Benarkah Ayah Donald Trump Terlibat Ku Klux Klan?
Klaim
Ayah Donald Trump ditangkap disaat kerusuhan aksi Ku Klux Klan (KKK) pada tahun 1927?
Fakta
Sebagian benar dan sebagian salah.
Apa yang benar?
Artikel New York Times yang dimuat pada tahun 1927 yang berjudul Fred Trump salah satu yang ditangkap setelah “kerusuhan” yang melibatkan polisi New York City dan pendukung Ku Klux Klan pada sebuah aksi “parade peringatan”.
Apa yang salah?
Artikel tersebut tidak melaporkan bahwa Fred Trump adalah termasuk anggota KKK maupun pendukungnya, atau bahwa dia telah didakwa melakukan kejahatan sehubungan dengan acara KKK tersebut.
Sumber Berita
Pada tanggal 9 September 2015, situs web BoingBoing menerbitkan sebuah artikel yang merujuk sebuah arsip New York Times dari tahun 1927, yang melaporkan bahwa ayah Presiden Donald Trump, Fred Trump ditangkap sehubungan dengan acara KKK:
Menurut artikel di New York Times yang diterbitkan pada bulan Juni 1927, seorang pria dengan nama dan alamat ayah Donald Trump dituntut setelah anggota Klan menyerang polisi di Queens, NY.
Pada tahun 1927, ayah Donald Trump berusia 21 tahun, dan belum menjadi tokoh terkenal. Beberapa sumber melaporkan bahwa tempat tinggalnya saat di alamat yang sama.
Namun, ini bukan bukti bahwa Trump senior – yang kemudian akan menjadi milyuner pengembang real estat – adalah anggota Ku Klux Klan atau bahkan hadir di acara tersebut. Meskipun berbagi pengacara dengan orang-orang lain yang ditangkap. Bisa jadi dia mungkin seorang saksi yang tidak bersalah, salah tangkap, atau salah tempat pada saat kejadian kacau dan rusuh.
Seseorang di Bagian Catatan Departemen Kepolisian NYC mengatakan bahwa laporan penangkapan terhadap Fred Trump sejauh ini tidak tersedia dalam bentuk apapun.
BoingBoing menyertakan salinan artikel New York Times , dengan materi sumber yang ada di arsip berbasis web New York Times. Artikel tersebut melaporkan sebuah “pertempuran bebas-untuk semua di Jamaica” pada bulan Mei 1927 yang melibatkan 100 polisi dan 1.000 anggota Klan di Jamaika – Manhattan parade, Queens:
Nama Trump senior muncul satu kali dalam artikel tersebut, di akhir sebuah bagian yang berjudul “Tahanan dilepaskan.” Rincian tentang tuntutan diajukan terhadap orang lain disertakan, namun untuk Trump hanya mengatakan telah “dipulangkan” (tanpa informasi lebih lanjut tentang Keterlibatan atau kesalahannya):
Seperti yang dilansir BoingBoing, informasi yang tersedia dalam artikel tersebut sulit menyimpulkan apakah ayah Trump terlibat langsung dalam huru-hara atau hanya seorang penonton yang kebetulan kebetulan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah. Oranglain yang ditangkap dikenai berbagai tuduhan pelanggaran mulai dari penyerangan yang brutal hingga perilaku tidak tertib, tapi Trump tidak disebutkan namanya dalam tuduhan pidana kecil sekalipun. Menurut BoingBoing, New York City tidak lagi memegang informasi tentang penangkapan yang dilakukan sejak tahun 1927, sehingga tidak mungkin bisa untuk memverifikasi secara independen laporan Times yang asli tersebut.
Pada tanggal 22 September 2015, New York Times menerbitkan sebuah wawancara dengan Donald Trump, transkrip yang diawali dengan berikut ini: Tanggapan langsung jawab Donald Trump – Bantahannya yang mendadak atas fakta yang ditunjukkan kepadanya beberapa saat sebelum dikonfirmasi; Berulang kali dia menegaskan bahwa tidak ada tuduhan diajukan terhadap ayahnya sehubungan dengan insiden yang ditunjukkan.
Berikut wawancara mengenai masalah penangkapan Fred Trump:
Tanya: Pernahkah Anda mendengar tentang polisi New York menangkap Fred Trump yang tinggal di alamat Devonshire pada tahun 1927 setelah aksi unjuk rasa Ku Klux Klan berubah menjadi kerusuhan?
Donald Trump: Benar-benar salah, Kami tinggal di Wareham. Devonshire – aku tahu ada jalan Devonshire tapi kurasa ayahku tidak pernah tinggal di Devonshire.
Tanya: Catatan kependudukan menunjukkan bahwa dia tinggal di sana bersama ibu Anda. Tapi, Anda tidak pernah mendengar kisah itu?
Donald Trump:Tidak pernah terjadi. Dan itu omong-omong, saya melihat itu dikatakan oleh sebuah situs kecil. Itu tidak pernah terjadi. Dan mereka bilang tidak ada tuduhan, tidak ada apa-apa. Tidak adil untuk menuduh, jujur saja, karena tidak ada tuduhan. Mereka mengatakan ada tuduhan, tapi sama sekali tidak ada tuduhan, sama sekali salah. Seseorang menunjukkan situs itu kepada saya – itu adalah situs kecil dan seseorang melakukan itu. Omong-omong, apakah Anda memperhatikan bahwa tidak ada tuduhan? Nah, jika tidak ada tuduhan yang berarti tidak boleh disebutkan. Karena ayah saya, tidak ada tuduhan kejahatan terhadap dia, saya tidak tahu tentang orang lain yang terlibat. Jadi itu hanya asumsi bahwa itu adalah dia – saya bahkan tidak berpikir itu dia, saya bahkan tidak pernah mendengarnya. Jadi sangat tidak adil untuk dikatakan demikian. Itu tidak pernah terjadi.
Trump meralat kembali pernyataan bahwa itu bukan ayahnya, “Dan omong-omong, ayahku tidak terlibat, tidak pernah dituntut dan aku bahkan tidak pernah mendengar ini sebelumnya. Apa? Ini keluar di situs web dan Anda akan menuliskannya di The New York Times ?”
“Seharusnya tidak ditulis karena tidak pernah terjadi, No. 1. Dan Nomor 2, tidak ada yang dituntut” Jawab Trump dengan ketus.
Meskipun mungkin Trump tua menghadiri acara tersebut bersama dengan pendukung KKK dan anggota Klan, mungkin saja dia sedang beraktivitas di lingkungannya sendiri dan ikut disapu bersih oleh polisi, kemudian tanpa sadar menemukan dirinya berada di tengah kerusuhan yang luar biasa. Mungkin saja?
K.R – Snopes
FAKTAMETER
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Hadiri Upacara Pembukaan Chengdu 2021 FISU World University Games
Jakarta – Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri upacara pembukaan Chengdu 2021 FISU World University Games yang digelar di Dong’an Lake Sports Park Stadium, Chengdu, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pada Jumat malam, 28 Juli 2023.
Gelaran upacara pembukaan dimulai pada pukul 20.00 waktu setempat, Presiden dan Ibu Iriana berada di tribun bersama dengan sejumlah pemimpin negara lainnya yang turut hadir dan menjadi negara peserta ajang pertandingan olahraga dunia tersebut.
Satu persatu defile dari 119 negara peserta kemudian memasuki lapangan berurutan secara alfabetis dimulai dari Albania dan berakhir di Republik Rakyat Tiongkok selaku tuan rumah.
Kemudian, ketika nama Indonesia disebut, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana pun tampak antusias melambaikan tangan dari atas tribun kepada defile Indonesia yang melintas di lapangan. Sebanyak 56 orang defile Indonesia pun dengan bangga melambaikan tangan membalas Presiden dan Ibu Iriana sambil membawakan bendera merah putih.
Dalam ajang yang digelar mulai dari 28 Juli hingga 8 Agustus 2023 tersebut, nantinya sejumlah 51 orang atlet Indonesia akan bertanding dan terbagi ke dalam delapan cabang olahraga yakni renang, atletik, judo, tenis, taekwondo, bulu tangkis, wushu, dan rowing.
Sebelumnya, saat bertemu dengan para atlet di Hotel Shangri-La, Chengdu, pada Jumat siang (28/07), Presiden Jokowi mengapreasiasi keikutsertaan Indonesia dalam ajang tersebut.
“Saya senang di FISU University Games ini kita bisa terus berpartisipasi,” ucapnya.
BERITA
Permodalan Jadi Kendala Kembangkan Ekraf
Palembang – Ekonomi kreatif (ekraf) mengalami perkembangan yang sangat signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) selama kurun waktu 2010-2015 menunjukkan bahwa besaran Produk Domestik Bruto (PDB) ekraf baik dari Rp 525,9 triliun pada 2010, menjadi Rp 852,2 triliun pada 2015, atau meningkat rata-rata 10,14 persen per tahun. Namun masih ada beberapa kendala dalam mengembangkan ekraf, salah satunya permodalan.
“Permodalan menjadi kendala yang utama bagi pelaku ekraf di Palembang. (Berbagai masukan) akan kami bawa pada rapat di Panja dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menuntaskan pembahasan RUU Ekonomi Kreatif, sehingga nanti RUU ini akan menjadi tulang punggung perekonomian negara kita,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI menyerap masukan RUU Ekonomi Kreatif di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/5/2019).
Hadir dalam pertemuan itu diantaranya Sekretaris Daerah Kota Palembang, Staf Ahli Wali Kota Palembang, Asisten Pemerintah Kota Palembang, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sumsel dan Kota Palembang, Kadis Perdagangan Palembang, Kadis Koperasi dan UMKM Palembang, Kadis Kominfo Palembang, Kadis Perindustrian Palembang, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) civitas akademika se-Palembang, Rumah Kreatif BUMN Perbankan, Forum Ekonomi Kreatif Palembang, pelaku industri kreatif, dan instansi terkait lainnya.
Baca Juga:
BERITA
[Hoaks] Remaja yang Dipukuli Brimob di Masjid Al Huda hingga Meninggal
Jakarta – Usai aksi rusuh 22 Mei, banyak video hoaks bertebaran. Video ini membuat misinformasi tentang kejadian yang sebenarnya. Salah satunya, video penganiayaan remaja oleh Brimob di Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Video ini viral di media sosial dan dibagikan aplikasi pesan instan WhatsApp pada Jumat (24/5). Salah satu akun yang membagikan di Twitter adalah @kingpurwa. Dalam video berdurasi 39 detik, sekitar 10 orang serbahitam mengajar remaja di halaman masjid.
Video ini kemudian difabrikasi oleh akun Mustofa Nahrawardaya. Ia bilang remaja yang dipukuli oleh oknum Brimob tersebut adalah Harun, warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Innalillahi-wainnailaihi-raajiuun. Sy dikabari, anak bernama Harun (15) warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat yg disiksa oknum di Komplek Masjid Al Huda ini, Syahid hari ini. Semoga Almarhum ditempatkan di tempat yg terbaik disisi Allah SWT, Amiiiin YRA,” cuit Tofa di akun Twitternya, yang cuitan itu sudah dihapus.
Baca Juga:
- Sebar Hoaks Terkait Rusuh 22 Mei, Penyiar Radio Ditangkap Polisi
- Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Polisi China di Pengamanan Aksi Massa 22 Mei
- TNI: Bukan Anggota Bais, Video Provokator di Masjid adalah Hoaks
Bukan Harun, Melainkan Andri Bibir
Dilansir dari Tempo.co, kejadian dalam video tersebut memang berada di Masjid Huda. Namun, sosok yang dipukuli bukanlah Harun, remaja 15 tahun, dari Duri Kepa, melainkan Andri Bibir, pria 30 tahun.
“Ternyata pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kita amankan atas nama A alias Andri Bibir,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/5/2019) dini hari, seperti dikutip dari Detikcom.
Andri, imbuh Dedi, merupakan penyuplai batu-batu besar yang dipakai perusuh pada 22 Mei. Andri juga menyediakan air untuk membilas gas air mata.
Andri berusaha kabur lantaran terpegok aparat sedang menyuplai amunisi untuk rusuh. “Andri Bibir ini waktu lihat anggota, langsung dia mau kabur karena merasa salah. Ketakutan dia. Dikepung oleh anggota pengamanan,” jelas Dedi.
Andri sendiri sekarang masih hidup dan mendekam di Rutan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Ia kini menanti proses hukum.
Lalu siapa Harun yang diklaim Tofa dalam video tersebut? dilansir dari suara.com, Harun merupakan warga Duri Kepa. Ia meninggal setelah terlibat kerusuhan 22 Mei di Jembatan Jaya, Slipi, Jakarta Barat. Nyawa Harun tak tertolong ketika dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat. Almarhum juga sudah dikebumikan di TPU Duri Kepa.
Simpulan
Dari pemeriksaan, kejadian dalam video memang benar. Namun, Tofa mendistorsi informasi dengan menyebut sosok dalam video tersebut adalah remaja 15 tahun bernama Harun Rasyid. Informasi ini pun sesat dan berbahaya.
Dwi