Penataan Kawasan Kesawan, Pemko Medan Ingin Tiru Kota Tua Semarang
Jakarta – Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution sempat menyebut ada rencana penataan kawasan Kesawan seperti Malioboro di Yogyakarta. Kini, Akhyar mengatakan Pemko Medan juga bakal meniru Kota Tua Semarang dalam penataan kawasan Kesawan.
Hal itu disampaikan Akhyar usai meninjau Gedung Warenhuis di Jalan Hindu, Kecamatan Kesawan, Medan, Jumat (6/3/2020). Dia mengatakan ide penataan seperti Kota Tua Semarang itu muncul berdasarkan kunjungan kerjanya ke Semarang.
“Sebelum merevitalisasi Kota Tua Semarang, Pemkot Semarang menghadapi tantangan yang cukup berat. Selain mengatasi banjir rob, Pemkot Semarang juga harus merapikan kabel jaringan listrik yang berseliweran. Untuk merevitalisasi Kota Tua, Pemkot Semarang butuh waktu 25 tahun. Sebab, perencanaan telah dimulai tahun 94 dan baru selesai 3 tahun lalu,” jelas Akhyar.
Dia menargetkan penataan kawasan bersejarah di Medan bisa dimulai pada 2021. Menurutnya, Pemko Medan telah memiliki desain revitalisasi Gedung Warenhuis sejak tahun 2014.
“Setelah terbentuk tim, insya Allah revitalisasi akan kita mulai tahun 2021. Kita sebenarnya telah memiliki detail enginering desaign (DED) revitalisasi Gedung Warenhuis tahun 2014. Tapi setelah kita melakukan studi banding ke Semarang, DED tersebut akan kita susun ulang sesuai dengan banyaknya masukan yang kita terima,” ucapnya.
Dia mengklaim Gubsu Edy Rahmayadi juga bakal mendukung rencana penataan kawasan heritage Medan. Apalagi, katanya, Gedung Warenhuis berada di sekitar Sungai Deli yang memang mau ditata Pemprov Sumut.
“Dengan demikian, revitalisasi yang kita lakukan akan menjadi lebih baik lagi. Tanpa dukungan masyarakat, sulit bagi kami untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Kadis Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Penataan Ruang Medan, Benny Iskandar, mengatakan revitalisasi gedung tua tersebut bakal dimulai dengan perbaikan atap. Revitalisasi kawasan ini juga bakal melibatkan Pemprov Sumut.
“Sebagai bentuk keseriusan Pemko Medan, kita memulai revitalisasi dari biaya APBD sendiri. Untuk itu, kita akan melakukan revitalisasi secepatnya. Alhamdulillah, keinginan kita ini mendapat dukungan penuh dari Bapak Gubsu. Revitalisasi bangunan fisik Gedung Warenhuis kita yang melakukan, sementara itu lingkungan sekitar seperti trotoar, pedestrian, sepadan sungai dan jalan speksi, Pemprov Sumut yang akan menanganinya,” ujar Benny.
Pemko Medan bakal membentuk tim untuk mengelola kawasan ini. Selain itu, Pemko Medan juga bakal menata kabel yang semrawut di sekitar Kesawan.
“Penertiban ini terbilang sulit. Sebab, harus melibatkan asosiasi dan perusahaan jaringan telekomunikasi. Untuk itu, kita harapkan dukungan semua pihak sehingga pelaksanaan revitalisasi berjalan dengan lancar,” ucap Benny.
Sebelumnya, Pemko Medan mengatakan ingin membuat lokasi wisata malam untuk warga berkumpul mencicipi kuliner sembari menikmati suasana kota. Akhyar Nasution mengatakan, untuk merealisasi hal tersebut, Pemko akan melakukan penataan di kawasan Kesawan seperti Malioboro, Yogyakarta.
“Kota Medan juga nantinya memiliki wisata malam layaknya Kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Malioboro. Masyarakat juga akan dapat mencicipi kuliner sambil menikmati suasana Kota Medan di malam hari,” ujar Akhyar, Kamis (13/2).
Chrst
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.