Ditemui Gabungan Pengusaha Asal Taiwan, Ganjar Minta Perusahaan Tak PHK Karyawan
Semarang – Di tengah kondisi perekonomian yang turun karena wabah covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para pengusaha di Jawa Tengah tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya.
Dia meminta para pengusaha mengupayakan alternatif solusi selain PHK. Ini disampaikan Ganjar saat menerima bantuan 2.150 alat pelindung diri (APD) dari para pengusaha asal Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Business Club Central Java, Senin (20/4/2020), di rumah dinas Gubernur Jateng.
“Saya titip nasib para karyawan. Kalau bisa jangan ada PHK. Meskipun kondisi sekarang seperti ini, semua harus dikomunikasikan baik-baik antara perusahaan dan karyawan. Boleh mengurangi jam kerja, tapi tolong jangan ada PHK,” kata Ganjar.
Pengelola perusahaan, lanjut Ganjar, diminta membuka ruang komunikasi dengan para karyawan tentang kondisi masing-masing. Perusahan yang masih bagus dan bisa berjalan, diharapkan tetap mempertahankan karyawan.
“Namun bagi mereka yang sudah merugi, maka harus ada pembicaraan dan duduk bersama dengan karyawan untuk menyelesaikan. Semua harus dibicarakan baik-baik, tidak ada yang saling memaksakan,” tandasnya.
Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk tetap eksis di tengah gempuran wabah covid-19. Salah satunya adalah menangkap peluang untuk beralih produksi dari garmen menjadi APD.
“Misalnya perusahaan garmen, di Jateng ini kan banyak. Maka saya dorong untuk merubah strategi bisnisnya dengan cara membuat APD sebanyak-banyaknya, karena semua negara sekarang butuh itu.”
Selain dapat membantu misi kemanusiaan, peralihan itu bisa membuat roda perusahaan tetap bergerak. Sehingga, nasib karyawan yang ada juga menjadi terjamin.
“Itu cara agar perusahaan garmen di Jateng ini bisa terus survive (bertahan). Kami akan terus mendorong itu,” janjinya.
Setali tiga uang, harapan Ganjar itu disambut baik oleh salah satu perusahaan garment di Semarang, PT Glory Industrial Semarang. Kepada Ganjar, perusahaan tersebut mengatakan bahwa saat ini selain memproduksi pakaian, juga memproduksi APD untuk penanganan covid-19.
“Kami juga sudah memproduksi APD sesuai arahan Pak Gubernur, beberapa kami sumbangkan untuk para tenaga medis termasuk yang hari ini kami serahkan,” kata Presiden Direktur PT Glory Industrial Semarang, Michael Song.
Song menerangkan, sejak berdiri 2003 lalu, pihaknya telah memiliki empat pabrik garmen di Kota Semarang. Totalnya, sebanyak 13.000 karyawan yang bekerja di perusahaannya.
“Sampai sekarang kami belum melakukan PHK, masih jalan terus. Memang kami sudah merasakan dampaknya, banyak orderan yang cancel. Tapi kami berusaya untuk tetap mempertahankan karyawan,” kata Michael.
Meski belum dapat memastikan sampai kapan akan perusahaannya bisa bertahan, Michael berjanji akan memprioritaskan nasib karyawan.
“Kami tidak tahu nanti kedepan seperti apa, tapi kami akan cari solusi terbaik untuk bantu karyawan. Sampai sekarang kami masih jalan, meskipun banyak perusahaan lain yang tutup,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, perusahaan-perusahaan Taiwan yang bergabung dalam Taiwan Business Club Central Java Indonesia memberikan sejumlah bantuan. Diantaranya APD sebanyak 2150 APD dan peralatan medis lainnya.
Selain itu, bantuan juga datang dari perusahaan Wipro dan Majelis Pandita Budha serta Yayasan Dana Paramitha Budha Maitreya Indonesia berupa hand sanitizer dan APD.
(mjf)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.