Kunjungi Pengungsi, Menko PMK Minta Penanganan Perempuan dan Anak Diutamakan
Mamuju – Gempa bumi besar dengan kekuatan magnitudo 5,9 dan magnitudo 6,2 mengguncang Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Kamis 14 Januari, dan Jumat 15 Januari 2021 silam. Gempa berdampak serius di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi wilayah tedampak bencana gempa bumi Provinsi Sulbar.
Kunjungannya tersebut dilakukan untuk mengecek penanganan dampak bencana gempa, penanganan pengungsi di posko pengungsian, mengecek pelayanan kesehatan untuk pengungsi, dan menyalurkan bantuan pemerintah pusat.
Dalam pengecekannya di lapangan, Menko PMK menyebut penanganan bencana gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene yang telah dilakukan oleh petugas lapangan sudah berjalan dengan baik.
“Secara umum kesan saya penanganan bencana gempa di Majene dan Mamuju sudah sangat baik, dan penanganan di tingkat pengungsi saya kira sudah sangat bagus,” ujar dia usai mengecek posko pengungsian warga terdampak gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Kamis (28/1).
Menko PMK mengapresiasi penanganan pengungsi yang memerhatikan dengan baik kebutuhan perempuan dan anak. Seperti posko pengungsian di Kabupaten Majene, terdapat perlakuan khusus untuk pengungsi perempuan, seperti ruangan khusus untuk ibu menyusui. Ada pula ruang khusus untuk perempuan lansia.
Menko Muhadjir menjelaskan, di suasana bencana seperti ini, perhatian dan jaminan perlindungan untuk perempuan dan anak sangat penting untuk dilakukan.
“Kita ingin membangun paradigma baru dalam penanganan bencana yaitu perempuan san anak harus diutamakan,” tuturnya.
Menurutnya, perempuan dan anak adalah pihak yang sangat rentan terhadap berbagai macam akibat dari gempa. Karena itu, berbagai kebutuhan perempuan dan anak, seperti kebutuhan sanitasi, kebutuhan sandang, kebutuhan makanan yang bergizi harus dipenuhi dengan baik.
“Kita tahu bahwa untuk perempuan itu mulai dari hamil, melahirkan, kemudian menyusui, kemudian tiap bulan juga ada masalah menstruasi. Itu harus semua tercover seluruh kebutuhannya. Gak boleh terabaikan,” jelas dia.
“Kemudian berkaitan dengan anak tentu saja (di posko pengungsian) kemudian mudah terjangkit penyakit, asupan gizinya juga harus baik selama masa pengungsian,” imbuh Menko PMK.
Menko PMK pun berterima kasih kepada seluruh pihak seperti BNPB, TNI dan Polri yang melakukan penanganan dengan baik pada masa tanggap bencana gempa bumi Provinsi Sulbar.
“Terima kasih juga kepada Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), masyarakat, termasuk BPMBPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa) yang telah bekerja sama bahu membahu menangani gempa ini,” ucapnya.
Kerugian Rp 233 Miliar
Gempa bumi di Sulawesi Barat berdampak cukup serius. Berdasarkan data penanganan bencana dari Pemprov Sulbar per 26 Januari, tercatat korban meninggal dunia 108 jiwa, korban hilang 3 orang, luka berat 426 orang, luka sedang dan ringan 2943 orang.
Banyak rumah warga yang rusak, infrastruktur seperti jembatan, jalan penghubung rusak parah, jaringan listrik padam. Nilai kerugian di Kab. Mamuju mencapai Rp 120 miliar dan nilai kerugian di Kab. Majene mencapai Rp 113 miliar.
Terkait kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, Menko PMK mengatakan, pemerintah akan melakukan rehabilitas dan rekonstruksi secara bertahap pasca masa pemulihan tanggap darurat bencana saat ini.
“Nanti kita akan identifikasi infrastuktur yang rusak, kemudian perumahan penduduk yang rusak, fasilitas umum yang rusak itu akan kita identifikasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, terkait kerusakan rumah warga, Muhadjir mengatakan, rumah dengan rusak berat nantinya akan dibantu penanganannya oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR. Terkait rumah rusak berat, dia mendapatkan laporan bahwa terdapat lebih dari 1000 rumah yang mengalami rusak berat.
“Yang rusak ringan nanti kita harapkan ditangani oleh pemerintah daerah setempat, sedangkan yang rusak berat nanti akan dibantu oleh pemerintah pusat,” kata dia.
Kemudian untuk warga terdampak gempa bumi yang terjebak di perbukitan, pemerintah dalam hal ini BNPB juga telah menyalurkan bantuan dengan menggunakan helikopter. Nantinya juga, terang Menko Muhadjir, untuk perempuan ibu hamil dan anak-anak akan diungsikan ke posko pengungsian pusat, agar seluruh kebutuhan hidupnya dan pelayanan kesehatannya dapat terjamin dengan baik.
“Nanti akan kita lihat kalau di sana ada ibu-ibu hamil akan kita angkut turun ke bawah sehingga nanti bisa dilayani. Termasuk anak-anak. Jadi akan kita minta untuk turun aja jangan nunggu di sana,” pungkas dia.
Dalam kesempatan kunjungan kerjanya, Menko PMK secara simbolis menyerahkan bantuan pemerintah pusat berupa bantuan logistik, bantuan perlengkapan pengungsi, bantuan perlengkapan kebersihan, perlengkapan kesehatan, dan bantuan simbolis uang tunai kepada ahli waris korban meninggal dunia.
Kesempatan kunjungannya itu Menko PMK didampingi oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Gusti Ayu Bintang, Sestama BNPB Harmensyah, dan jajaran pejabat dari Kemenko PMK dan pejabat terkait.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.