Connect with us

PDIP Umumkan 75 Paslon Pilkada Serentak 2020, Termasuk Bobby-Aulia dan Muhamad-Sara

Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik Puan Maharani resmi merilis 75 pasangan calon kepala daerah yang diusung partai berlambang banteng itu di Pilkada Serentak 2020. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memimpin rapat partai dalam rangka pengumuman yang digelar secara virtual, Selasa (11/8), tersebut bersama Sekjen Hasto Kristiyanto.

Dari 75 nama paslon yang dibacakan Puan termasuk pasangan Bobby Nasution – Aulia Rahman yang akan maju di Pilwalkot Medan.

Bobby merupakan menantu Presiden Joko Widodo. Dia tercatat sebagai kader PDI-P sejak Maret 2020. Bobby maju bersama Aulia Rahman yang merupakan kader Partai Gerindra.

Nama-nama calon kepala daerah dibacakan oleh Puan Maharani yang hadir secara virtual bersama Megawati dari kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

“Kota Medan, M Bobby Afif Nasution dengan Aulia Rahman. Selamat bergabung di PDI-P, Mas Bobby Selamat atas kelahiran putra keduanya. semoga berkah,” kata Puan Maharani saat membacakan nama Bobby.

“Terima kasih Mbak Puan Maharani,” jawab Bobby secara virtual.

Selain itu, ada pula Muhamad dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara). Mereka diusung PDI-P pada Pilkada Kota Tangerang Selatan.

Muhamad sebelumnya merupakan Sekretaris Daerah Kota Tangsel. Sejak awal ia mendapatkan dukungan dari PDI-P untuk maju sebagai wali kota, meski statusnya bukan kader internal partai.

Sementara itu, Sara merupakan kader Partai Gerindra. Ia adalah keponakan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Selain itu, PDI Perjuangan juga mengusung Atep sebagai calon wakil wali kota Bandung dan penyanyi Sri Barat atau yang dikenal Iyeth Bustami di Pilkada Bengkalis.

Berikut daftar nama lengkap pasangan calon yang diumumkan pada gelombang III ini.

Sumatera Utara

  1. Asahan: Rosmansyah, STP. dan Hj. Winda Fitrika
  2. Simalungun: Dr. H. Anton Achmad Saragih dan Ir. Rospita Sitorus
  3. Nias Utara: Marselinus Ingati Nazara, A.Md. dan Jaya Putra Zega
  4. Kota Sibolga: Dr. H. Bahdin Nur Tanjung, S.E., M.M. dan Edipolo Sitanggang, S.Pi
  5. Kota Medan: Muhammad Bobby Afif Nasution dan H . Aulia Rachman
  6. Kota Binjai: Hj. Lisa Andriani Lubis, S.Psi. dan H. Sapta Bangun, S.E.
  7. Kota Tanjungbalai: H.M. Syahrial, S.H., M.H. dan H. Waris, S.Ag., M.M.
  8. Labuhanbatu Utara: H. Ahmad Rizal dan H. Aripay Tambunan, M.M.
  9. Toba Samosir: Ir. Poltak Sitorus, M.Sc dan Toni M. Simanjuntak, S.E.
  10. Karo: Iwan Sembiring Depari, S.H. dan Ir. Budianto Surbakti, M.M.
  11. Pakpak Bharat: Franc Bernhard Tumanggor dan Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd
  12. Nias Barat: Eliyus Waruwu, SPT., M.SI. dan Mareko Zebua, S.H.

Sumatera Barat

  1. Dharmasraya: Sutan Riska Tuanku Kerajaan, S.E. dan Drs. H. D.P. Datuk Labuan

Riau

  1. Pelalawan: H. Zukri dan Nasarudin, S.H., M.H.
  2. Rokan Hulu: H. Sukiman dan Indra Gunawan
  3. Kota Dumai: Hendri Sandra, S.E. dan Dr. H. Muhammad Rizal Akbar, .Si., M.Phil.
  4. Bengkalis: Kaderismanto dan Sri Barat (Iyeth Bustami)
  5. Kepulauan Rokan Hilir: H. Suyatno dan Drs. H. Jamiludin
  6. Kepulauan Meranti: H.M. Adil, S.H. dan H. Asmar

Kepulauan Riau

  1. Kepulauan Anambas: Abdul Haris, S.H. dan Wan Zuhendra
  2. Natuna: Wan Siswandi, S.Sos dan Rodial Huda
  3. Kota Batam: Drs. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A. dan Drs. Abdul Basyid Has, M.Pd.
  4. Bintan: H. Apri Sujadi, S.Sos dan Roby Kurniawan, S.P.W.K
  5. Lingga: Riki Syolihin, S.Fil.I., M.Si dan H. Raja Supri, S.Sos., M.Si

Jambi

  1. Batanghari: Hj. Yunnita Asmara, SH dan H. Muhammad Mahdan, S.KOM

Sumatera Selatan

  1. Oku Selatan: Popo Ali Murtopo, B.Kom. dan Sholehien Abuasir, S.P., M.Si.

Lampung

27 Kota Bandar Lampung: Hj. Eva Dwiana, S.E., M.Si. dan Drs. Deddy Amarullah

  1. Pesawaran: H. Dendi Ramadhona K, ST. dan S. Marzuki, S.Sos., M.Si
  2. Way Kanan: Hi.Raden Adipati Surya, SH.,MM dan Dr. Drs. Hi. Edward Antony, M.M.
  3. Lampung Timur: H. Zaiful Bokhari, ST., MM dan Sudibyo

Kepulauan Bangka Belitung

  1. Bangka Barat: Markus, S.H. dan H. Badri Syamsu, S.E.
  2. Bangka Tengah: Didit Sri Gusjaya, S.H., M.H. dan H. Korari Suwondo, S.H.
  3. Bangka Selatan: Riza Herdavid, S.T.,M.Tr.IP dan Debby Vita Dewi, SE
  4. Belitung Timur: Yuri Kemal Fadlullah dan Nurdiansyah, S.Sos

Banten

  1. Kota Tangerang Selatan: Drs. H. Muhamad, M.Si. dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Jawa Barat

  1. Bandung: Hj. Yena Rohaniah Skandar dan Atep

Jawa Timur

  1. Tuban: Setiajit, SH, MM dan Dr. RM. Armaya Mangkunegara, S.H.
  2. Gresik: H. Fandi Achmad Yani, S.E dan DRA. Hj. Aminatun Habibah, M.Pd
  3. Banyuwangi: Ipuk Fiestiandani, S.Pd. dan H. Sugirah, S.Pd., M.Si.
  4. Ponorogo: H. Sugiri Sancoko, S.E., M.M. dan Lisdyarita, S.H.
  5. Lamongan: Dra. HJ. Kartika Hidayati, M.M., M.HP dan Sa’im, S.Pd.

Kalimantan Barat

  1. Sambas: Dr. H. Helman Fachri, S.E., M.M. dan Darso
  2. Sintang: Yohanes Rumpak, S.Pd., M.M. dan Drs. Syarifuddin, M.M.
  3. Bengkayang: Martinus, S.M dan dr. Carlos Dja’afara, M.Kes

Kalimantan Timur

  1. Kutai Timur: H. Mahyunadi, S.E. dan H. Lulu Kinsu

Kalimantan Tengah

  1. Kotawaringin Timur: H. Halikinnor, SH, MM dan Irawati, S.Pd

Sulawesi Selatan

  1. Soppeng: H. Andi Kaswadi Razak, SE dan Ir. H. Lutfi Halide, M.P.
  2. Tana Toraja: Drs. Albertus Patarru, Ak. MM dan Drs. John Diplomasi
  3. Barru: Ir. Suardi Saleh, M.Si dan Andi Mirza Riogi Idris
  4. Luwu Timur: Ir. H. Muhammad Thorig Husler dan Drs. Budiman, M.Pd.
  5. Toraja Utara: DR. Kala’tiku Paembonan, M.Si dan dr. Etha Rimba P. Tandi Payung, MBA

Sulawesi Utara

  1. Kota Tomohon: Caroll J. A. Senduk, SH dan Wenny Lumentut

Sulawesi Tengah

  1. Poso: Muhammad Syarif Rum Machmoed dan Vivin Baso Ali

Sulawesi Barat

  1. Mamuju: Hj. Sitti Sutina Suhardi, S.H., M.Si. dan Ado Mas’ud, S.Sos
  2. Mamuju Tengah: H. M. Aras Tamauni dan Drs. H. Muh, Amin Jasa
  3. Pasang Kayu: H. Yaumil Ambo Djiwa, SH dan Hj. Herny,S.Sos., M.Si

Sulawesi Tenggara

  1. Muna: L.M. Rusman Emba, S.T. dan Drs. H. Bachrun, M.Si
  2. Konawe Selatan: Rusmin Abdul Gani, S.E. dan Senawan Silondae, A.Md.P
  3. Konawe Kepulauan: Ir. H. Amrullah, M.T. dan Andi Muhammad Lutfi, S.E., M.M
  4. Kolaka Timur: H. Samsul Bahri, S.H., M.Si dan Hj. Andi Merya, S.IP

Maluku

  1. Buru Selatan: Safitri Malik Soulissa, S.IP dan Gerson Eliaser Selsily, S.E.
  2. Kepulauan Aru: Johan Gonga dan Muin Sogalrey, S.E.

Maluku Utara

  1. Pulau Taliabu: H. Muhaimin Syarif, S.E. dan Syafruddin Mohalisi
  2. Halmahera Barat: Danny Missy, S.E. M.M. dan Imran Lolory, S.IP., M.Si
  3. Halmahera Utara: Joel Wogono, S.H. dan Drs. Hi. Sais Bajak, M.Si
  4. Halmahera Selatan: H. Usman Sidik dan Hasan Ali Bassam Kasuba
  5. Kepulauan Sula: Hj. Fifian Adeningsi Mus, S.H. dan Ir. H.M. Saleh Marasabessy, M.Si

Papua

  1. Keerom: Piter Gusbager, S.Hut., MUP dan Drs. Wahfir Kosasih, M.H., M.S.i
  2. Yalimo: Lakius Peyon, SST. Par dan Nahum Mabel, SH
  3. Mamberamo Raya: DR (HC) Jhon Tabo, S.E., MBA. dan Ever Mudumi
  4. Supiori: Ronny S. Gustaf Momoribo, S.STP., M.Si. dan Albert Edison Rumbekwan, S.H., MH.
  5. Nabire: Mesak Magai, S.Sos., M.Si. dan Ismail Jamaluddin
  6. Merauke: Heribertus Silvinus Silubun, S.H. dan Bambang Setiadji Suji

Papua Barat

  1. Manokwari: Hermus Indou, S.IP., M.H. dan Drs. Edy Budoyo
  2. Teluk Wondama: Elysa Auri, S.E., M.M. dan Fery Michael Deminikus Aauparay, S.Sos.
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya