Connect with us

Menuju Orde (Dunia) Baru

Penulis:
Dewi Arum Nawang Wungu
Senior Researcher Indopolling Research and Consulting

Kini masih pekan pertama dari tahun 2022. Tentu tidak berlebihan jika saya memulai tulisan dengan ucapan : “Selamat Datang, 2022!”. Untuk mewakili semangat awal tahun yang masih membara, ijinkan saya mengajak Anda untuk sejenak mengamati masa depan dari titik tolak anda berada saat ini. Kira-kira, bagaimana rupa ekosistem masa depan dari sudut pandang Anda ? Terlihat ? Jika sulit untuk diimajinasikan, saya ubah pertanyaannya. Pernahkah Anda menonton film Ready Player One (2018) ? atau mungkin serial Black Mirror: White Christmas (2014) ? Membaca sebuah novel berjudul Snow Crash ? Atau, bagi yang sudah menjadi Orang Tua dengan anak yang masuk kedalam kategori Gen Z, pernahkan menemani anak Anda bermain Roblox ?

Jika belum, tak apa. Hanya saja, cukup diingat bahwa semua referensi “Science- FICTION” yang saya sebutkan sebelumnya merupakan sandaran atas realitas “Dystopian” yang akan tercipta dalam waktu dekat. Seberapa dekat ? Bisa 10 tahun, bisa kurang. Bisa juga lebih dari satu dasawarsa namun perubahan yang terjadi bersifat evolutif. Tunggu dulu, ketika saya sebut “Dystopian”, janganlah Anda berpikir tentang dunia seperti dalam film Star Wars, Star Trek, Marvel Universe, atau Dune. Dystopian Era yang saya maksud adalah dunia masa depan dimana teknologi yang diciptakan tidaklah khayalan namun instrumen ilmiah yang dikembangkan secara holistik dimana ia dapat membentuk perubahan perilaku manusia dalam hubungan sosial, hubungan dagang, relasi hukum, dan metode pendidikan. Dalam film Black Mirror : White Christmas (2014), ada dua teknologi yang diperkenalkan. Pertama adalah Z-Eye, sebuah sistem mata artifisial yang bisa membantu orang untuk memblok atau memute seseorang di dalam kehidupan nyata. Konsepnya sama saja seperti kita tidak suka dengan seseorang atau konten seseorang, lantas kita mute atau block orang tersebut. Teknologi kedua yang diperkenalkan adalah Cookie, di mana kesadaran diri seseorang bisa didownload – dikopi – dan nantinya digunakan untuk menjadi AI yang membantu mereka. Cookie ini mirip dengan Google Nest saat ini. Dan yang menarik, teknologi Google Nest ini rilis tahun 2016. Berjarak hanya dua tahun dari beredarnya film tersebut.

Anda tentu ingat bagaimana penemuan telepon seluler di akhir tahun 1980 – awal 1990 merubah kultur komunikasi secara masif. Selanjutnya ketika internet semakin mudah diakes, lahirlah era media sosial yang banyak bermunculan sepanjang tahun 2000-an. Jika anda melihat lagi kebelakang, kira-kira seberapa lama waktu adaptasi yang dibutuhkan untuk berperilaku mengikuti “arahan/rayuan” yang media sosial tawarkan ? Kini semua berita lebih sering kita akses secara online. Anda pun kini sedang membaca tulisan saya melalui sebuah platform digital, yang bila kemudian Anda suka, maka akan Anda teruskan melalui berbagai opsi “share” kepada kerabat, keluarga, sahabat, teman kerja, grup hobi dan lainnya. Kini belanja makanan, minuman, barang, hingga mengakses layanan jasa juga dilakukan secara online. Kegiatan dagang pun makin riuh di ranah digital dengan omzet yang lebih besar dari perdagangan offline. Market Place pun sering perang diskon. Bahkan akibat pandemi Covid-19, kegiatan bekerja dan belajar pun makin mengarah kepada blend system atau hybrid system, dimana tatap muka langsung tidak lagi 100% dilakukan.

Orde Dunia Baru

Dunia kini semakin dekat kepada era baru. Sebuah tatanan baru. Orde Dunia yang Baru. Realitas kita di masa depan bisa jadi bukan hanya realitas yang terikat darah, tulang dan daging. Eksistensi kita di dunia nyata mungkin saja memiliki kembaran di dunia maya. Digital Twin. Dan kembaran ini bukanlah avatar yang berperan sebagai profile picture di akum media sosial kita. Digital Twin ini adalah realitas diri yang kita bagi ke dunia maya. Intelejensia yang tidak lagi artifisial, namun seutuhnya mengenali diri kita seolah lahir dengan satu jiwa. Anda tidak siap mendengar ocehan antologi Sci-Fi saya ini ? Baiklah, kalau begitu mari kita bahas entitas yang mulai muncul setahun belakangan : Metaverse. Metaverse adalah konsep kompleks dalam lanskap digital, yang didalamnya menjanjikan peluang luar biasa bagi miliaran orang. Definisi lengkap dari metaverse saat ini masih sedang digarap oleh para pionir teknologi modern. Namun agar lebih mudah, kebanyakan orang menyebut “metaverse” sebagai jenis pengalaman internet baru, yang dibangun oleh sejumlah teknologi unik.

Menurut Mark Zuckerberg, pendiri Facebook yang belum lama mengubah nama brand-nya menjadi META, metaverse adalah semacam “embodied internet”, yakni sebuah ruang yang dapat Anda lompati (melalui Virtual Reality) atau bawa ke realitas Anda (melalui Augmented Reality). Itu sebabnya ia juga dikenal dengan MR (Mixed Reality) atau XR (Extended Reality). Anda bisa menentukan kapan dan dimana Anda “hidup”. Apakah pada ruang Online atau Offline atau keduanya. Bisa dipahami jika tiba-tiba muncul di benak anda komentar semacam ; “Apa tidak over-lapping hidup dalam dunia dua realitas begitu? Menonton Marvel Universe saja sudah pusing”. Justru itulah yang dituju oleh Metaverse. Metaverse menawarkan masa depan di mana kita dapat menikmati tumpang tindih (over-lapping) yang lebih kuat antara kehidupan fisik dan digital kita. Coba bayangkan tentang bagaimana pemindai LiDAR di iPhone baru dapat memindai lingkungan Anda dan membawa konten baru ke dalamnya melalui kamera Anda. Atau pertimbangkan bagaimana Anda sekarang dapat berinvestasi dalam bentuk seni digital menggunakan Non- Fungible Token (NFT). Ini adalah contoh dari ekosistem Metaverse.

Bila anda kemudian berpikir “Ah, kejauhan betul berfantasinya. Memang siapa yang sudah siap dengan dunia versi Metaverse! Siapa pula di Indonesia yang sudah menjadi pengguna NFT? Belanda masih jauh, kita cukup mikir gimana beli minyak goreng yang tidak mahal! “. Wah, saya harus kecewakan Anda dengan menjawab : Di Indonesia sudah banyak yang menggunakan NFT. Bahkan telah ada tokoh publik yang menjual seni digitalnya dengan nilai NFT, yakni Denny JA. Lalu, bagaimana contoh Mixed Reality atau Xtended Reality yang paling gamblang ? Nah, sesekali cobalah tanya anak atau keponakan Anda yang berusia 7-13 tahun mengenai Roblox. Dijamin, Anda tidak akan menyangka bahwa permainan VR untuk bocah ingusan sudah memiliki dasar Metaverse-nya sendiri. Roblox adalah contoh lain dari metaverse yang dibangun dalam lingkungan game. Pemain Roblox dapat mencoba pengalaman membangun rumah, memainkan skenario unik, membeli pakaian atau aksesoris untuk melengkapi penampilan avatar mereka, bahkan memasak Pizza. Roblox bahkan memiliki aktivitas ekonomi nyata yang berjalan menggunakan crypto-currency bernama Robux (uang digital). Bisa jadi anak atau keponakan Anda adalah lapisan masyarakat yang paling cepat dan paling siap beradaptasi ketika struktur Metaverse paripurna dibangun para juragan teknologi.

Selama masa PSBB dan Lockdown, banyak dari kita beralih ke dunia digital untuk menciptakan kembali koneksi manusia. Komunikasi dengan orang yang dicintai dan kolega mulai dilakukan secara online, melalui sejumlah platform, dari lingkungan game hingga hub realitas virtual. Pengalaman sosial adalah beberapa pilar metaverse yang paling dikenal, terutama sejak pandemi. Seiring langkah kita menuju masa depan, bukan tidak mungkin kita melihat sejumlah perayaan dan acara terjadi di Metaverse, mulai dari konser hingga pernikahan atau pemakaman. Seiring berkembangnya teknologi, para ahli memperkirakan pengalaman sosial di metaverse akan mencakup bentuk tambahan dari kehadiran simulasi dan koneksi manusia. Bayangkan, misalnya, dapat membawa diri Anda secara holografis ke pesta ulang tahun yang tidak dapat Anda hadiri. Untuk menciptakan rasa “kehadiran” yang lebih besar, teknologi baru akan muncul untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial spontan dengan komunikasi dan avatar manusia yang realistis.

Ekonomi Metaverse

Lantas, bagaimana metaverse dapat memengaruhi dinamika sebuah perusahaan ? Saat ini saja sudah semakin banyak perusahaan di berbagai industri yang telah menggunakan konsep realitas dan metaverse yang diperluas untuk menyatukan para ahli /spesialis dan karyawan dalam lingkungan hibrida. Misalnya, perusahaan dapat menciptakan lingkungan virtual yang luar biasa untuk membangun produk, menguji ide, dan berinovasi dengan rekan kerja. Ruang pertemuan dan interaksi realitas virtual yang ditingkatkan oleh MR dan AR di tempat kerja akan semakin umum. Metaverse juga akan menciptakan peluang yang lebih luar biasa untuk pembelajaran dan pelatihan online di tempat kerja, memungkinkan orang untuk masuk ke pengalaman unik di mana mereka dapat membangun memori otot dan keterampilan baru. Kita bahkan dapat melihat penciptaan lanskap virtual di mana orang dapat lebih mudah mengakses alat untuk meningkatkan alur kerja mereka baik di dalam maupun di luar kantor. Microsoft dan Accenture telah bereksperimen dengan membangun ruang kerja virtual untuk kolaborasi, sementara Facebook (Meta) Horizon menawarkan cara untuk bekerja secara virtual melalui sebuah headset.

Salah satu peluang terbesar di masa depan metaverse adalah penciptaan ekonomi model baru dan bisa jadi lebih baik. Kita sudah melihat bukti dari pasarmodel baru (digital market / market place) dimana barang retail dan barang tradisional sama-sama berinteraksi dengan klien melalui segala hal mulai dari realitas virtual dan augmented reality, hingga pengiriman aset digital baru. Pengecer fesyen bahkan telah melakukan lompatan besar ke Metaverse dalam beberapa tahun terakhir. Burberry berkolaborasi dengan Elle Digital di Jepang untuk memungkinkan pelanggan menelusuri dan berbelanja dalam versi digital dari salah satu toko mereka. DressX mengubah konsep belanja pakaian dengan memungkinkan pelanggan mencoba dan membeli pakaian digital untuk avatar online mereka.

Komponen utama Metaverse adalah kemampuan setiap orang untuk memiliki kontrol lebih besar atas lanskap digital mereka, melalui lingkungan yang terdesentralisasi dan terbuka. Dalam lingkungan ini, para profesional kreatif berjuang untuk mendapatkan lebih banyak peluang untuk memonetisasi kreasi mereka, daripada membiarkan kreasi tersebut jatuh ke tangan organisasi yang lebih besar. NFT adalah bagian penting dari pertempuran ini.

NFT adalah konsep pilar “blockchain” di dalam metaverse. Dengan NFT, pelanggan dapat mengautentikasi kepemilikan barang digital mereka, dan mendukung artis dan kreator digital yang belum pernah ada sebelumnya. Di masa lalu, seniman sering berjuang untuk memonetisasi kreasi mereka karena struktur Web 2.0 (lingkungan internet yang ada kini), dan sebagian besar uang dan keuntungan didistribusikan di antara beberapa aktor utama, seperti Google, atau Amazon. Di metaverse, pencipta akan sekali lagi memiliki lebih banyak kesempatan untuk memiliki dan mendistribusikan alat berharga mereka sendiri tanpa perantara yang mengambil sepotong kue.

Namun diatas segala peluang terciptanya Metaverse dalam waktu dekat, tentu yang menjadi tantangan bukanlah kesiapan teknis atau hardware-nya semata. Dari pengalaman yang sudah-sudah, kita bisa dengan amat mudah bertransisi dari pager ke ponsel nokia, Blackberry, Iphone dan sebagainya. Tantangan yang paling tidak bisa dielak adalah seputar implikasi moral dan etika dari cepatnya kemajuan teknologi terhadap peradaban manusia. Jika metaverse pada dasarnya adalah perpanjangan dari internet yang kita miliki saat ini, kita hanya perlu memikirkan banyak sekali masalah yang belum kita selesaikan dalam keberadaan online kita—peretasan, illegal phising, pelecehan, ujaran kebencian—juga problem faktual yang nampaknya tidak mungkin dilakukan melalui Metaverse seperti ; ketidaksetaraan pendapatan di negara berkembang, kelangkaan makanan, kesenjangan sosial, dan akses perawatan kesehatan. Isu-isu tersebut perlu diperhatikan sejak dini untuk melihat seberapa berbahayanya masa depan di metaverse nanti.

 

Dewi Arum Nawang Wungu

Senior Researcher Indopolling Research and Consulting

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0

Oleh

Fakta News
Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kemenangan gemilang Timnas Indonesia dalam pertandingan tandang melawan Vietnam. Ia mengungkapkan bahwa kemenangan ini menjadi berkah dan kegembiraan di bulan puasa bagi seluruh rakyat Indonesia, serta juga membawa semangat bagi para pemain.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion My Dinh, Vietnam, Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan skor 3-0 dengan gol yang tercipta berasal dari Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan Ramadhan Sananta. Para pemain berhasil menunjukkan performa maksimal di tengah keterbatasan waktu persiapan yang sangat singkat.

“Kemenangan yang diracik oleh Pelatih Shin Tae Yong di tengah keterbatasan waktu mempersiapkan Tim yang sangat singkat. Timnas Indonesia bisa menunjukan performa maksimal. Kita menikmati tontonan apik yang menghibur, dengan level permainan yang berbeda dari permainan sebelumnya,” kata Hetifah Sjaifudian melalui keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/03/2024).

Lebih lanjut, kata Hetifah, juga mengingatkan tentang kejayaan Timnas Indonesia di masa lalu. Hal ini mengingat pada Piala Dunia 1986, saat itu Indonesia hampir berhasil lolos ke Meksiko sebelum dikalahkan oleh Korea Selatan.

“Tentunya kita sangat bersyukur dengan situasi ini. Berarti semakin dekat pada tujuan akhir untuk lolos fase grup, seperti yang pernah dicapai oleh Timnas Indonesia ketika diracik oleh Pelatih Sinyo Aliandoe dengan pemain di antaranya Kapten Team Hery Kiswanto pada PPD 1986,” ujarnya.

Meskipun bertanding di kandang lawan yang dikenal angker, Politisi Partai Golkar itu menilai bahwa Timnas Indonesia mampu tampil dengan percaya diri yang tinggi. Tak hanya itu, para pemain berhasil menunjukkan permainan yang berbeda dan menghibur, serta mampu mengatasi tekanan dari suporter lawan.

“Tentunya dengan kerendahan hati, bertanding di kandang macan Stadion My Dinh Vietnam yang dikenal angker, ternyata Timnas Indonesia tampil sangat percaya diri. Semoga level permainan ini terus bertahan sampai fase grup berakhir dan kita bisa lolos ke tahap berikutnya,” ucapnya.

Dengan demikian, Legislator Dapil Kalimantan Timur berharap melalui kemenangan ini, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Baginya, melalui prestasi gemilang ini dapat terus membangkitkan kebanggaan dan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.

“Jalan masih terjal jangan berpuas diri, kita semua doakan selalu hasil terbaik buat Timnas kita. Kita selalu berikan dukungan terbaik untuk Timnas kita. IsnyaAllah pride (harga diri) Bangsa Indonesia selalu terjaga. Bravo sepakbola Indonesia,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera

Oleh

Fakta News
Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi menilai pelaporan yang dilakukan Menteri Keuangan terkait kasus dugaan korupsi di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, langkah ini untuk memberikan efek jera bagi praktik patgulipat di LPEI yang seolah terus terulang.

“Kami menilai langkah Menteri Keuangan, Sri Mulyani menunjukkan keseriusan pemerintah agar proses pembiayaan ekspor benar-benar bisa meningkatkan volume ekspor Indonesia, bukan sekadar praktek hengky pengky antara oknum pejabat LPEI dan pihak ketiga sehingga memicu fraud yang merugikan keuangan negara,” ujar Fathan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Pada Senin (18/3/2024) lalu Sri Mulyani bertandang ke Kejaksaan Agung untuk melaporkan temuan tim Kemenkeu terkait indikasi adanya fraud dalam kredit yang dikucurkan oleh LPEI. Sejumlah debitur diduga melakukan tindak pidana korupsi yang diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp2,5 triliun. Ada empat perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Keempat perusahaan tersebut bergerak dalam usaha sawit, nikel, batu bara, dan perkapalan.

Fathan mengungkapkan dugaan korupsi di LPEI dengan berbagai modus ibarat kaset rusak yang terus berulang. Politisi Fraksi PKB ini menyebut pada 2022 Kejagung pernah menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi pembiayaan ekspor nasional oleh LPEI selama periode 2013-2019. Saat itu kerugian negara diperkirakan mencapai Rp2,6 triliun yang berasal dari kredit macet ke delapan grup usaha yang terdiri dari 27 perusahaan.

“BPK juga pernah melakukan pemeriksaan investigatif terkait kasus dugaan korupsi LPEI dan menemukan kerugian negara hingga puluhan miliar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fathan menyampaikan di antara modus yang paling sering terjadi adalah LPEI tidak menerapkan prinsip tata kelola yang baik saat mengucurkan kredit kepada calon debitur. LPEI seolah gampangan dalam menyalurkan kredit kepada pihak ketiga dan akibatnya terjadi kredit macet yang merugikan LPEI dan keuangan negara.

“Saat ditelusuri lebih dalam ternyata ada hengky pengky antara oknum LPEI dengan pengusaha atau eksportir sehingga penyaluran kredit tidak memenuhi unsur prudent,” ungkapnya.

Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan negara (BAKN) DPR RI ini pun mendukung upaya “bersih-bersih” sehingga LPEI kembali kepada khittah-nya. Menurutnya pembentukan LPEI awalnya untuk menciptakan ekosistem baik terhadap kegiatan ekspor produk-produk unggulan dalam negeri. Dengan LPEI, eksportir akan dibantu dari segi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi.

“Namun faktanya seringkali proses penyaluran pembiayaan ini dilakukan secara serampangan bahkan minim pengawasan saat kredit telah dikucurkan. Maka saat ini kami menilai LPEI ini direformasi agar bisa kembali ke tujuan awal bisa mendorong iklim ekspor yang baik bagi produk unggulan Indonesia baik dari sektor UMKM maupun korporasi,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern

Oleh

Fakta News
Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar foto bersama usai membuka workshop dengan tema "Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto : DPR RI

Jakarta – Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melalui Bagian Manajemen Kinerja dan Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawah Biro Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) secara resmi menggelar kegiatan workshop dengan tema “Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)” di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Dalam acara yang dihadiri segenap Pejabat JPT Madya, JPT Pratama, Administrator dan Pengawas itu, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menyatakan disiplin merupakan pondasi utama dalam menjaga produktivitas sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021. Indra menekankan disiplin tidak hanya soal penjatuhan hukuman tapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal.

“Kewenangan pemimpin dalam penegakan disiplin dimulai dari pemeriksaan hingga penjatuhan hukuman disiplin. Namun tidak semua pemimpin atau pejabat berwenang mampu melaksanakan penegakan disiplin dengan baik dan benar, karena penegakan disiplin bukan hanya terkait hukum pelanggaran disiplin tetapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal,” ujar Indra saat pidato pembukaan.

Terlebih, di lingkup kerja yang kompleks serta dinamis seperti halnya di Setjen DPR RI, memerlukan adanya pembinaan disiplin secara khusus di tengah gagasan menuju Parlemen Modern dengan Work From Anywhere (WFA) yang mulai dikenal sejak era pandemi Covid.

Terkait hal itu, Indra mengungkapkan Setjen DPR RI menghadirkan solusi adanya berbagai gagasan perkantoran modern yang sedang terus dibangun di Kompleks Parlemen dalam mengakomodir WFA. Diantaranya mulai dari Kantin Demokrasi dengan fasilitas Wi-Fi hingga kedepannya konsep Ecopark di kawasan Taman Jantung Sehat yang desainnya kini masih dalam tahap menunggu finalisasi.

Kesemuanya itu, ungkap Indra, dalam mewujudkan PNS di lingkungan Setjen DPR RI yang berintegritas bermoral, profesional akuntabel sehingga dapat mendorong PNS untuk lebih produktif untuk menunjang karirnya di era Parlemen Modern yang akan akan terus diwujudkan kedepannya.

Dengan demikian, diharapkan skor indeks Survei Penilaian Integritas (SPI) Setjen DPR RI kedepannya dapat semakin meningkat secara  maksimal. Apalagi, ungkap Indra, SPI nantinya juga berkaitan dengan secara keseluruhan Reformasi Birokrasi (RB) yang akan terus dievaluasi setiap tahunnya.

Turut hadir segenap pejabat tinggi Setjen DPR RI antara lain Deputi Bidang Administrasi Sumariyandono, Pelaksana Harian (Plh) Inspektur Utama Furcony Putri Syakura dan Kepala Biro SDMA Asep Ahmad Saefuloh. Hadir pula narasumber dari Direktur Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Julia Leli Kurniati dan Analis Hukum Ahli Madya BKN Muhammad Syafiq.

Baca Selengkapnya