Connect with us
Gaya Hidup

Orang Tidak Sukses Melakukan 11 Hal Ini Selama Libur Akhir Pekan yang Panjang

Kita sudah tahu apa yang akan dilakukan orang sukses selama akhir pekan yang panjang .

Tapi bagaimana apa yang dilakukan orang-orang yang tidak sukses di sekitar kita? Kesalahan apa dapat kita waspadai atau kita hindari? Lagi pula, Anda tidak ingin libur akhir pekan selama tiga hari penuh terbuang sia-sia.

Oleh karen itu, mari kita bahas beberapa perilaku yang harus dijauhi. Berikut adalah 11 hal yang biasanya dilakukan orang yang tidak sukses selama libur tiga hari di akhir pekan:

  1. Mereka mengabaikan orang yang mereka sayangi

“Akhir pekan tiga hari memungkinkan Anda untuk menjadwalkan waktu berkualitas bersama orang yang Anda cintai,” kata Lynn Taylor, pakar tempat kerja nasional dan penulis ” “Tame Your Terrible Office Tyrant: How to Manage Childish Boss Behavior and Thrive in Your Job.”

Buku itu berisi nasehat, menghabiskan akhir pekan yang panjang untuk menjauh dari semua orang bukanlah hal yang buruk.

Tapi individu yang tidak sukses menghindari orang karena mereka pikir ini adalah usaha untuk bersantai, padahal mereka melakukannya karena ada sesuatu yang menghalangi mereka, yaitu untuk tidak berhubungan.

  1. Mereka selalu online

Libur akhir pekan tiga hari adalah kesempatan sempurna untuk mengabaikan banyak layar (desktop, televisi, tablet, smartphone) Anda dan pergi berjalan-jalan sekali ini. Jangan menjadi salah satu dari orang-orang yang menghabiskan setiap saat selalu terjaga dan mata melekat pada akun media sosial mereka. Anda akan kehilangan banyak.

  1. Mereka terus memikirkan pekerjaan

Hal satu ini tidak seburuk bekerja sepanjang akhir pekan, tapi memikirkan pekerjaan Anda terus-menerus bukanlah pertanda baik.

Jika Anda sangat mencintai pekerjaan Anda sehingga Anda tidak dapat melepaskannya dari pikiran Anda, itu satu hal lain lagi. Tapi orang yang tidak sukses sangat terfokus pada minggu depan dan mereka tidak dapat bersantai dan menikmati diri mereka saat ini.

  1. Mereka tidak ingin bertualang

Akhir pekan yang panjang adalah waktu yang tepat untuk memulai sebuah perjalanan baru ke tempat yang belum pernah dikunjungi, atau mencoba restoran baru, atau menjelajah pantai atau belajar menyelam.

Tidak apa-apa jika Anda hanya ingin bersantai, tapi jika Anda mencari kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, Anda mungkin akan menyesal menghabiskan seluruh waktu Anda di sofa.

“Ini adalah saat yang tepat untuk bersantai dengan hobi favorit Anda atau hobi, entah itu belanja, bermain golf, bersosialisasi, membaca, melukis, atau yang lainnya,” kata Taylor.

  1. Mereka tidak pernah berhenti bekerja

Orang-orang yang tidak sukses menyia-nyiakan waktu mereka dengan menanggapi email kerja dan mengejar kesibukan.

Jika Anda dijadwalkan untuk bekerja selama akhir pekan yang panjang karena Anda memiliki nasib buruk, itu satu hal. Ini adalah hal lain jika Anda memilih untuk bekerja selama tiga hari akhir pekan dari rumah Anda. Itu bisa jadi tanda pasti Anda akan bergairah atau Anda hanya ketagihan bekerja.

Jika Anda benar-benar perlu menjadi produktif, jangan biarkan pekerjaan secara acak merembes ke waktu luang Anda. Jadwalkan beberapa waktu untuk menangani pekerjaan Anda dan kemudian lakukan dengan itu.

  1. Mereka stres
despair-513528_1280

Stres

Kita semua perlu istirahat dan mengisi ulang baterai kita dari waktu ke waktu. Orang yang tidak sukses dapat melakukan ini, bahkan selama tiga hari akhir pekan. Hal ini menyebabkan penderitaan dalam waktu yang seharusnya dipenuhi dengan relaksasi dan kebahagiaan.

  1. Mereka menghabiskan banyak uang untuk kebutuhan yang tidak perlu

Anda tidak ingin menghabiskan semua uang Anda selama tiga hari!

Orang yang tidak sukses tidak tahu bagaimana mengendalikan diri mereka selama akhir pekan yang panjang dan berakhir dengan dompet kosong sebagai hasilnya.  Terlalu banyak pembelian impulsif  dalam waktu singkat adalah ide yang sangat buruk.

Jika Anda melihat banyak sekali kesenangan yang sesuai anggaran,  pertimbangkan staycation atau berhati-hati dengan angan anggaran Anda dengan cukup menikmati sinar matahari

  1. Mereka membuat pilihan yang tidak sehat

Orang yang tidak sukses cenderung menggunakan alasan untuk mengabaikan rutinitas latihan mereka dan menikmati makanan atau barang yang tidak sehat. Akhir pekan tiga hari memberi kesempatan untuk melakukan kebiasaan yang buruk.

Wajar jika ingin sedikit memanjakan, yang baik-baik saja secukupnya.

  1. Mereka malas

Tentu saja, penting untuk bersantai selama akhir pekan. Orang-orang yang tidak sukses mengambil ini terlalu berlebihan.

j0341647

Malas

Akhir pekan yang panjang adalah waktu yang optimal untuk menangani proyek pribadi yang tidak terkait pekerjaan yang sepertinya tidak pernah Anda dapatkan selama seminggu – membersihkan rumah, membeli panggangan baru, atau mengunjungi nenek Anda. Manfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya. Anda akan merasa lebih baik setelah memeriksa sesuatu dari daftar tugas Anda.

  1. Anda tidak merencanakan apapun

Beberapa orang bisa saja melewati kehidupan tanpa pernah punya rencana. Mungkin saja baik untuk mereka.

Anda tidak perlu merencanakan setiap detik, tentu saja, tapi setidaknya Anda ingin memiliki garis besar kasar. Orang-orang yang tidak sukses akhirnya menyalahkan dirinya sendiri, membiarkan semuanya tidak berjalan lancar, pasrah saja, membiarkan tidak terorganisis dan lalu kecewa.

  1. Mereka tidak menjaga waktu

Waktumu sangat berharga Orang-orang sukses menyadari hal ini – itulah sebabnya mereka  penuh semangat mempertahankan jadwal mereka. Hal ini memungkinkan mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan, bahkan saat melaksanankan kewajiban mereka.

Orang yang tidak sukses membiarkan akhir pekan mereka yang panjang untuk terbuang sia-sia. Mereka terikat dengan rencana yang tidak menarik minat mereka, mereka bermalas-malasan dan menyesalinya, dan akhirnya kehilangan satu hal yang benar-benar ingin mereka lakukan.

K. Rinaldi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya