Connect with us

Menteri Perdagangan, Produksi Diksi Kegagalan Pemerintah Melawan Mafia Minyak Goreng

Bak pentas drama dengan tajuk kelangkaan minyak goreng, epilog drama menampilkan penuh sesaknya minyak goreng kemasan  di minmarket , invisible hand telah menunjukkan taji siapa penguasa minyak goreng sebenarnya di republik ini.

Menteri Perdagangan dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (17/3) akhirnya setelah dua kali absen, datang memaparkan sebab musabab kelangkaan minyak goreng yang melanda hampir lebih tiga bulan ! Ini belum terhitung di periode November 2021 manakala Kemendag bersama pelaku usaha berkomitmen menyediakan minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 1 juta liter seharga Rp 14.000/liter untuk Natal dan Tahun Baru. Jika terhitung periode tersebut, maka rakyat merasakan lebih dari 5 bulan mengalami kelangkaan.

Enam jurus pemerintah mengatasi permasalahan belumlah cukup. Alokasi pembiayaan selisih harga dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 7,6 triliun berdasarkan regulasi Permendag 3/2022 juga belum mempan. Hingga akhirnya, 16 Maret 2022 Kemendag mencabut Permendag 6/2022 yang mengatur HET minyak goreng curah Rp11.500 per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan kemasan premium Rp14.000 per liter. Sementara dalam aturan pengganti yang tertuang dalam Permendag Nomer 11 tahun 2022, HET minyak goreng curah jadi Rp14.000 per liter dan harga kemasan premium diserahkan kepada mekanisme pasar alias tanpa HET. Selain itu turut mencabut Permendag 8/2022 tentang kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO).

Bak pentas drama dengan tajuk kelangkaan minyak goreng, pasca peraturan tersebut disampaikan epilog drama menampilkan lambat laun minyak goreng kemasan memenuhi minmarket, invisible hand telah menunjukkan taji siapa penguasa minyak goreng sebenarnya di republik ini.

Baik kita memberikan apresiasi, setidaknya Kemendag M.Lutfi memiliki kemampuan memberikan gambaran yang tepat dalam menyampaikan kondisi kelimpungan pemerintah, tidak bisa mengontrol para spekulan minyak goreng (mafia) serta mengakui dirinya memiliki keterbatasan dan wewenang dalam undang-undang untuk mengusut tuntas para mafia dan spekulan.

Wacana Politik Mafia Pangan

Sebagai relawan pemerintahan Joko Widodo yang tergerak atas dasar wacana optimisme dan tindakan politik Joko Widodo yang out of the box dalam menyelesaikan problem kebangsaan, pernyataan Kemendag M.Lutfi justru berkontradiksi dengan bangunan wacana, gagasan kebangsaan dan political will kerakyatan rezim ini yang akan berakhir di 2024.

Diksi yang disampaikan Kementerian Perdagangan M.Lutfi sangat berbahaya mengingat kekuasaan tidak saja dipandang dalam entitas kepemilikan. Namun kekuasaan dapat juga dipandang sebagai entitas yang secara terus menerus akan menciptakan entitas pengetahuan, begitu pun sebaliknya, penyelenggaraan pengetahuan akan menimbulkan efek kekuasaan, meminjam istilah Foucault, kekuasaan selalu memproduksi pengetahuan sebagai basis kekuasaan. Hampir tidak mungkin kekuasaan tidak ditopang dengan suatu ekonomi wacana kebenaran.

Rezim kekuasaan selalu memproduksi wacana “Mafia Pangan” menjadi agen/aktor pelaku utama penyebab krisis pangan atau pertanian yang terjadi di rakyat mapun dikalangan petani. Sebut saja Mafia Gula, Mafia Cabai, Mafia Daging, dan Mafia Pupuk serta banyak mafia lainnya. Wacana ini sayangnya justru menjadi kebenaran dalam diskursus membangun kedaulatan pangan dan pemerintah melalui Kemendag M.Lutfi turut latah, memproduksi wacana tersebut dalam komunikasi politik di publik.

Alih-alih menampilkan kekuatan sumber daya kekuasaan, legitimasi dan kompetensi pemerintah dalam mengatasi problem kelangkaan minyak goreng, Kemendag justru melemparkan bola panas kelembaga lain, seakan kehilangan ingatan bahwa untuk menjalankan roda republik tidak dapat berdiri sendiri, setiap kelembagaan bersinergi dengan kelembagaan lain. Misalnya saja,  perangkat peraturan yang dibuatnya sendiri, berdasarkan Permendag No.3 Tahun 2022 Tentang Penyediaan Minyak Goreng Kemasan untuk Kebutuhan Masyarakat Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh BPDPKS ditandatangani 16 Januari 2022 disebutkan Pasal 14 dalam menjalankan fungsinya, Kementerian Perdagangan sebagai pembina dan pengawas membentuk tim pengawas yang terdiri dari perwakilan; Kemenko Perekonomian, Sekretariat Kabinet, Kemenkumham, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pemerintah Daerah, Satuan Tugas Pangan dan BPDPKS.

Penguasa Kelapa Sawit

Sebaliknya, wujud nyata siapa sebenarnya Mafia Pangan sendiri tidak tampil di publik. Kita justru lebih mudah memeriksa siapa sebenarnya pemain besar dan seberapa besar komitmen pemerintah untuk membangun industri kelapa sawit yang kuat.

Berdasar data Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Januari 2022 produsen minyak goreng mengerucut diduduki 4 produsen utama yang memiliki pangsa pasar berturut-turut sebesar 14 persen, 13,3 persen, 11 persen, dan 8,2 persen. Sementara itu perhitungan rasio kosentrasi dari 4 produsen tersebut atau CR (4) menunjukkan total pangsa mencapai 46,5 persen yang menunjukkan bahwa pasar bersifat monopolistik dan mengarah ke oligopoli.

Kementerian Pertanian merilis Buku Statistik Perkebunan 2019-2021 memberikan gambaran sebagian besar kelapa sawit Indonesia diusahakan oleh perusahaan besar swasta (PBS) yaitu sebesar 54,94% atau seluas 7,94 juta hektar dan perkebunan rakyat (PR) sebesar 40,79% atau sekitar 5,89 juta hektar, sedangkan perusahaan besar negara (PBN) sekitar 4,27% atau  617,5 ribu hektar. Adapun total produksi minyak sawit tahun 2021 sebesar 49,71 juta ton/tahun dengan rincian PBS sebesar 30,728 juta ton/tahun atau sekitar 61,81%, dan PR sekitar 16,75 juta ton/tahun atau sekitar 33,70% dan PBN sebesar 2,22 juta ton/tahun atau sekitar 4,47%.

Dari PBS tersebut The Science Agriculture tahun 2020 melansir 10 perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia menurut pendapatan. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology atau yang biasa disingkat SMART berhasil menempati urutan puncak dengan pendapatan mencapai Rp 40,3 triliun. Mengelola lahan seluas 137,37 ribu hektar dengan pembagian 106,42 ribu hektar lahan produktif perusahaan dan 31,30 ribu hektar digunakan untuk lahan plasma dengan petani setempat. PT Astra Agro Lestari menempati peringkat ke dua dengan pendapatan Rp 18,8 triliun, kemudian PT Salim Invomas Pratama Tbk sebesar Rp 14,4 triliun dan keempat ditempati PT.Dharma Satya Nusantara Tbk sebesar Rp 6,6 triliun.

Bagaimana dengan PBN atau PT Perkebunan Nusantara (Persero)/PTPN Group. Tahun 2021 ketika PBS berjaya meraih keuntungan sebaliknya PTPN Group justru berkubang mengurusi utang yang nilainya mencapai Rp 74 triliun. Terlebih hutang tersebut tidak hanya berasal dari kredit bank-bank Himbara (Himpunan Bank-Bank Milik Negara) dan bank swasta dalam negeri, namun juga berasal dari bank asing. Hutang menggunung disebabkan bentuk korupsi terselubung yang berlangsung sejak lama.

Membenahi Industri Sawit Nasional

Tahun 2015 pemerintah membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Terobosan pemerintah ini diharapkan dapat membangkitkan industri kelapa sawit Indonesia terlebih khususnya perkebunan rakyat. Pada tahun 2021 perolehan pungutan periode Januari hingga pertengahan Desember 2021 telah menembus Rp 69 triliun. Dana ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya hingga Desember 2020 telah menghimpun Rp 21,24 triliun.

Salah satu program BPDPKS adalah melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat (PSR), dimaksudkan untuk peningkatan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit serta menjaga luasan lahan perkebunan agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Meski Indonesia menjadi produsen terbesar kedua dunia namun, produktivitas CPO masih kurang dari 3-4 ton per hektar. Jika dibandingkan Malaysia yang hanya memiliki luasan lahan 5,3 juta hektar, produktivitas lahan sawit dapat mencapai 4-6 ton per hektar.

Realisasi pencapaian program PSR sayangnya jauh dari harapan, tahun 2017 dari target 20,78 ribu hektar hanya tercapai 13,21 ribu hektar. Tahun 2018 dari target 185 ribu hektar hanya tercapai 15,28 ribu hektar, tahun 2019 dari target 180 ribu hektar hanya tercapai 55,32 ribu hektar, dan tahun 2020 dari target 180 ribu hektar baru tercapai 55,94 ribi hektar dan tahun 2021 dari target 180 ribu periode April baru terealisasi 1,23 ribu hektar. Dana yang telah disalurkan sejak tahun 2016 hingga 22 Desember 2021 sebesar Rp 6,59 triliun.

Meski demikian, dana yang disalurkan BPDPKS dari pungutan ekspor sawit sejak 2015-2019. Dari total Rp33,6 triliun, sekitar 89-90 persennya dialokasikan untuk insentif biodiesel. Nilainya mencapai Rp30,2 triliun. Sementara, untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR) hanya sebesar Rp2,7 triliun; untuk pengembangan dan penelitian Rp284,4 miliar; sarana dan prasarana Rp1,73 miliar; promosi dan kemitraan Rp208,561 miliar; serta pengembangan sumber daya manusia sekitar Rp140,674 miliar.

Yayasan Madani Berkelanjutan merilis selama 2015-2020, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit telah menyalurkan Rp 57,72 triliun untuk membayar selisih antara harga biodiesel dan solar, dengan volume biodiesel sebesar 23,8 juta kiloliter dengan perincian Wilmar Group dan Musim Mas diketahui mendapatkan siraman insentif biodiesel paling besar. Tahun 2015, Wilmar Group dapat jatah 51,13% dari total dana insentif yang dianggarkan BPDPKS, sementara Musim Mas Group 19,61%.

Kemudian di 2016, Wilmar Group mendapatkan insentif 41,38% dan Musim Mas Group 16,69%. Pada 2017 Wilmar Group kembali mendapatkan 36,85 % dan Musim Mas Group 15,58%.

Perlu menjadi perhatian adalah akhir November 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan alokasi biodiesel untuk dalam negeri sebesar 10.151.018 kiloliter pada 2022. Jumlah itu, naik dibanding sebesar 9.413.033 kiloliter. Kajian Ekonomi Lingkungan LPEM FEB UI menyebut, program biodiesel B30 akan memicu defisit 40 juta ton CPO yang diperkirakan mulai terjadi pada 2023.

Defisit CPO juga akan berdampak pada kebutuhan lahan. Pemerintah perlu melakukan ekspansi lahan hingga 39 persen dari total lahan produksi sawit di Indonesia 13,3 juta hektar, untuk memenuhi kebutuhan biodiesel B30.

Akhir kata, industri kelapa sawit kita dapat diibaratkan seperti balon gas, melembung besar namun ringkih dan kosong di dalam. Produktivitas, luasan lahan, serta tata kelola manajemen yang baik dan bersih dari korupsi perusahaan besar nasional belum mampu menyamai perusahaan besar swasta.

Membenahi kekurangan hal tersebut lebih baik daripada memproduksi wacana mafia pangan. Meski demikian pemerintah perlu lebih tegas memiliki political will kerakyatan, alokasi peruntukan dana sawit menunjukkan hal yang jauh dari harapan. Masih terdapat dua bulan lagi sebelum hari raya Ramadhan untuk memprioritaskan ketercukupan pangan dan dua tahun lagi bagi pemerintahan ini untuk fokus membenahi pangan kita.

 

Penulis

Rahayu Setiawan (Ketua Departemen Budidaya Pertanian dan Agrobisnis)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024

Oleh

Fakta News
Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024
Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti. Foto : DPR RI

Jakarta – Pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan Lebaran terus menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Terlebih, setiap tahun pelaksanaannya terus mengalami tantangan yang cukup signifikan.

Terkait hal itu, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi seluruh pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang telah berlangsung dengan baik. Meski, terdapat sejumlah catatan atau evaluasi dalam pelaksanaannya.

“Pemerintah telah mengambil langkah dalam meningkatkan infrastruktur dan mengatur sistem transportasi. Namun, peningkatan jumlah pemudik dan kepadatan lalu lintas masih menjadi permasalahan utama,” ujar Novita dalam wawancara tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Lebih lanjut dikatakan oleh Legislator dari Dapil Banyumas-Cilacap (Jawa Tengah VIII) ini, peran koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan operator transportasi serta pihak terkait lainnya masih perlu ditingkatkan.

“Komunikasi yang lebih efektif dan perencanaan yang matang diperlukan untuk menghindari kemacetan yang berlebihan dan memastikan keselamatan pemudik,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Tak hanya itu, Novita juga mencatat perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat peristirahatan dan terminal, guna mencegah penyebaran penyakit. Terlebih, lanjutnya, di tengah cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh para pemudik.

Kendati demikian, Novita mengapresiasi secara keseluruhan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang baru saja selesai terselenggara. Dirinya berharap, perbaikan dan peningkatan pelayanan dapat terus dilakukan di setiap tahunnya.

“Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan, tentunya masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran di masa mendatang,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata

Oleh

Fakta News
Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024). Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini Komisi I DPR RI memberikan perhatian serius pada konten kearifan lokal di Bali. Dengan kuatnya konten kearifan lokal yang ada di Bali maka diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

“Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI Denpasar Bali untuk selalu mengupdate program siaran bermuatan kearifan lokal secara multiplatform guna mendorong peningkatan pariwisata di Bali,” papar Politisi Fraksi PKS itu di kantor LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024).

Kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konten kearifan lokal merupakan suatu muatan yang ditampilkan kepada masyarakat melalui media yang menampilkan kebudayaan suatu bangsa.

Komisi I mendorong LPP RRI turut andil dalam mempertahankan kearifan lokal di tiap satuan kerja (Satker) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap Satker dari Sabang sampai Merauke, berperan penting untuk mengikat kearifan lokal yang menjadi ciri khas LPP RRI selama ini. Sebagai gambaran,  siaran RRI sendiri terdiri dari PRO 1 hingga PRO 4. Khusus PRO 4, merupakan program yang menyajikan konten kearifan lokal yang tersebar di kota-kota yang memiliki potensi budaya besar, termasuk Denpasar Bali.

Promosi kearifan lokal budaya di Bali dapat dilakukan dengan memanfatkan media massa seperti media elektronik, media cetak, dan media online maupun media sosial lainnya. LPP RRI turut menyajikan  konten yang sesuai dengan sasaran wisatawan.  LPP RRI Denpasar telah menyediakan saluran khusus untuk Budaya Bali melalui PRO 4, dengan menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Baca Selengkapnya

BERITA

Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy

Oleh

Fakta News
Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Foto: DPR RI

Jakarta – Peristiwa terjadinya puluhan pemudik yang sempat memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/04/2024) belum lama ini menuai respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Para pemudik mobil ini, imbuh pria yang akrab disapa SJP, memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

“PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal,” ujar SJP sebagaimana keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Masalah tersebut, tandas Politisi Fraksi PKS ini, semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan kapal feri Merak-Bakauheni.

“Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan,” terangnya.

Sebagaimana data ASDP, ungkap Suryadi, total masyarakat yang belum memiliki tiket mudik pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

“Padahal ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo,” tuturnya.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan. Tanpa berbekal tiket, lanjut SJP, para pemudik ini tetap nekat berangkat menuju Pelabuhan Merak. Akibatnya, mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Karena mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa mendapatkannya melalui agen-agen penjualan tidak resmi.

“Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini,” pungkas SJP.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store, kata Suryadi, dapat menjadi bahan evaluasi tersebut. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis yang kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan, bahkan ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya