Connect with us

Survei Indikator Politik Terbaru: 63,7 Persen Responden Puas Atas Kinerja Jokowi

Jakarta – Lembaga Indikator Politik merilis survei terbaru mengenai kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasil survei menunjukkan sebanyak 63,7% responden puas atas kinerja Jokowi.

Survei Indikator Politik terbaru dilakukan melalui wawancara via telepon pada 13-17 April 2021. Ada 1.200 responden yang dipilih acak menggunakan metode simple random sampling di 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini berada pada 95 persen dengan margin of error penelitian +- 2,9 persen.

Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan tingkat kepuasan publik kepada Jokowi sebanyak 63,7% responden puas. Burhanuddin mengatakan bahwa mayoritas responden masih puas terhadap kinerja Jokowi saat pandemi ini.

“Data April itu menunjukkan 63,7% mengatakan sangat puas atau cukup puas. Yang mengatakan tidak puas atau tidak puas sama sekali 34,4%. Jadi mayoritas masyarakat masih puas terhadap kinerja presiden. Kompas bahkan mencatat kenaikan yang cukup lumayan, kami naik tapi naiknya tipis, tetapi tidak sampai turun 60%,” kata Burhanuddin dalam siaran YouTube Indikator Politik, Selasa (4/5/2021).

Burhanuddin mengatakan, saat pandemi Corona, jarang kepala negara mendapatkan kepuasan di atas 60%. Dia menyebut kepuasan kinerja terhadap Jokowi relatif baik.

“Terkait COVID jarang di dunia negara-negara yang pemimpinnya atau pemerintahannya mendapatkan approval rating di atas 50% dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Indonesia relatif baik approval rating-nya, salah satunya dugaan saya karena memang ada penurunan tingkat ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi secara sistematik dalam satu tahun terakhir,” kata dia.

Indikator politik juga memaparkan hasil survei mengenai kepuasan terhadap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Sebanyak 44,4% responden cukup percaya terhadap kinerja Budi Gunadi dalam menangani pandemi Corona.

“Waktu pertanyaan ini kita tanyakan kepada masa Menkes Pak Terawan, yang percaya atau cukup percaya itu relatif kecil, jadi ada peningkatan kepercayaan publik terhadap Pak Gunadi Sadikin. Mungkin ini dampak reshuffle. Tapi saya kira Pak Budi harus waspada karena tingkat trust terhadap beliau sebagai menteri kesehatan tidak mencapai 50%,” jelasnya.

Berikut ini hasil survei Indikator Politik:

Kepuasan terhadap kinerja presiden

– Sangat puas/cukup puas: 63,7%

– Kurang Puas: 31%

– Tidak puas sama sekali: 3,4%

Kepuasan terhadap pemerintah penanganan COVID-19

– Sangat puas/cukup puas: 65,7%

– Kurang puas: 29,8%

– Tidak puas sama sekali: 2,8%

Kepuasan terhadap presiden penanganan COVID-19

– Sangat puas/cukup puas: 67,3%

– Kurang puas: 27,2%

– Tidak puas sama sekali: 3,9%

Kepercayaan terhadap Menkes dalam mengatasi COVID-19

– Sangat percaya: 1,4%

– Cukup percaya: 44,4%

– Biasa saja: 30%

– Tidak percaya: 11,7%

Tingkat kepercayaan terhadap lembaga

  1. TNI 72%
  2. Presiden 70%
  3. KPK 66%
  4. Polri 64%
  5. Kejaksaan 62%
  6. MPR 57%
  7. DPD 45%
  8. DPR 42%
  9. Partai Politik 35%

Keadaan ekonomi nasional

– Buruk atau sangat buruk: 49,5%

– Sedang: 33,8%

– Baik: 14,5%

Kepuasan mereka terhadap demokrasi (April)

– Puas atau sangat puas: 53,7%

– Kurang puas: 35,8%

– Tidak puas sama sekali: 6,6%

Kondisi politik

– Baik: 29,2%

– Sedang: 41,5%

– Buruk: 20,2

– Sangat buruk: 1,9%

Kondisi penegakan hukum

– Baik: 30,7%

– Sedang: 40,3%

– Buruk: 22,4%

– Sangat buruk: 3,3%

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Oleh

Fakta News
Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat. Foto: DPR RI

Jakarta – Wacana kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan baru yang mengancam kesejahteraan ekonomi mereka. Hal tersebut pun lantas menuai sorotan dari Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat.

“Kenaikan tarif KRL Jabodetabek akan memberikan dampak yang signifikan. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Kenaikan tarif bisa memperberat beban ekonomi mereka. Dan Ini juga dapat mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar,” ujar Toriq dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Senin (29/4/2024).

Politisi Fraksi PKS tersebut menegaskan bahwa kenaikan tarif tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat, terutama masa pasca pandemi dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya. Dalam beberapa bulan terakhir, harga-harga bahan pokok terus melonjak secara dramatis.

“Kami tahu betul paska pandemi masyarakat terpaksa mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kenaikan tarif hanya akan menambah beban ekonomi mereka. Terutama mereka yang bergantung pada angkutan publik ini setiap hari,” tandasnya.

Terkait hal itu, Toriq menegaskan akan berupaya keras menyerukan kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator agar mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Serta, kemudian meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini dan mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini. Dan memastikan bahwa keputusan terkait tarif transportasi publik nantinya harus ada partisipasi aktif dari publik dan memperhitungkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh” tutup Toriq.

Sebagaimana diketahui, PT KAI Commuter (KCI) telah mengusulkan kenaikan tarif KRL Jabodetabek yang belum berubah sejak 2016. Saat ini usulan tersebut masih dibahas Pemerintah. Direktur Operasi dan Pemasaran KCI Broer Rizal mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan Pemerintah untuk menaikkan tarif KRL Jabodetabek.

Pasalnya, ketentuan tarif KRL Jabodetabek merupakan kewenangan Kemenhub selaku regulator. “Itu kebijakan dari Pemerintah ya. Kalau kami hanya eksekutor untuk melaksanakan apa yang menjadi keputusan Pemerintah. Usulan dan pembahasannya sudah dilakukan di Kemenhub,” ujarnya saat konferensi pers Angkutan Lebaran 2024 di Jakarta, Selasa lalu (24/4).

Baca Selengkapnya

BERITA

Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang

Oleh

Fakta News
Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang
Anggota DPR RI Sukamta. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota DPR RI dari Dapil Provinsi DIY Sukamta menilai Kota Yogyakarta perlu menyiapkan peta jalan (roadmap) untuk penanganan sampah jangka panjang yang menyangkut peningkatkan kasadaran masyarakat. Edukasi secara terus menerus harus dilakukan baik di sekolah, rumah tangga, dan masyarakat.

Tak hanya itu peraturan yang kuat untuk pengurangan sampah juga sangat dibutuhkan. Sukamta mencontohkan perlunya kebijakan kantong plastik berbayar atau larangan penggunaaan kantong belanja plastik sekali pakai. Adapun jangka pendeknya saat ini bisa dengan optimalisasi penampungan di TPST Piyungan.

“Kalau saya dengar, TPST ini kalau ada alat dan SDM yang memamadai masih bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sementara waktu hingga 200-300 ton per hari. Pemkot bisa komunikasikan hal ini dengan Pemda DIY. Rencana optimalisasi 3 TPS 3R di Nitikan, Karangmiri dan Kranon bisa segera direalisasi, meski daya tampung 3 TPS ini masih terbatas,” kata Sukamta sebagaimana keterangan kepada media, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Di sisi lain, Politisi Fraksi PKS ini, menilai di level provinsi, di area perkotaan saat ini masih sering ditemukan sampah di jalan maupun tempat penampungan yang penuh. Menurutnya, Pemerintah perlu memberikan honor kepada para petugas pengambil sampah sebagai salah satu upaya mencegah buang sampah sembarangan.

“Menurut kami perlu ada stimulan atau honor untuk para petugas pengambil sampah rumah tangga, di level RT, RW dan kampung. Ini supaya masyarakat tidak buang sembarangan,” kata Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Sukamta meyakini dengan adanya dana stimulan atau honor tersebut maka para petugas pengambil sampah akan menjalankan tugasnya dengan baik khususnya pengambilan sampah dengan sistem terpilah. “Selama ini warga sudah diminta memilah, akan tetapi (saat) di  (tempat) pembuangan dicampur lagi. Ini perlu jadi perhatian, sehingga perlu ada petugas khusus memilah,” ujarnya.

Sukamta menegaskan dirinya banyak mendapatkan aspirasi dari masyarakat terkait penanganan sampah di Jogja. Hal ini kembali mencuat setelah rencana penutupan TPST secara permanen, sehingga banyak ditemukan sampah di pinggir jalan, salah satunya di perbatasan antara Kota Jogja dengan Bantul atau sebelah utara Gembira Loka.

Baca Selengkapnya

BERITA

Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah

Oleh

Fakta News
Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk meredam konflik yang ada di Timur Tengah, salah satu caranya melalui jalur diplomasi.

“Pemerintah perlu mengambil pendekatan diplomasi yang kuat dengan mempromosikan perdamaian dan menekankan pentingnya dialog multilateral,” kata Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini dalam keterangan kepada media, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Menurut Helmy, konflik tersebut harus diredam lantaran dampaknya sangat berpengaruh ke Indonesia, salah satunya dari segi perekonomian. “Stabilitas perekonomian Indonesia bisa terganggu lantaran terjadi fluktuasi harga minyak dan gangguan dari segi perdagangan,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Jika kondisi ini dibiarkan, dia meyakini masyarakat akan merasakan dampak langsung lantaran tercekik harga kebutuhan pokok yang melambung. “Dengan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan keamanan domestik, dan memperkuat resiliensi ekonomi, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari konflik di Timur Tengah,” kata Helmy.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI Muhamad Farhan menjelaskan dampak dari konflik di Timur Tengah yang harus diwaspadai Indonesia.

Beberapa di antaranya terhambatnya impor minyak mentah dan bahan pangan dasar seperti beras, kedelai, dan gandum, jika perairan Teluk Persia, Hormuz dan Suez terganggu akibat dampak konflik itu. “Sebab akan mempengaruhi arus masuk kebutuhan pokok, akibatnya harga akan naik dan inflasi tinggi,” kata Farhan.

Maka dari itu, kata dia, Indonesia juga perlu melakukan antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi guna menghindari harga pangan yang tinggi.

Di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023, kata Farhan, kawasan Timur Tengah semakin memanas akibat eskalasi perseteruan antara Iran dan Israel.

Permusuhan terbaru antara kedua musuh bebuyutan tersebut dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran menuding Israel bertanggung jawab atas serangan fatal terhadap fasilitas diplomatiknya yang menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada 13 April. Israel mengklaim serangan itu berhasil digagalkan dan hanya menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah pangkalan militernya.

Baca Selengkapnya