Kabar Duka, Ferry Mursyidan Baldan Meninggal Dunia
Jakarta – Innalillahi wainnailaihi raji’un. Kabar duka datang dari mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan. Ferry dikabarkan meninggal dunia hari ini Jumat 2 Desember 2022.
Kabar itu disampaikan oleh Mantan Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid.
“Innalillahi wainnailaihi raji’un. Telah berpulang ke rahmatullah Kanda Ferry Mursyidan Baldan (Ketum PB HMI 1990-1992), pada hari ini di Jakarta. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Semoga diampuni segala dosa-dosanya,” tulis Arief Rosyid di akun Instagram-nya seperti dilihat redaksi, Jumat (2/12/2022).
Kabar meninggalnya Ferry juga disampaikan Ulin Yusron yang diunggah diakun Twitternya @ulinyusron yang dikutip redaksi. Berikut cuitannya:
Innalillahi wainnailaihi raji’un.
Telah berpulang ke rahmatullah sahabat kita, Bang Ferry Mursyidan Baldan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Semoga diampuni segala dosa2nya. Rumah duka: Jln Anggrek Cendrawasih IX No.24, Slipi, Jakarta
Di WhattsApp Group (WAG) Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) PALAWA Universitas Padjadjaran (Unpad) juga, mengabarkan info duka tersebut. Ferry Mursyidan Baldan juga merupakan Anggota Kehormatan PMPA Unpad.
“Innalillahi wainnailaihi raji’un. Telah berpulang kerahmatullah sahabat kita/Kanda/Kang Ferry Mursyidan Baldan, pada hari ini Jum’at di Jakarta. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Semoga diampuni segala dosa-dosanya. Rumah duka: Jln Anggrek Cendrawasih IX No.24, Slipi, Jakarta,” sebut kabar duka tersebut.
Diketahui, Ferry lahir di Jakarta, 16 Juni 1961 dari pasangan Baldan Nyak Opin Arif dan Syarifah Fatimah. Bapak ibunya orang Aceh yang lama tinggal di Bandung. Ferry anak ke dua dari empat bersaudara.
Sejak kecil, Ferry menamatkan sekolah dasarnya hingga menengah atas di Jakarta. Saat itu dia punya cita-cita ingin menjadi pilot. Alasannya agar bisa keliling dunia. Cita-citanya kandas karena dia berkacamata.
Setelah lulus SMA, Ferry melanjutkan studi di Falkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Bandung dan lulus pada usia 27 tahun. Sejak kuliah Ferry terbilang aktif di organisasi mahasiswa, seperti di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Puncaknya dia menjadi Ketua Umum PB HMI periode 1990-1992.
Setelah lulus kuliah, Ferry menjadi peneliti di Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES), Bandung. Karier politiknya mulai terlihat saat dia terpilih menjadi Anggota MPR RI pada usia 31 tahun mewakili utusan golangan pemuda pada periode 1992-1997.
Sejak itu dia mulai aktif di organisasi kemasyarakatan dan partai politik. Pada pemilu 1997, dia terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar. Dia kembali terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 1999-2004 dan 2004-2009.
Setelah tidak menjadi anggota dewan, pada tahun 2010, Ferry ikut aktif mendirikan organisasi nasional demokrat (Nasdem). Jelang pemilu 2014, ormas Nasdem berganti kelamin menjadi partai politik.
Bersamaan dengan itu, Ferry juga ikut pindah partai dari Golkar ke Nasdem, partai bentukan Surya Paloh. Sejak itu pula ia terlibat aktif sebagai motor dan think tank Partai Nasdem.
Pada Pilpres 2014, Partai Nasdem salah satu partai pengusung calon presiden Jokowi. Hasilnya, presiden terpilih Jokowi meminta Ferry Mursidan Baldan untuk menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional 2014-2019. Ferry menjadi orang pertama di kementerian baru yang dibentuk kabinet Joko Widodo ini. Dua tahun berjalan, 27 Juli 2016, Ferry terkena reshuffle kabinet dan digantikan Sofyan Djalil.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.