Connect with us

Bobby Nasution Canangkan Program Masjid Mandiri di Kota Medan

Medan – Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mencanangkan Program Masjid Mandiri di Masjid Darul Jalal, Jalan Taut/Sukaria, Medan Tembung, Jumat (30/4) petang. Pencanangan ini ditandai dengan penyerahan Akta Koperasi Masjid Darul Jalal oleh Wali Kota Medan kepada Ketua BKM Masjid tersebut, Indra Gunawan.

Selain itu, Bobby juga menyalurkan bantuan yang diberikan Bank Syariah Indonesia berupa mesin ATM Beras berikut 1 Ton beras dan secara simbolis menyerahkan 100 kartu ATM kepada kaum dhuafa di sekitar masjid serta lima unit steling UMKM.

Perhelatan ini juga dihadiri antara lain oleh Kepala Wilayah II Bank Syariah Indonesia Medan, Wisnu Sunandar, Ketua MUI Medan, Dr. H. Hasan Maksum, M.A, anggota DPRD Medan Afif Abdillah, dan segenap pimpinan OPD di lingkungan Pemko Medan.

Bobby mengatakan, program masjid mandiri ini adalah salah satu janji yang disampaikan kepada masyarakat Medan sewaktu kampanye dulu. Karena itu, tidak lama setelah dilantik, Wali Kota Medan mendorong pimpinan OPD untuk mewujudkan program ini.

“Janji kampanye saya juga telah menjadi janji pimpinan OPD. Kalau tidak ditepati maka pimpinan OPD juga berdosa. Dan, Alhamdulillah, dua bulan setelah direncanakan dan dijalankan, pada hari ini kita berhasil mencanangkan masjid mandiri di Masjid Darul Jalal,” ungkapnya seraya mengucapkan terima kasih atas semangat kolaborasi dari OPD di lingkungan Pemko Medan, juga pihak Bank Syariah Indonesia, dan BKM Darul Jalal serta seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya pencanangan Program Masjid Mandiri ini.

Selain itu Bobby juga menyampaikan, ada enam belas kriteria yang telah ditetapkan agar suatu masjid dapat dikategorikan masjid mandiri. Diantaranya masjid tersebut memiliki sertifikat lahan dan bangunan. Hari ini, tekan Wali Kota Medan, salah satu persoalan masjid adalah legalitas dari lahan maupun bangunan.

“Karena itu, persoalan ini harus dituntaskan dengan semangat kebersamaan. Artinya, selain Pemko Medan, berbagai pihak dapat mendukung kesuksesan dari Program Masjid Mandiri ini,” ucapnya.

Kriteria lain Masjid Mandiri, lanjut Wali Kota Medan, selain menjadi tempat ibadah, masjid menjadi penggerak perekonomian dan peradaban.

“Masjid sebagai tempat ibadah itu sudah pasti. Namun di masjid juga harus digerakkan peradaban. Masjid juga harus menjadi penggerak perekonomian masyarakat sekitar,” ucap Wali Kota Medan yang saat itu juga meresmikan Pojok Baca dan Layanan Buku Online di Masjid tersebut.

“1115 masjid yang ada di Medan merupakan potensi yang luar bisa untuk menjadi penggerak peradaban dan perekonomian umat,” sebut Bobby seraya mengatakan, semestinya perekonomian syariah itu pertama kali diperkenalkan dan dipraktikkan di masjid, bukan melalui perbankan.

Saat itu, Wali Kota Medan juga berpesan kepada pengurus BKM Darul Jalal agar sungguh – sungguh menjalankan Program Masjid Mandiri ini.

“Salurkan bantuan kepada warga sekitar yang benar-benar membutuhkan, beri kesempatan berusaha kepada jamaah yang benar-benar ingin berusaha dan memiliki inovasi,” sebut Wali Kota Medan.

Di akhir arahannya, Wali Kota Medan juga mengingatkan tentang pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, sebut Wali Kota Medan, di India telah terjadi tsunami Covid-19. Dikabarkan, salah satu penyebabnya adalah kegiatan ibadah. Belajar dari kejadian di India, Wali Kota Medan mengajak jamaah agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan benar-benar menjaga kesehatan.

Wali Kota Medan mengungkapkan dirinya tidak ingin ibadah umat muslim dipersalahkan jika terjadi kenaikan angka penyebaran Covid-19. Wali Kota Medan tidak ingin Salat Tarawih maupun silaturahmi Lebaran dikatakan menjadi pemicu penyebaran Covid-19.

“Karena itu mari kita sama-sama menjaga kesehatan. Tahan diri. Katakan kepada anak, saudara, kerabat kita yang berada di luar Medan, jangan dulu mudik dulu, jangan masuk Medan dulu,” pesan Wali Kota Medan di akhir arahannya.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya