Connect with us
UKP Pancasila

Festival Prestasi Indonesia untuk Apresiasi 72 Ikon Berprestasi

Ketua UKP Pancasila Yudi Latif.(Foto : viva.co.id)

Jakarta – Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi (UKP) Pancasila menggelar sebuah acara bertajuk Festival Prestasi Indonesia di Jakarta Convention Center pada 21 – 22 Agustus 2017. Acara ini merupakan rangkaian guna menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-72 yang merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap 72 putra-putri Tanah air yang memberikan kinerja dan prestasi positif bagi bangsa Indonesia selama ini.

“UKP-Pancasila mencoba mengutamakan visi sejarah yang lebih optimis dengan ikut membangun tradisi mengapresiasi kinerja positif dan prestasi 72 putra-putri bangsa. Langkah itu antara lain digagas melalui penyelenggaraan Festival Prestasi Indonesia,” kata Kepala UKP-Pancasila Yudi Latif, Minggu (20/8/2017).

Untuk menjadi ikon berprestasi pada Festival Prestasi Indonesia beberapa kriteria yang harus dimiliki ikon tersebut salah satunya adalah pernah mendapat penghargaan atau juara tingkat nasional dan internasional. Namun bagi pihak-pihak yang belum memenuhi syarat tersebut, dapat menunjukkan bahwa karya yang dibuat berdampak nyata dan besar bagi sekitarnya.

“Bagi yang belum pernah mendapatkan penghargaan, kami melihat apakah karya dan tindakan ikon tersebut memiliki dampak nyata dan pengaruh yang besar bagi lingkungan maupun profesinya. Kriteria lain adalah sang ikon afirmatif dan representatif,” ujar salah satu anggota tim seleksi, Nia Sjarifuddin.

Panitia Festival Prestasi UKP-Pancasila sendiri membagi ke-72 ikon berprestasi ini ke empat kategori, yakni saintis dan inovator, olahraga, seni budaya, serta pegiat sosial. Adapun ke 72 nominator tersebut adalah :

Kategori sains dan inovator: (1) Yogi Ahmad Erlangga, (2) Michael Gilbert, (3) Syahrozad Zalfa Nadia/Ocha, (4) Luthfi Boima Putra, (5) Tim Universitas Muhammadyah Malang (UMM) cq Profesor Syamsul Arifin dan Profesor H Fauzan M.Pd, (6) Tim PENS (Politeknik Eletronika Negeri Surabaya), (7) Profesor Dr Khairol Anwar, (8) Dr Ir Yudi Utomo Imardjoko, (9) Profesor Dr Eng Eniya Listiani Dewi, (10) Dr. Herawati Supolo Sudoyo, MS, Ph.D, (11) Profesor Dr Taruna Ikrar, M.Pharm, MD, Ph.D, (12) Profesor Dr Riri Fitri Sari, Mm, MSc, DTM, IPM, (13) Wuri Wuryani, (14) Audrey Yu Jia Hui, dan (15) Septianus George Saa.

Untuk kategori olahraga: (16) Susi Susanti, (17) Alan Budi Kusuma, (18) Rudi Hartono, (19) Liem Swie King, (20) Taufik Hidayat, (21) Lilyana Natsir dan Tantowi Ahmad, (22) Woli Hamsah, (23) Sabar Gorky, (24) Sri Wahyuni, (25) Eko Yuli Irawan, (26) Lisa Rumbewas, (27) Tim Paralayang cp Wahyu Yuda, dan (28) Komang Sastrawana (Lolak).

Sedangkan nominator kategori seni budaya: (29) Muhammad Winesqi Nibras, (30) Zaenal Beta, (31) Franky Raden, (32) Eko Supriyanto, (33) I Gusti Kompyang Raka, (34) Garin Nugroho, (35) Eka Kurniawan, (36) Muammar ZA, (37) Heri Dono, (38) Wregas Banutedja, (39) Nyoman Nuarte, (40) Putu Wijaya, (41) Nano Riantiarno, (42) Oka Rusmini, (43) Profesor Dr Rahayu Supanggah, S.Kar, (44) Joy Alexander, (45) Bayu Santosa, dan (46) Lintang Pandu Pratiwi.

Berikutnya di kategori pegiat sosial: (47) Suraiya Kamaruzzaman, (48) Nisya Saadah Wargadipura dan Kiai Ibang Lukman Nurdin, (49) Farha Ciciek dan Suporahardjo, (50) Lia Putrinda Anggana Mukti, (51) Handi Mulyana, (52) A’ak Abdullah al Kudus, (53) Ahmad Arif, (54) Tiara Savitri, (55) Muhammad Gunawan/Ogun, (56) Ahmad Bachruddin, (57) Masril Koto, (58) Suryono, (59) Dra Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum, (60) Romo Carolus, (61) Bambang Ismawan, (62) Herwin Hamid, S.Pd, M.Pd, (63) Romo Kirjito, (64) Baihajar Tualeka, (65) Lynna Chandra, (66) TGH Hasanain Narmada, (67) Brigadir Muhammad Saleh, (68) Dr Lie Dharmawan, (69) Ir H Bambang Irianto, (70) Bonifasius Mau Taek, (71) Hj. Suraidah S.KM, M.NSc, serta (72) Dr Chandra Sembiring.

Selain mengapesiasi 72 ikon berprestasi, Festival Prestasi Indonesia juga menyelenggarakan pergelaran seni Pancasila Gemilang. “Tujuannya memberikan apresiasi atas karya-karya terbaik putra bangsa dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk memajukan bangsa,” ujar Ketua Panitia Festival Prestasi Indonesia El-Zastrouw.

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya