Connect with us

Harga BBM Indonesia Salah Satu yang Termurah di Dunia

Jakarta – Perkembangan naiknya harga minyak dunia hingga US65 dolar per barel tidak serta merta pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Kebijakan pemerintah untuk tetap mempertahankan harga BBM ini untuk meningkatkan daya beli dan menahan laju inflasi.

Baca: Pemerintah Pastikan Harga BBM Tak Berubah dan Lebih Rendah dari Pasar

Baca: Kebijakan Menahan Kenaikan BBM Akan Menahan Laju Inflasi

ini Harga BBM di Indonesia ternyata termasuk salah satu yang termurah di dunia. Data yang dihimpun oleh Bloomberg memperlihatkan negara dengan harga bahan bakar termurah di dunia pada Q3 tahun 2017. Data ini mengurutkan harga bahan bakar dari 61 negara di dunia.

Berikut ulasannya melansir Bloomberg:

10. Pakistan

Harga BBM: US$ 0,68 atau Rp 9.218 per liter (kurs 1 US$ = Rp 13.561)

Walau memiliki harga bahan bakar yang cukup murah, membeli bahan bakar di Pakistan tidaklah mudah bagi para pekerja. Apabila di rata-ratakan mereka harus menghabiskan lebih dari upah setengah hari kerja agar mampu membeli bahan bakar.

Oleh karena itu, penduduk Pakistan lebih memilih menggunakan gas alam terkompresi (compressed natural gas) sebagai bahan bakarnya.

9. Malaysia

Harga BBM: US$ 0,52 atau Rp 7.049 per liter

Subsidi bahan bakar yang digencarkan oleh Pemerintah Malaysia membuat harga BBM di negara ini jadi salah satu yang termurah. Negara ini mengubah dirinya dari pengekspor bahan baku ke ekonomi yang lebih terdiversifikasi. Namun pendapatan negaranya masih sangat bergantung oleh sejarah subsidi untuk bahan bakar, gula dan kebutuhan lainnya.

8. Uni Emirat Arab

Harga BBM: US$ 0,52 atau Rp 7.049 per liter

Sejak ditemukannya minyak di UAE pada tahun 1960-an, negara ini telah berkembang dari daerah miskin pemerintahan ke negara modern yang kaya dengan standar kehidupan yang tinggi.

Selama beberapa dasawarsa, milyaran dolar telah dikeluarkan pemerintah UAE untuk memberikan subsidi bahan bakar setiap tahunnya.

7. Indonesia

Harga BBM: US$ 0,48 atau Rp 6.550 per liter

Pengemudi di Indonesia rata-rata menghabiskan BBM sebanyak 118,98 liter per tahun. Ini berarti mereka menggunakan 1,96 persen dari gajinya untuk membeli bahan bakar.

6. Nigeria

Harga BBM: US$ 0,42 atau Rp 5.694 per liter

Nigeria adalah produsen minyak di Benua Afrika. Namun sayang, negara ini masih menghadapi kekurangan bahan bakar akibat penimbunan dan kebijakan yang tumpang tindih.

Negara ini mengandalkan minyak untuk 75 persen sumber pendapatan pemerintah dan menggunakan keuntungannya untuk mensubsidi kebutuhan lain seperti gas.

5. Mesir

Harga BBM: US$ 0,37 atau Rp 5.016 per liter

Negara berpenduduk paling banyak di dunia Arab tersebut telah melakukan pemotongan subsidi minyak dalam jumlah besar. Negara ini juga merupakan rumah bagi kilang minyak terbesar di Afrika.

4. Kuwait

Harga BBM: US$ 0,35 atau Rp 4.745 per liter

Kuwait merupakan negara yang memberikan subsidi bahan bakar paling besar di dunia. IMF telah memperingatkan negara tersebut jika terus menerus memberikan subsidi akan membuang begitu banyak pendapatan negaranya.

3. Iran

Harga BBM: US$ 0,32 atau Rp 4.338 per liter

Peringkat ketiga ditempati oleh Iran dengan harga BBM US$ 0,32 atau Rp 4.338 per liter. Rata-rata penduduk Iran harus mengeluarkan 2,46 persen pendapatan per harinya untuk membeli bahan bakar.

2. Arab Saudi

Harga BBM: US$ 0,24 atau Rp 3.253 per liter

Penduduk di Arab Saudi hanya perlu mengeluarkan 0,44 persen pendapatannya dalam sehari agar bisa membeli bahan bakar. Tingkat keterjangkauan harga bahan bakar di negara ini menempati posisi kedua di seluruh dunia.

1. Venezuela

Harga BBM: US$ 0,01 atau Rp 135 per liter

Harga bahan bakar termurah dipegang oleh Venezuela. Harga bahan bakar di negara ini dibanderol US$ 0,01 atau Rp 135 per liter. Venezuela juga menempati peringkat pertama sebagai negara dengan harga bahan bakar paling terjangkau untuk penduduknya.

J.Jams

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya