Bupati Anas Ingin Tokoh Agama Lebih Intensif Ajak Umat Patuhi Protokol Kesehatan
Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kembali melibatkan tokoh agama dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19. Bupati Anas meminta bantuan para tokoh agama untuk lebih intensif mengajak jamaahnya mematuhi protokol kesehatan.
Hal ini disampaikan Bupati Anas dalam acara silaturahmi bersama Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Banyuwangi di Pendopo, Jumat (7/8/2020). Dipimpin Ketua Bamag Banyuwangi, Pendeta Anang Sugeng, hadir bersama 100 pendeta yang mewakili sejumlah gereja di Banyuwangi.
“Setiap hari kita masih mendengar adanya penambahan kasus konfirmasi COVID-19. Artinya, virus berbahaya ini masih ada di sekitar kita. Maka, para tokoh agama saya minta tolong, saya minta bantuan, mohon terus mengingatkan umatnya untuk mematuhi protokol kesehatan. Jangan bosan-bosan menyisipkan materi ini di setiap dakwah Bapak/Ibu agar penyebaran COVID-19 di Banyuwangi bisa kita tekan,” kata Anas.
Anas menambahkan, pembudayaan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari ini sangat penting ditanamkan kepada umat. Diharapkan setiap keluarga bisa membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya.
“Itulah mengapa sekarang pemda melakukan kampanye protokol kesehatan di lingkup keluarga. Kami berharap dari keluarga inilah, upaya pengendalian COVID-19 bisa dilakukan lebih efektif,” kata Anas.
Dalam kesempatan itu, Pemkab Banyuwangi juga menyerahkan bantuan satu unit kendaraan operasional kepada organisasi keagamaan Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Banyuwangi. Kendaraan operasional tersebut untuk membantu layanan kemasyarakatan di Banyuwangi.
Juga sebagai bentuk apresiasi Pemkab Banyuwangi kepada seluruh umat kristiani yang telah bersama-sama umat lainnya menjaga kerukunan beragama di Banyuwangi.
“Terima kasih kami kepada seluruh umat Kristiani yang terus guyub membangun Banyuwangi bersama umat lain. Semoga keharmonisan antar umat seperti ini bisa terus kita jaga,” kata Anas.
Anas berharap, mobil operasional tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, khususnya umat Kristiani, di Banyuwangi. Misalnya, bisa digunakan untuk kegiatan keumatan, membantu warga miskin yang kesulitan kendaraan saat akan berobat ke rumah sakit, maupun membantu masalah sosial lainnya.
“Mobil layanan ini, bisa dipergunakan untuk membantu umat Kristiani,” kata Anas.
Ketua Bamag, Pendeta Anang mengapresiasi kepedulian pemkab kepada seluruh umat di Banyuwangi. “Mobil operasional ini akan kami dipergunakan sebaik-baiknya untuk membantu masyarakat dalam menjangkau akses pelayanan publik yang lebih baik,” ujarnya.
Pendeta Anang akan menempatkan mobil operasional tersebut di salah satu gereja di Kecamatan Pesanggaran, tempat dia mengabdi. Mobil operasional tersebut akan digunakan untuk memberikan layanan kepada umat Kristiani di wilayah Pesanggaran, yang merupakan kecamatan paling ujung selatan di Banyuwangi. Perjalanan dari wilayah ini menuju pusat kota Banyuwangi bisa memakan waktu hingga 3 jam.
“Bukan hanya umat Kristiani, mobil ini juga kami gunakan untuk melayani warga miskin di wilayah kami,” pungkasnya.
Sebelumnya, pemkab juga menyerahkan bantuan kendaraan operasional serupa kepada sejumlah organisasi keagamaan lainnya beberapa waktu lalu. Mulai dari Nadlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, hingga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi.
(zico)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.