Connect with us

Benarkah Membenci Pekerjaannya Saat Usia 35 Tahun?

Inggris – Jean Prince sudah berusia 50 tahun ketika dia mulai bekerja sebagai penulis teknis di sebuah perusahaan teknologi Inggris di dekat Cambridge. Meski merasa beruntung karena masih bisa bersaing dengan sejawat muda, perempuan paruh baya itu mengaku sebenarnya tak berbahagia menjalani pekerjaannya.

“Tempat kerja menjadi lebih impersonal dan ketat. Semua orang bersaing atau mati. Saya merasa kurang dihargai dan tidak dicintai,” keluh Prince, seperti dilansir Bloomberg.com, Rabu (23/8).

Apa yang dirasakan Prince, ternyata merupakan gejala umum di kalangan pekerja usia di atas 35 tahun, menurut survei yang dilakukan perusahaan konsultan sumber daya manusia di Inggris, Robert Half UK One. Dalam survei yang melibatkan 2 ribu pekerja, disimpulkan bahwa pekerja di atas 35 tahun cenderung lebih tidak bahagia dari rekan mereka di bawah usia tersebut, dengan perbandingan dua kali lipat. Lalu, ditemukan juga, hampir sepertiga pekerja di atas 55 tahun mengatakan bahwa mereka tidak merasa dihargai, sementara 16 persen mengatakan bahwa mereka tidak memiliki teman di tempat kerja.

Berdasar jawaban responden, diketahui fenomena itu karena adanya tekanan yang dirasakan pekerja yang lebih tua jika memiliki posisi tinggi atau sebaliknya merasa kecewa karena merasa tidak cukup berhasil menaiki tangga karir. Meskipun gaji yang diterima lebih tinggi, namun biaya hidup juga terasa lebih mahal.

“Ada saatnya Anda gagal mencapai kesuksesan, pekerjaan telah menyita perhatian Anda atau menjalani kehidupan di mana keluarga Anda menjadi lebih penting,” ujar Cary Cooper, seorang peneliti di Manchester Business School.

Seperti halnya Prince, Johanna Bodnyk yang bekerja sebagai Koordinator Budaya dan Komunikasi di Center for Middle Eastern Studies di Harvard University selama enam tahun, pada titik tertentu ia mengalami kejenuhan saat hampir semua teman-temannya sudah menikah dan memulai keluarga dan dia menyadari bahwa hubungannya tidak akan bertahan lama. Hal itu mendorongnya untuk mengevaluasi kembali banyak hal dalam hidup, termasuk pekerjaannya.

pessimism

Kejenuhan di lingkungan kerja

Dua tahun lalu, tepatnya ketika Bodnyk menginjak usia 34, dia sempat beralih karir, “Usia 30-an adalah waktu di mana Anda secara pribadi dan profesional memiliki sesuatu dan membuat perubahan,” katanya.

Menurut City & Guilds Group, sebuah organisasi pengembangan keterampilan di Inggris, seperlima pekerja Inggris yang lebih tua percaya bahwa majikan mereka tidak menghargai staf dari semua umur secara setara. Dan sepertiga pekerja di atas usia tersebut merasa dikesampingkan oleh staf yang lebih muda.

Bodnyk sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan saat pertama kali memulai karirnya. “Begitu Anda mendapatkan sedikit lebih stabil dan menetap, Anda kemudian melihat-lihat dan bertanya apakah Anda benar-benar menikmatinya,” katanya.

Saat ini lebih banyak orang tua yang bekerja. Pemerintah AS memperkirakan bahwa satu dari empat orang di pasar tenaga kerja, pada tahun 2024 akan berusia 55 tahun ke atas.

“Ada cara untuk melawan perasaan kebosanan,” kata Cooper, “tapi perlu usaha,” lanjutnya. “Memiliki teman kerja bisa memperbaiki situasi, luangkan waktu sekadar rileks kemudian fokus kembali pada proyek di tempat kerja, niscaya, gairah Anda akan kembali,” katanya.(Cathy – Ipotnews)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Oleh

Fakta News
BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Denpasar. Foto: DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali. Akses pekerjaan dan ekonomi harus dibuka secara luas.

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah menyampaikan hal ini usai mengikuti pertemuan dengan para direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH tersebut, Senin (22/4). “Pelibatan masyarakat harus optimal. Masyarakat jangan sebagai bagian dari korban atau tikus mati di lumbung padi. Jangan sampai Bali go international tapi masyarakatnya secara ekonomi semakin menurun,” ucapnya.

Seperti diketahui, PT. Pelindo sedang membangun BMTH di Benoa, di atas areal ratusan hektar. Selain tempat bersandar kapal-kapal besar, kelak BMTH juga menjadi destinasi wisata, pusat perbelanjaan, konser musik, gerai UMKM, dan lain-lain. Semua fasilitas untuk para wisatawan yang datang dibangun, seperti kesehatan, keamanan, dan kebutuhan ekonomi lainnya.

Erma, sapaan akrab Siti Mukaromah berharap, pembangunan BMTH yang masif tidak meninggalkan masyarakat lokal. Akses pekerjaan jangan hanya diberikan kepada para pendatang atau orang asing. Masyarakat Bali harus dipastikan bisa ikut menikmati proyek strategis nasional itu.

“Jangan sampai orang Bali menjadi pengangguran ketika orang luar atau asing mendapatkan pekerjaan. Kita berharap, ketika membangun sebuah koneksi wisata dan pelabuhan harus betul-betul dipastikan masyarakat bisa menikmati,” seru Politisi PKB ini.

Baca Selengkapnya