Connect with us
Wisata

Ecodome, Wahana Edukasi Baru di Kebun Raya Bogor

Ecodome, wahana edukasi baru di Kebun Raya Bogor(foto : @careldegroot)

Bogor – Kebun Raya Bogor (KRB) sebagai salah satu destinasi wisata edukasi di Kota Bogor, saat ini memiliki wahana baru untuk dikunjungi, yakni Ecodome. Sebelum ditempatkan di Bogor, Ecodome juga sempat berdiri di Amsterdam dan Philadelphia. Sifatnya yang berpindah-pindah membuat wahana ini kerap disebut sebagai Travelling Ecodome.

Di dalam Ecodome tersebut terdapat tanaman-tanaman yang ditata sedemikian rupa sehingga memberikan nilai artistik. Selain itu akan terdapat wahana pendidikan lingkungan, event pameran yang berkaitan dengan lingkungan dan iptek, ekosistem, seni, musik dan budaya.

Berkat kerja sama antara Kebun Raya Bogor, Kedutaan Belanda dan Erasmus Huis, Ecodome resmi dibuka oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol pada Senin (13/11/2017). Kubah yang dipenuhi berbagai tumbuhan dan bunga ini akan berdiri di KRB selama setahun penuh sampai November 2018.

Rob mengatakan, Ecodome merupakan hadiah ulang tahun KRB ke-200 yang jatuh pada 18 Mei lalu. Menurut Rob, hadiah ini menunjukkan ikatan kerja sama yang erat antara Pemerintah Belanda melalui Kedutaan Besar Belanda di Indonesia dengan KRB. “Di Ecodome, para pengunjung dapat melihat, mencium, merasakan dan mengalami bagaimana ‘hijau’ dapat dipadukan dalam gaya hidup,” jelasnya.

Rob menuturkan, penentuan jangka waktu singgah Ecodome di Indonesia didasari beberapa faktor, terutama dari segi lingkungan. “Kondisi permukaan dome yang dipenuhi lumut membuatnya bisa tampil dan bekerja maksimal selama setahun,” tuturnya.

Selain itu Rob menjelaskan, Ecodome lebih dari sekadar wahana atraksi, selain itu merupakan platform inovatif, penuh dengan teknik dan konsep alami yang mempromosikan karakter progresif serta hijau pemerintah Belanda. “Ecodome memiliki suhu ruangan sehat melalui sebuah filter partikulat yang dapat membersihkan 10 ribu meter kubik udara kotor per jam,” papar Rob.

Sementara itu Kepala PKT Kebun Raya LIPI, Dr Didik Widyatmoko mengungkapkan Ecodome dikembangkan oleh Nico Wissing dan Lodewijk Hoekstra dari NL Greenlabel, yang bertugas di Kementerian Urusan Ekonomi Belanda. “Ide untuk membuat Ecodome ini diciptakan 10 tahun lalu, dengan menghubungi para peneliti di Fakultas Teknik Universitas Delft. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, akhirnya ecodome tumbuh menjadi sebuah oasis yang inovatif,” paparnya.

Didik menilai keberadaan Ecodome ini diharapkan menjadi wahana baru dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pentingnya keterjagaan ekosistem dan lingkungan yang baik sehingga terjamin keberlanjutannya. “Ecodome adalah sebuah miniatur lingkungan, di mana manusia harus menyelaraskan keberadaannya dengan alam sekitar,” ujarnya.

Sedangkan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Enni Sudarmonowati mengungkapkan rasa optimisnya, dimana diharapkan Ecodome bisa menjadi sarana edukasi yang tepat untuk edukasi lingkungan ke masyarakat. “Pengunjung, terutama generasi muda, bisa belajar banyak hal di sini dengan melihat contohnya secara langsung,” ucapnya.

Enni menjelaskan, untuk memaksimalkan edukasi di Ecodome, pengelola akan menyediakan jasa pemandu, dimana sebanyak 20 pemandu disediakan secara bergantian untuk memberi penjelasan kepada pengunjung tentang sistem ‘hijau’ yang ada di dalam Ecodome. “Mereka tentunya sudah diberi pelatihan terlebih dahulu untuk memastikan materi yang disampaikan sudah tepat,” ujar Enni.

Selain itu menurut Enni, Ecodome akan dimanfaatkan sebagai sarana edukasi lingkungan melalui penyelenggaraan ragam kegiatan. “Akan ada workshop, pertemuan yang berhubungan dengan konservasi lingkungan dan diklat. Semua akan kami dorong agar terlaksana dalam setahun ke depan, bekerja sama dengan Kedubes Belanda,” pungkas Enni.

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi VIII Tekankan ‘Haji Ramah Lansia’ Jangan Hanya Sekadar Semboyan Semata

Oleh

Fakta News
Komisi VIII Tekankan ‘Haji Ramah Lansia’ Jangan Hanya Sekadar Semboyan Semata
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, saat melepas kloter delapan Jemaah Haji di Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, (22/05/2024). Foto: DPR RI

Banjarmasin – Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi menekankan kepada para petugas haji agar bisa memberikan perhatian khusus kepada para calon jemaah haji lansia, khususnya yang berusia di atas usia enam puluh tahun.

Diketahui, dua tahun belakang Kemenag RI mempunyai program, yakni ‘Haji Ramah Lansia’. Karena itu, Ashabul berharap program tersebut bukan hanya ini bukan sekadar tagline, akan tetapi harus betul-betul diwujudkan. Sehingga para lansia bisa menunaikan ibadah haji dengan sangat baik karena pelayanan yang diberikan maksimal.

“Saya harapkan program yang dicanangkan Kemenag RI tidak hanya sekedar tagline ataupun semboyan saja, namun harus dibuktikan di lapangan ketika calon jemaah haji sedang melakukan ibadah di Arab Saudi, diberikan pelayanan yang maksimal,” demikian dikatakanya usai melepas kloter delapan Jemaah Haji di Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, (22/05/2024).

Politisi Fraksi Parta Amanat Nasional ini pun berpesan kepada seluruh jemaah agar tidak terlalu memporsir tenaganya terutama khusus ibadah-ibadah yang bersifat sunah. Pasalnya, menurutnya, yang paling utama adalah saat melewati puncak haji, jemaah harus prima dan juga sehat. Karena wukuf di Arafah, adalah momen sahnya haji yang menjadi salah satu ritual paling penting dalam ibadah haji.

“Khususnya para calon jemaah haji saya berpesan agar tidak terlalu capai sama kegiatan-kegiatan seperti ibadah sunah, karena ketika puncaknya haji para jemaah harus sehat dan segar serta fit agar bisa melakukan rangkaian haji dengan baik dan maksimal,” pesannya.

Diketahui, kloter delapan yang dilepas Komisi 315 calon jemaah haji dan lima petugas haji. Sehingga, total keseluruhan 320 orang yang berasal dari tiga kabupaten, yakni dengan rincian dari Banjarmasin 10 orang, Palangkaraya 102 orang, dan Brito Kuala 203 orang.

“Insya Allah hari ini pukul jam 17:00 akan diberangkat menuju Arab Saudi, dengan tujuan Bandar Udara King Abdul Azis, kemudian ke Madinah lalu ke Mekkah. Ada dua calon jemaah haji tertua usia 84 tahun dengan jenis kelamin laki-laki bernama Jaderi Dauk Hasan Kabupaten Barito Kuala dan Ahmad Wirya Darma,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Smelter Kembali Meledak, Legislator Desak Pemerintah Evaluasi Program Hilirisasi

Oleh

Fakta News
Smelter Kembali Meledak, Legislator Desak Pemerintah Evaluasi Program Hilirisasi
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak Pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh program hilirisasi mineral nasional. Hal tersebut diungkapkannya menyusul terjadinya ledakan smelter di PT. Kalimantan Ferro Industry (KFI), pekan lalu.

“Pemerintah jangan anggap enteng rentetan kecelakaan di smelter milik perusahaan Cina. Sebab hal itu bisa membahayakan masyarakat di sekitar kawasan smelter,” ungkap Mulyanto melalui pesan singkatnya kepada Parlementaria, di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Dijelaskannya, peristiwa tersebut jadi momentum yang tepat untuk mengadakan pembaruan agar pengelolaan sumber daya alam di Indonesia semakin optimal dalam memberikan nilai tambah domestik dan efek kesejahteraan bagi masyarakat.

“Ini kan menyedihkan kalau sebentar-bentar terjadi ledakan smelter yang menimbulkan kerugian besar bagi pekerja ataupun masyarakat,” tambah Politisi Fraksi PKS ini.

Mulyanto menilai penerimaan keuangan negara dari program hilirisasi itu tidak sebanding dengan insentif yang diberikan Pemerintah. Pasalnya, berbagai kemudahan dan insentif fiskal maupun non fiskal, termasuk pembebasan PPh badan dan bea keluar ekspor telah digelontorkan negara untuk mendukung habis-habisan sektor ini.

Belum lagi dampak sosial-lingkungan yang terus berulang baik ledakan smelter, seperti yang kembali terjadi di Kalimantan, maupun bentrok antar pekerja.

Sementara produk program hilirisasi ini hanya berupa nickel pig iron (NPI) dan ferro nikel dengan nilai tambah rendah. Sedang sembilan puluh persen lebih penerimaan hasil ekspor produk smelter dinikmati oleh investor asing.

“Program Hilirisasi setengah hati ini harus dihentikan. Saatnya kita evaluasi secara komprehensif program hilirisasi nasional, agar kita dapat meningkatkan nilai tambah domestik dan Indonesia menjadi semakin berdaulat.Pemerintahan baru ke depan memiliki peran yang strategis,” tegasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Bukan Lagi Pandemi, Melki Nilai Varian Covid Singapura Tak Perlu Terlalu Dikhawatirkan

Oleh

Fakta News
Bukan Lagi Pandemi, Melki Nilai Varian Covid Singapura Tak Perlu Terlalu Dikhawatirkan
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, saat menjadi narasumber dalam acara diskusi Dialektika Demokrasi, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Virus Covid-19 kembali menjadi ancaman karena baru-baru ini kembali meningkat di Singapura dengan varian baru Covid-19 KP.1 dan KP.2. Melihat kejadian ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena menilai masyarakat tak perlu terlalu khawatir karena virus Covid-19 ini status pandeminya sudah dicabut. Selain itu, ia juga meminta fasilitas Kesehatan (faskes) untuk melakukan antisipasi.

“Yang penting bahwa penyakit ini itu bisa diantisipasi oleh masyarakat Indonesia dengan baik maupun juga oleh faskes ya. Jadi kalau orang sakit itu kalau Faskes-nya bisa ditangani kan aman ya. Jadi Covid ini juga sekarang bukan lagi pandemi, bukan lagi hal yang sangat luar biasa juga, kalaupun naik pada musim tertentu itu ya tinggal diurus aja dengan baik,” ujar Melki sapaan akrabnya kepada Parlementaria di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/05/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menilai masyarakat tidak perlu terlalu khawatir seperti saat virus Covid-19 ini pertama kali muncul. Terlebih sejauh ini pasien Covid-19 masih dapat teratasi dengan baik dan tidak perlu harus ke rumah sakit. Hal ini menandakan vaksinasi Covid-19 sukses dan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia sudah berjalan dengan baik.

“Jadi kita antisipasi seperti biasalah seperti penyakit-penyakit lainnya. Ini bukan lagi pandemi, sudah seperti flu dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Selengkapnya