Connect with us

Presiden Jokowi Serahkan Bonus Bagi Atlet Peraih Medali SEA Games Ke-31 Vietnam

Presiden Joko Widodo menyerahkan bonus apresiasi bagi atlet SEA Games ke-31 Vietnam, di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 13 Juni 2022. Foto: BPMI Setpres/Lukas

Jakarta – Presiden Joko Widodo menerima sekaligus memberikan bonus dan apresiasi kepada para atlet SEA Games ke-31 Vietnam, di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 13 Juni 2022. Presiden Jokowi mengaku bangga atas raihan medali yang berhasil dibawa pulang oleh para atlet ke Tanah Air.

“Dari 499 atlet, 408 memperoleh medali. Artinya, 82 persen atlet yang kita kirimkan ini membawa medali pulang ke Tanah Air,” ujar Presiden.

Presiden kemudian menuturkan pentingnya membangun ekosistem olahraga dengan kerja fokus untuk memberikan hasil yang lebih baik. Menurutnya, meski jumlah atlet yang dikirimkan tidak sebanyak pada gelaran SEA Games sebelumnya, tetapi hasil yang diperoleh pada tahun ini meningkat.

“Kalau kita lihat, seperti yang saya sampaikan yang lalu sebelum berangkat, 2015 kita peringkat ke-5, 2017 peringkat ke-5, 2019 peringkat ke-4, dan sekarang kita masuk peringkat ke-3 meskipun kita hanya mengirimkan 499 atlet,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyerahkan bonus dan apresiasi kepada para atlet, pelatih, dan asisten pelatih yang telah mengharumkan nama Indonesia. “Para atlet yang kita berikan kurang lebih Rp130,5 miliar, kemudian untuk pelatih dan asisten pelatih Rp32 miliar, sebuah angka yang juga tidak sedikit,” tambahnya.

Adapun bonus dan apresiasi secara simbolis diberikan Presiden kepada para perwakilan atlet peraih medali dari 9 cabang olahraga yaitu:

  1. Ihram, peraih medali emas tunggal cabang olahraga dayung mendapatkan bonus sebesar Rp500 juta;
  2. Riau Ega, peraih medali emas ganda cabang olahraga panahan mendapatkan bonus sebesar Rp400 juta;
  3. Derrick Michael Xzavierro, peraih medali emas beregu cabang olahraga bola basket mendapatkan bonus sebesar Rp350 juta;
  4. Ceyco Georgia Zefanya, peraih medali perak tunggal cabang olahraga karate mendapatkan bonus sebesar Rp300 juta;
  5. Susanto Megaranto, peraih medali perak ganda cabang olahraga catur mendapatkan bonus sebesar Rp240 juta;
  6. Dhita Juliana, peraih medali perak beregu cabang olahraga voli pantai mendapatkan bonus sebesar Rp210 juta;
  7. Azzahra Permatahani, peraih medali perunggu tunggal cabang olahraga renang mendapatkan bonus sebesar Rp150 juta;
  8. Raudani Fitra, peraih medali perunggu ganda cabang olahraga kano mendapatkan bonus sebesar Rp120 juta; dan
  9. Gian Kurnadi, peraih medali perunggu beregu cabang olahraga esport mendapatkan bonus sebesar Rp105 juta.

Sebagai penutup, Presiden berharap prestasi para atlet yang berlaga di SEA Games ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi para atlet lain untuk terus berjuang dalam mengharumkan nama bangsa dan negara.

“Semoga ini memberikan inspirasi, memberikan motivasi, kepada atlet-atlet yang lain untuk nantinya di ajang internasional apapun bisa mengharumkan nama bangsa dan negara,” tandasnya.

Untuk diketahui, pada gelaran SEA Games ke-31 Vietnam, kontingen Indonesia berhasil meraih 69 medali emas, 91 medali perak, dan 81 medali perunggu. Dengan raihan tersebut kontingen Indonesia berada di peringkat ketiga perolehan medali, di bawah tuan rumah Vietnam di posisi pertama dan Thailand di posisi kedua.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

Hadir pula Ketua KOI Raja Sapta Oktohari, Chef de Mission (CdM) Ferry Kono, dan Wakil CdM Ade Lukman.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya