Connect with us

RNI Bakal Investasi Rp3 Triliun untuk Tiga Usaha di NTB

Ilustrasi gula(Foto: Jibi)

Mataram – PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dikatakan akan berinvestasi sebesar Rp3 triliun untuk mengembangkan bisnis tiga jenis usaha di Nusa Tenggara Barat. Tiga jenis usaha yang dikembangkan perusahaan BUMN tersebut meliputi pembangunan pabrik gula pasir, pakan ternak berbahan baku jagung, dan penggilingan beras.

“Kami sudah bertemu dengan perwakilan RNI,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Husnul Fauzi, di Mataram, Jumat (2/3) kemarin.

Menurutnya, RNI tertarik berinvestasi di sektor pertanian dan perkebunan karena melihat potensi produksi tanaman pangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, potensi lahan perkebunan di NTB pun relatif luas.

Masih kata Husnul, RNI pun sudah menjajaki pembangunan pabrik gula pasir dengan lokasi yang cocok di Kabupaten Sumbawa. Luasnya lahan kering yang cocok untuk tanaman perkebunan jenis tebu jadi pertimbangannya.

RNI sudah melakukan penjajakan data terkait lahan untuk penanaman tebu sebagai bahan baku gula pasir. Ada tiga skema yang bisa dilakukan, yakni lahan dengan status hak guna usaha (HGU), lahan hak milik, dan pola kemitraan dengan petani pemilik lahan.

“Informasinya RNI berani menyiapkan dana investasi sebesar Rp1,4 triliun. Hampir menyamai PT Sukses Mantap Sejahtera di Kabupaten Dompu yang juga memproduksi gula pasir,” ungkapnya.

Baca juga: Minat Tanam Modal, 11 Investor AS Pertanyakan Regulasi Investasi di NTB

Sedangkan untuk pabrik pakan, lanjut Husnul, tengah dijajaki pembangunannya di Kabupaten Sumbawa (Pulau Sumbawa), dan di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Kedua lokasi tersebut dijajaki karena mempertimbangkan sebagai sentra produksi jagung dan jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan.

RNI pun disebut berminat membangun pabrik pakan karena mempertimbangkan NTB mampu memproduksi jagung hingga 1 juta ton dan terus meningkat setiap tahun. “Investasi yang disiapkan untuk membangun pabrik pakan ternak berbahan baku jagung sebesar Rp1 triliun,” kata Husnul.

Di samping itu, RNI juga telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp500 miliar untuk membangun rice milling unit (RMU) atau mesin penggilingan beras dengan skala besar. Lokasinya nanti kemungkinan Kabupaten Lombok Tengah karena dinilai merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di NTB.

Husnul menambahkan dalam menjalankan bisnisnya, RNI berencana bermitra dengan para pemilik mesin penggilingan padi di NTB. Sekurangnya, ada sekitar 3800 pelaku usaha yang terdaftar, walau operasionalnya tidak maksimal.

Nah, dengan pola kemitraan, imbuhnya, akan menguntungkan pengusaha lokal. Padi dan beras NTB juga tidak akan banyak ke luar daerah untuk diolah menjadi beras kualitas premium. “RNI mau berinvestasi untuk mengolah beras menjadi kualitas premium. Jadi beras NTB tidak akan banyak keluar karena pengusaha lokal bisa bermitra dengan BUMN itu,” katanya.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya