Gelar Ambassador Award, Dubes Heri Akhmadi Apresiasi Penyelamatan Nelayan Indonesia oleh Awak Kapal Jepang
Jakarta – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggelar acara Ambassador Award untuk mengapresiasi pihak Jepang yang terlibat penyelamatan awal Kapal KM Bandar Nelayan 188. Acara ini dihadiri oleh pejabat-pejabat Jepang, pejabat Indonesia, dan Kapten Kapal ikan Jepang FV Fukuseki Maru 15.
Diketahui, Kapal KM Bandar Nelayan 188 mengalami kecelakaan dan tenggelam di sekitar 650 mil laut sebelah barat Pert, Samudera Hindia dekat Australia, beberapa waktu lalu. Ada 20 WNI yang berada di kapal tersebut. Beruntungnya, awak kapal tersebut berhasil diselamatkan dengan bantuan kapal ikan Jepang FV Fukuseki Maru 15 yang berada dekat lokasi.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyampaikan, kegiatan ini menjadi momentum untuk memperingati tindakan keberanian yang dilakukan awak kapal Jepang dalam menyelamatkan awak kapal Indonesia di lautan Hindia yang jauh dari Tokyo maupun Jakarta.
Heri menyatakan, kehadiran awak kapal Jepang untuk menyelamatkan awak kapal Indonesia menunjukan persaudaraan antara Indonesia dan Jepang yang saling peduli dan saling membantu. Persaudaran itu dilandasi hubungan kuat kedua negara yang terjalin antar rakyatnya.
“Landasan yang paling kuat hubungan dua negara adalah rakyatnya. Karena itu, tidak berlebihan momentum ini adalah satu bentuk kuatnya hubungan antara Indonesia dan Jepang. Tidak hanya ditandai dengan hubungan pemerintah dengan pemerintah, antara perusahaan dengan perusahaan, tapi juga dengan rakyat dengan rakyat,” kata Heri saat memberikan sambutan di Ambassador Award, Rabu 2 Juni 2021.
Heri menyatakan, Indonesia dan Jepang sebagai dua negara maritim besar yang memiliki pengaruh kuat di Indo Pasifik, harus saling bekerja sama di tingkat pemerintah dan memperkuat hubungan baik antar rakyatnya. Menurut Heri, hal itu yang menjadi kunci keberhasilan kedua negara di masa depan.
Heri menyampaikan, acara ini tidak sekadar memperingati keberanian awak kapal Jepang menyelamatkan awak kapal Indonesia. Kegiatan ini juga sekaligus memperkuat hubungan antara rakyat Jepang dan Indonesia yang sudah terjalin dengan baik.
“Esensi acara ini menghormati hubungan kedua bangsa yang di kemudian hari akan lebih erat lagi melakukan kerja sama,” kata Heri.
Heri pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelamatkan awak kapal Indonesia. Dia berharap kerja sama dengan Jepang akan terus berlanjut dan lebih kokoh di masa depan.
“Terimakasih untuk berbagai pihak baik dari Indonesia dan Jepang yang telah menyelamatkan awak kapal Indonesia. Semoga kerja sama ini berlanjut dan akan lebih kokoh lagi di masa mendatang,” pungkasnya.
Pejabat Menteri Luar Negeri Jepang menyampaikan, pihaknya bergerak cepat untuk menyematkan awak kapal KM Bandar Nelayan 188 setelah mendapatkan permohonan penyelamatan. Pemrintah Jepang dari lubuk hati yang paling dalam tulus melakukan penyelamatan meski saat itu cuaca sedang buruk.
Dia pun sangat menghargai pemberian Ambassador Award dari pemerintah Indonesia. Menurutnya, persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Jepang sudah terjalin sangat lama. Penyelamatan awak kapal Indonesia merupakan bentuk pertolongan yang dilakukan dalam keadaan sulit.
“Saya mendoakan persahabatan dan kerja sama kedua negara bisa terus dilakukan dan semakin memperkuat,” katanya.
Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Santo Darmosumarto menyambut baik inisiasi KBRI Tokyo yang mengadakan acara Ambassador Award untuk mengapresiasi pihak Jepang yang terlibat penyelamatan awal Kapal KM Bandar Nelayan 188.
Santo pun mengapresiasi Jepang atas aksi terpuji menyelamatkan awak kapal Indonesia dari bahaya. Dengan penyelamatan itu, seluruh awak kapal Indonesia bisa selamat dan berkumpul bersama keluarga di rumah. Menurut Santo, penyelamatan itu menunjukan kuatnya jalinan persahabatan kedua negara yang sudah terjalin lebih dari 60 tahun.
Dia pun berharap, persahabatan dan kerja sama itu bisa terus terjalin di kemudian hari.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.