolehan ciri khas seni dan budayanya masing-masing. Ditampilkan secara medley, peserta termasuk pejabat-pejabat negara dan para jurnalis yang datang dibuat merinding menyaksikan betapa kaya dan berwarnanya budaya Asia. Tak cuma berbagai pertunjukkan seni dari Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, tapi juga dari Korea, Jepang, Cina, India, bahkan Pakistan dan dari region Asia Selatan serta Asia Barat lainnya.

Pada pembukaan yang dilangsungkan semalam, hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim dan Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam pidatonya, mereka menyerukan bahwa di sinilah peserta dari berbagai wilayah di Asia berkumpul secara serempak untuk pertama kalinya untuk merayakan perbedaan satu sama lain, berbagi cerita atas sukacita, dan utamanya, membangun jaringan.

W. Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya