Connect with us

Terangi Warga Belum Berlistrik, Kementerian ESDM Hadirkan SPEL dan APDAL di Pedalaman Papua dan Papua Barat

Jakarta – Malam di Kampung Coisi, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Provinsi Papua Barat, kini berbeda dari malam-malam sebelumnya. Malam yang dulunya gelap gulita kini terang berkat hadirnya APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik) di rumah warga dan SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik) yang memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya sebagai sumber energinya.

Kampung Coisi adalah salah satu dari 37 desa di Papua dan Papua Barat yang menerima bantuan APDAL dan SPEL, program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bersama PT PLN (Persero), menerangi desa-desa yang belum terjangkau jaringan listrik.

Total paket APDAL yang dipasang di Provinsi Papua dan Papua Barat adalah 12.586 unit, termasuk 94 unit yang dibagikan bagi warga Kampung Coisi dan Kampung Bima. Sementara untuk SPEL, ada tiga titik yang disiapkan memenuhi kebutuhan pengisian daya warga kedua kampung tersebut.

“Pada pertengahan tahun 2020, Bapak Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian ESDM dan PLN untuk melistriki 433 desa yang belum berlistrik di seluruh Indonesia, dimana 102 desa diantaranya berada di Provinsi Papua Barat, termasuk Kampung Coisi. Untuk melistriki desa-desa tersebut, dilakukan perluasan jaringan listrik, pembangunan PLTS maupun pembangkit EBT lainnya, serta pemasangan SPEL dan APDAL,” ujar Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, pada acara Launching dan Sosialisasi Program SPEL dan APDAL yang dipusatkan di Kampung Coisi, Kabupaten Pegaf, dalam siaran pers Senin (6/11).

Dadan menjelaskan, paket APDAL ini terdiri dari dua alat utama yaitu APDAL dan IRAS. APDAL adalah sejenis baterai yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dengan kapasitas 500 Wh yang nantinya akan disambungkan dengan IRAS (Instalasi Rumah Arus Searah). IRAS terdiri dari 3 buah lampu LED dan 1 MCB, sedangkan pada APDAL juga disediakan stop kontak yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik seperti kipas angin atau TV LED.

Untuk mengisi daya di APDAL, PLN membangun Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) yang juga dilengkapi dengan lampu untuk penerangan jalan.

Paket APDAL ini akan diberikan oleh Pemerintah secara gratis dan tidak untuk diperjualbelikan. “Untuk itu kami berharap agar dapat dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama,” pesan Dadan.

“Terkait pengelolaan APDAL dan SPEL ini, kami juga telah menugaskan 2 orang anak muda yang kami namakan Patriot Energi untuk mendampingi Bapak/Ibu selama 1 tahun ke depan, melakukan inventarisasi potensi energi baru terbarukan yang siap dikembangkan di wilayah ini,” lanjut Dadan.

Pada kesempatan tersebut Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat Kabupaten Arfak. “Terima kasih kepada Pemerintah Pusat. Sebelumnya di beberapa kampung kami jam enam sudah gelap, tidak ada aktivitas lagi. Tapi sekarang malam bisa aktifitas karena ada lampu,” ujarnya.

Sebelum ada APDAL dan SPEL, warga Kampung Coisi dan Kampung Bima mendapatkan penerangan dari obor (minyak tanah) maupun genset diesel/bensin yang harganya Rp140.000 hingga Rp200.000.

Sementara itu, EVP Perencanaan dan Pengendalian Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Erman Priyono Wasito Adi pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa di wilayah Papua dan Papua Barat dengan geografi wilayah yang susah dijangkau, akan secara bertahap desa-desa yang belum menikmati listrik dipetakan potensi sumber energinya terutama energi baru terbarukan sehingga lambat laun akan dapat menikmati listrik secara merata.

Untuk diketahui, paket APDAL mempunyai garansi selama 5 (lima) tahun. Badan usaha yang ditetapkan sebagai pelaksana pengadaan APDAL akan menyediakan service center yang akan melayani perbaikan Paket APDAL selama 5 (lima) tahun. Lokasi service center wilayah Papua Barat untuk alokasi APDAL dari tahun 2021 s.d. 2022 sebanyak 1.415 unit, sebanyak 2 (dua) titik service center, yaitu di Manokwari dan Sorong.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Oleh

Fakta News
Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat. Foto: DPR RI

Jakarta – Wacana kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan baru yang mengancam kesejahteraan ekonomi mereka. Hal tersebut pun lantas menuai sorotan dari Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat.

“Kenaikan tarif KRL Jabodetabek akan memberikan dampak yang signifikan. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Kenaikan tarif bisa memperberat beban ekonomi mereka. Dan Ini juga dapat mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar,” ujar Toriq dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Senin (29/4/2024).

Politisi Fraksi PKS tersebut menegaskan bahwa kenaikan tarif tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat, terutama masa pasca pandemi dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya. Dalam beberapa bulan terakhir, harga-harga bahan pokok terus melonjak secara dramatis.

“Kami tahu betul paska pandemi masyarakat terpaksa mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kenaikan tarif hanya akan menambah beban ekonomi mereka. Terutama mereka yang bergantung pada angkutan publik ini setiap hari,” tandasnya.

Terkait hal itu, Toriq menegaskan akan berupaya keras menyerukan kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator agar mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Serta, kemudian meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini dan mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini. Dan memastikan bahwa keputusan terkait tarif transportasi publik nantinya harus ada partisipasi aktif dari publik dan memperhitungkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh” tutup Toriq.

Sebagaimana diketahui, PT KAI Commuter (KCI) telah mengusulkan kenaikan tarif KRL Jabodetabek yang belum berubah sejak 2016. Saat ini usulan tersebut masih dibahas Pemerintah. Direktur Operasi dan Pemasaran KCI Broer Rizal mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan Pemerintah untuk menaikkan tarif KRL Jabodetabek.

Pasalnya, ketentuan tarif KRL Jabodetabek merupakan kewenangan Kemenhub selaku regulator. “Itu kebijakan dari Pemerintah ya. Kalau kami hanya eksekutor untuk melaksanakan apa yang menjadi keputusan Pemerintah. Usulan dan pembahasannya sudah dilakukan di Kemenhub,” ujarnya saat konferensi pers Angkutan Lebaran 2024 di Jakarta, Selasa lalu (24/4).

Baca Selengkapnya

BERITA

Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang

Oleh

Fakta News
Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang
Anggota DPR RI Sukamta. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota DPR RI dari Dapil Provinsi DIY Sukamta menilai Kota Yogyakarta perlu menyiapkan peta jalan (roadmap) untuk penanganan sampah jangka panjang yang menyangkut peningkatkan kasadaran masyarakat. Edukasi secara terus menerus harus dilakukan baik di sekolah, rumah tangga, dan masyarakat.

Tak hanya itu peraturan yang kuat untuk pengurangan sampah juga sangat dibutuhkan. Sukamta mencontohkan perlunya kebijakan kantong plastik berbayar atau larangan penggunaaan kantong belanja plastik sekali pakai. Adapun jangka pendeknya saat ini bisa dengan optimalisasi penampungan di TPST Piyungan.

“Kalau saya dengar, TPST ini kalau ada alat dan SDM yang memamadai masih bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sementara waktu hingga 200-300 ton per hari. Pemkot bisa komunikasikan hal ini dengan Pemda DIY. Rencana optimalisasi 3 TPS 3R di Nitikan, Karangmiri dan Kranon bisa segera direalisasi, meski daya tampung 3 TPS ini masih terbatas,” kata Sukamta sebagaimana keterangan kepada media, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Di sisi lain, Politisi Fraksi PKS ini, menilai di level provinsi, di area perkotaan saat ini masih sering ditemukan sampah di jalan maupun tempat penampungan yang penuh. Menurutnya, Pemerintah perlu memberikan honor kepada para petugas pengambil sampah sebagai salah satu upaya mencegah buang sampah sembarangan.

“Menurut kami perlu ada stimulan atau honor untuk para petugas pengambil sampah rumah tangga, di level RT, RW dan kampung. Ini supaya masyarakat tidak buang sembarangan,” kata Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Sukamta meyakini dengan adanya dana stimulan atau honor tersebut maka para petugas pengambil sampah akan menjalankan tugasnya dengan baik khususnya pengambilan sampah dengan sistem terpilah. “Selama ini warga sudah diminta memilah, akan tetapi (saat) di  (tempat) pembuangan dicampur lagi. Ini perlu jadi perhatian, sehingga perlu ada petugas khusus memilah,” ujarnya.

Sukamta menegaskan dirinya banyak mendapatkan aspirasi dari masyarakat terkait penanganan sampah di Jogja. Hal ini kembali mencuat setelah rencana penutupan TPST secara permanen, sehingga banyak ditemukan sampah di pinggir jalan, salah satunya di perbatasan antara Kota Jogja dengan Bantul atau sebelah utara Gembira Loka.

Baca Selengkapnya

BERITA

Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah

Oleh

Fakta News
Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk meredam konflik yang ada di Timur Tengah, salah satu caranya melalui jalur diplomasi.

“Pemerintah perlu mengambil pendekatan diplomasi yang kuat dengan mempromosikan perdamaian dan menekankan pentingnya dialog multilateral,” kata Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini dalam keterangan kepada media, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Menurut Helmy, konflik tersebut harus diredam lantaran dampaknya sangat berpengaruh ke Indonesia, salah satunya dari segi perekonomian. “Stabilitas perekonomian Indonesia bisa terganggu lantaran terjadi fluktuasi harga minyak dan gangguan dari segi perdagangan,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Jika kondisi ini dibiarkan, dia meyakini masyarakat akan merasakan dampak langsung lantaran tercekik harga kebutuhan pokok yang melambung. “Dengan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan keamanan domestik, dan memperkuat resiliensi ekonomi, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari konflik di Timur Tengah,” kata Helmy.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI Muhamad Farhan menjelaskan dampak dari konflik di Timur Tengah yang harus diwaspadai Indonesia.

Beberapa di antaranya terhambatnya impor minyak mentah dan bahan pangan dasar seperti beras, kedelai, dan gandum, jika perairan Teluk Persia, Hormuz dan Suez terganggu akibat dampak konflik itu. “Sebab akan mempengaruhi arus masuk kebutuhan pokok, akibatnya harga akan naik dan inflasi tinggi,” kata Farhan.

Maka dari itu, kata dia, Indonesia juga perlu melakukan antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi guna menghindari harga pangan yang tinggi.

Di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023, kata Farhan, kawasan Timur Tengah semakin memanas akibat eskalasi perseteruan antara Iran dan Israel.

Permusuhan terbaru antara kedua musuh bebuyutan tersebut dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran menuding Israel bertanggung jawab atas serangan fatal terhadap fasilitas diplomatiknya yang menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada 13 April. Israel mengklaim serangan itu berhasil digagalkan dan hanya menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah pangkalan militernya.

Baca Selengkapnya