Pertamina Luncurkan My Pertamina Loyalty Program dan Bright Package
Jakarta – Sejak peringatan HUT PT Pertamina (Persero) yang ke-60, perusahan plat merah ini rasanya tak ada henti-hentinya melakukan terobosan-terobosan baru, terutama untuk pelayanan konsumen. Kini Pertamina kembali melakukan peluncuran My Pertamina Loyalty Program dan jasa layanan pengantaran Bright Package. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk senantiasa meningkatkan mutu kualitas layanan dalam menyambut era digital.
Peluncuran My Pertamina Loyalty Program dan Bright Package dilakukan pada acara Pertamina Commitment Exhibition Fuelling Indonesia’s Digital Future Rabu (20/12) di SPBU Pertamina 31.126.01, Jalan Raya Lenteng Agung Timur, No. 8 Jakarta.
My Pertamina Loyalty Program merupakan inisiatif Pertamina dalam meningkatkan pelayanan pelanggan, melalui digitalisasi marketing. Pertamina berupaya merangkul konsumen loyal Pertamina supaya bisa bertransaksi lebih mudah, nyaman dan aman.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, My Pertamina Loyalty Program menjadi salah satu pelopor kombinasi loyalty program dan cashless payment dalam bentuk aplikasi dan kartu yang terintegrasi.
“Aplikasi ini telah tersedia di Play Store dan App Store yang berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan point dan reward dari pembelian produk Pertamina,” kata Adiatma melalui siaran persnya yang diterima Fakta.news, Rabu (20/12).
Saat ini, My Pertamina Loyalty Card bisa digunakan di 60 titik SPBU yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, dan akan terus berkembang ke SPBU lainnya.
Nah, untuk mengikuti program My Pertamina sendiri, pelanggan terlebih dahulu harus melakukan registrasi melalui aplikasi tersebut. Selain itu, My Pertamina juga dapat digunakan sebagai uang elektronik yang dapat ditop-up secara online dari berbagai bank tanpa melalui proses tapping kartu.
Layanan Pengiriman Bright Package
Sementara itu, untuk program Bright Package, Pertamina melalui anak usahanya, yakni PT Pertamina Retail bekerjasama dengan BP Corporation (PT Bangun Persada Ekspresindo) dan PCP Express (Priority, Cargo & Package). Layanan ekspedisi Bright Package dengan inovasi, keunggulan, dan keuntungan untuk para konsumen setianya.
“Hal ini dilakukan karena Pertamina menyadari bahwa setiap orang yang memiliki lifestyle berbelanja online tentu menginginkan layanan pengiriman terbaik dengan mudah, cepat, serta hemat,” ujar Adiatma.
Bright Package memiliki layanan pengiriman terlengkap dengan konsep yang sangat Indonesia, setiap layanan yang dimiliki oleh Bright Package pun unik, yaitu Sarini (Sampai hari Ini), Putra (Paket Ngebut Layanan Ekstra), Sehati (Sehari Tiba), Hemat (Harga Ekonomis Tepat Waktu), Pakde (Paket Gede), dan Pinang (Pindahan Barang). Saat ini Bright Package sudah tersedia di SPBU S. Parman, dan akan berkembang ke SPBU Pertamina lainnya.
Pertamina, dengan semangat untuk membangun Indonesia yang lebih maju, Bright Package bekerjasama dengan SMK BISA HEBAT untuk memberikan kesempatan magang di Bright Package bagi para siswa/siswi terpilih.
“Diharapkan Bright Package mampu menjadi wadah bagi para siswa/i SMK yang ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman sebelum memasuki jenjang karirnya dengan berbagai pelatihan yang diberikan,” ungkapnya.
Adiatma mengaku, seluruh inovasi yang diperkenalkan itu, sejalan dengan visi Pertamina yaitu menjadi “Perusahaan Energy Kelas Dunia” yang lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup serta kesehatan masyarakat sekaligus memaksimalkan teknologi digital dalam memenangkan persaingan di masa kini dan mendatang.
Nyong Syarief
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.