Mahfud MD Pastikan TNI-Polri Siap Amankan Pelaksanaan Presidensi G20 2022
Jakarta – Indonesia akan memulai Presidensi G20 sejak tanggal 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan TNI dan Polri untuk memastikan keamanan pelaksanaan G20 Tahun 2022 tersebut.
“TNI dan Polri sudah kami siapkan untuk mengamankan pelaksanaan Presidensi G20 tahun 2022, serta sudah bertekad untuk tidak memberikan toleransi atas munculnya ancaman dalam bentuk apapun yang dapat merusak citra dan kehormatan bangsa Indonesia,” ujar Mahfud, dalam Keterangan Pers Bersama mengenai Presidensi Indonesia di G20 Tahun 2022, Selasa (14/09/2021) malam, secara virtual.
Menko Polhukam menegaskan, pihaknya menyiapkan prosedur keamanan kegiatan dan delegasi G20 dari seluruh rangkaian, termasuk pertemuan konferensi tingkat tinggi, pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral, pertemuan tingkat sherpa, pertemuan tingkat deputi, pertemuan tingkat working group, dan pertemuan tingkat engagement group.
“Prosedur keamanan akan merujuk SOP dan penegasan Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN karena menyangkut keamanan para kepala negara, menyangkut martabat negara, akan kita lakukan dengan serius dan penuh kewaspadaan. Di lapangan, pengamanan akan kita lakukan dengan tegas namun tetap ramah,” ujarnya.
Lebih lanjut Menko Polhukam menyampaikan, pihaknya juga terus melakukan persiapan logistik dan infrastruktur terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut, mulai dari penyiapan standar layanan acara, protokol, konsuler, akomodasi, logistik, transportasi, hingga venue bagi rangkaian acara presidensi. Terkait bidang Komunikasi dan Media, juga telah dilakukan persiapan yang mencakup penyiapan komunikasi dengan media, pemilihan tema besar untuk Presidensi Indonesia, serta persiapan sistem aplikasi untuk track and trace dalam upaya untuk mengontrol penyebaran COVID-19.
“Selain itu juga, kami telah menyiapkan serangkaian strategi dan kegiatan komunikasi agar publik memahami makna peran dan manfaat yang diperoleh Indonesia selama presidensi dan KTT G20, serta meraih simpati dan dukungan internasional,” ungkap Mahfud.
Sedangkan untuk pemenuhan standar layanan acara (SLA), Mahfud menyampaikan bahwa pihaknya antara lain akan menyediakan fasilitas kesehatan tipe A, penerbangan dari negara anggota G20 setiap hari, penerbangan kelas bisnis, fasilitas VIP di bandar udara, layanan kendaraan VIP, fasilitas hotel bintang 5 bersertifikat CHSE, dan tersedianya jaringan internet dan dukungan teknologi informasi.
Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia juga akan menyiapkan tempat pertemuan yang terdiri dari ruang sidang dengan luas minimal 900 meter persegi beserta ruang pendukung seperti dining room, sekretariat, ruang eksibisi, pusat informasi, dan lain-lain.
Untuk side event, akan dipersiapkan langkah-langkah untuk mengoordinasikan kegiatan di luar acara pokok, mengambil manfaat dari penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, dan menyinergikannya dengan potensi industri dan perdagangan yang dimiliki oleh Indonesia.
“Panitia Nasional akan menggelar sejumlah agenda side events berupa pameran, gelar budaya, promosi produk dalam negeri, dan sejenisnya selama rangkaian presidensi dan KTT G20 di beberapa lokasi, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Mahfud.
Lebih lanjut, Menko Polhukam juga menegaskan bahwa asesmen kondisi COVID-19 di lokasi penyelenggaraan acara akan terjaga dengan acuan dua bulan sebelum acara dari aspek level asesmen situasi pandemi.
Asesmen tersebut antara lain mencakup capaian vaksinasi di atas 80 persen, kasus aktif di bawah 50 kasus per 100 ribu penduduk, ketersediaan rumah sakit tipe A, terdapatnya alat isotermal molekuler atau PCR, ruang isolasi minimal 10 persen dari jumlah delegasi, ruang perawatan minimal 10 persen dari jumlah delegasi, dan fasilitas ventilator minimal 2 persen dari jumlah delegasi.
Menutup keterangan persnya, Mahfud meminta dukungan dan partisipasi aktif masyarakat Indonesia dalam menyukseskan penyelenggaraan G20 Tahun 2022.
“Diharapkan masyarakat Indonesia juga ikut berpartisipasi aktif untuk menyukseskan penyelenggaraan G20 Tahun 2022, sehingga para tamu negara dan seluruh delegasi dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman, bukan hanya aman tapi juga nyaman,” ujarnya.
Mahfud menilai, penyelenggaraan Presidensi Indonesia G20 Tahun 2022 akan menentukan citra kehormatan bangsa dan negara di dunia internasional.
“Artinya, harus menjaga reputasi yang sudah kita bangun sejak lama sebagai negara yang sukses menyelenggarakan event internasional, bukan hanya penampilan fisiknya tetapi juga substansinya,” tandas Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara Presidensi G20 Indonesia ini.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.