Connect with us

Achmad Yurianto: Jumlah Kasus Positif Corona 514 Orang, Meninggal 48, Sembuh 29 Per 22 Maret

Berikut ini pernyataan lengkap Yuri soal perkembangan penanganan dan kasus COVID-19 di Indonesia, Minggu (22/3):

Selamat sore pada hari ini saya akan sampaikan informasi perkembangan COVID-19, kemudian update data jumlah pasien. Saya awali pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam duka cita yang sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban penyakit COVID-19 ini. Kami semua bersedih bahwa ini menimpa kita, namun kita menghargai dedikasi tenaga kesehatan ini. Di semua lini yang telah memberikan sumbangsih yang terbaik kepada bangsa negara ini. Pemerintah bersedih dan kita sampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Yakinlah kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat tercinta.

Pada kesempatan kedua tidak henti-hentinya saya sampaikan beberapa langkah pokok yang dilakukan pemerintah di dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 ini. Saya tidak segan-segannya mengingatkan kembali bagaimana social distancing atau menjaga jarak pada saat melakukan kegiatan sosial bersama yang lainnya. Kami berharap kebijakan ini diimplementasikan di seluruh masyarakat sampai dengan tahapan setiap komunitas mampu menjaga lingkungannya, saling mengawasi, saling mengingatkan dan saling membantu. Karena hakikatnya inilah jati diri bangsa kita yang selalu bergotong royong bersama-sama menghadapi COVID-19 ini.

Kami melihat semakin hari semakin bagus upaya yang dilaksanakan masyarakat dalam menjaga jarak dalam konteks kontak sosial. Cukup banyak yang sudah memahami, namun masih perlu ditingkatkan karena ini cara efektif untuk mencegah penularan satu orang yang berpenyakit ringan sehingga merasa tidak sakit atau bahkan tanpa gejala. Sadari ini menjadi bahaya menjadi penting, karena inilah penularan yang terjadi di masyarakat kita, terutama di kelompok umur muda. Seringkali karena kondisi fisik dan imunitasnya jauh lebih baik maka tidak menjaga jarak, sehingga dia membawa virus ini tanpa gejala kemudian menularkan ke keluarganya, dan di antara keluarga kita ada orang yang renta, orang lanjut usia atau orang miliki penyakit semisal diabet yang sudah menahun, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Mereka-mereka inilah kalau tertular akan masuk dalam kondisi berat dan tidak menutup kemungkinan akan mengancam jiwanya. Oleh karena itu kita harus sadari, bagaimana seharusnya kita bersikap dalam hadapi pandemi COVID-19. Sehingga kita harapkan Bersama-sama kita bisa kurangi penularan antar orang.

Kemudian yang kedua kami menyadari bahwa semua ingin sehat semua tidak ingin terkena penyakit ini. manakala muncul gejala, kita harapkan yang pertama tidak panik. Konsultasikan ke fasilitas kesehatan yang terdekat, ke dokter, ke puskesmas, ke perawat. Dari sanalah dokter secara profesional akan melihat dan menilai apakah ada indikasi yang kuat untuk pemeriksaan swab, mencari kemungkinan apakah ini terindikasi virus, kemudian seberapa beratnya, dan kemana harus kita rujuk di RS. Kita sadari bahwa RS kita didatangi oleh banyak orang kemudian kapasitasnya hampir lebihi batas yang ada. Tapi kalau kita lihat dan teliti dengan baik sebenarnya banyak di antara mereka sebenarnya tidak perlu diindikasikan masuk ke RS. Karena positif dengan keluhan yang ringan sebenarnya cukup lakukan isolasi diri.

Strategi selanjutnya yang harus dipahami adalah bagaimana melakukan isolasi diri. Isolasi diri miliki makna bahwa kita secara aktif melakukan upaya pencegahan agar tidak menularkan ke orang lain manakala kita yakini kita duga diri kita sedang sakit. Tinggal di rumah batasi kontak dengan anggota keluarga yang lain, tidak gunakan alat makan dan alat minum secara bersama-sama, melakukan monitoring kondisi kesehatan secara rutin dan bisa melaksanakan konsultasi terus menerus dengan tenaga kesehatan yang lain apabila ada tetangga kita diharuskan isolasi diri alangkah baiknya tetangga lainnya selalu monitor memberikan dukungan, support kepada tetangga yang sedang isolasi. Inilah yang dilakukan untuk secara selektif melakukan pengawasan.

Sejak Jumat sore pemerintah sedang melaksanakan screening test. Kita akan lakukan pemeriksaan secara massal kepada kelompok yang beresiko. Sebagai contoh, Manakala ada kasus positif di RS maka kita akan melakukan penelusuran kerja di kantor yang memiliki peluang dekat seluruhnya akan kita tes. Ini upaya yang kita lakukan pada tahap awal untuk screening test. Ini akan massif dilaksanakan karena kita bersyukur bahwa 10 ribu kit tes ini hari ini sudah berada di tanah air yang kemarin dijemput pesawat Hercules ke China. Pesawat sedang transit di Natuna kemudian faktor risiko di masyarakat atas dasar kasus positif yang kita layani. Tidak lama lagi kita datangkan jumlah yang lebih besar sehingga target kita satu juta kit untuk memeriksa kelompok yang berisiko di antara masyarakat.

Kemudian, karena ini screening pasti harus ada follow up-nya. Apabila ditemukan kasus negatif maka tetap akan lakukan social distancing, untuk menjaga jarak dengan siapapun. Karena hasil negatif tidak memberi jaminan bahwa yang bersangkutan tidak terinfeksi. Kita pahami rapid test yang kita lakukan basisnya melihat respons serologi darah dari infeksi COVID-19. Pada infeksi yang berada di kisaran sebelum 6-7 hari tentunya respon serologi belum muncul. Hasilnya masih negatif meskipun dalam tubuhnya sudah ada infeksi. Ini harus diulang lagi untuk pastikan apakah ini benar-benar negatif atau memang masih pada masa di mana respons serologinya belum terbentuk.

Inilah yang menjadi dasar tidak ada satupun yang berikan garansi bahwa pemeriksaan negatif itu dimaknai tidak terinfeksi. Apabila dua kali dilakukan pemeriksaan dan ternyata tetap negatif kita bisa meyakini saat ini tidak terinfeksi tetapi bisa besok terinfeksi manakala upaya kontak dekat tidak dijalankan, upaya melakukan isolasi diri tidak dijalankan dengan baik.

Manakala pemeriksaan positif kita lakukan pemeriksaan ulang dengan PCR. Ini adalah pemeriksaan dengan metode yang memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding dengan rapid test berbasis serologi.

Oleh karena itu akan kita pisah-pisahkan positif tanpa keluhan atau positif dengan keluhan sedikit kita harapkan mampu bersama masyarakat melaksanakan isolasi diri di rumah. Namun apabila disertai gejala ringan-sedang maka pemerintah sudah siapkan penambahan ruang isolasi RS. Beberapa saat lalu kita sudah dengar sama-sama bahwa ada satu hotel dari pihak swasta untuk didedikasikan sebagai rumah sakit di dalam jumlah yang besar. Bahkan Wisma Atlet sedang kita kejar agar segera siap. Harapannya hari Senin besok sudah bisa dioperasionalkan. Dua-duanya ini adalah prototype yang dibangun dari pusat harapannya nanti juga bisa dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan isolasi RS. Sehingga hanya untuk kasus sedang-berat dengan komplikasi berat. Ini sajalah yang kita kirim ke RS yang miliki ruang isolasi tekanan negatif dengan peralatan yang canggih. Ini jadi penting karena kita harus selektif betul memanfaatkan kapasitas RS. Sehingga kita tidak tergesa-gesa seluruhnya masuk ke RS, kemudian ada pasien yang miliki tuntutan layanan rawatan untuk sedang-berat kita akan kelabakan dalam menyiapkan. Ini tentunya akan mutlak butuhkan kerja sama antarpihak. Bukan hanya pemerintah, di dalam komponen pemerintah mengintegrasikan kapasitas sipil dan militer, juga dengan dunia usaha dan masyarakat. Ini kunci keberhasilan kita bersama-sama memerangi COVID-19.

Terakhir saya sampaikan update sampai hari ini pukul 12.00 WIB. Ada penambahan kasus positif sebanyak 64 orang sehingga totalnya 514 orang. Ada kasus sembuh sebanyak 9 orang total 29 orang. Namun ada penambahan kasus orang meninggal 10 orang sehingga total yang meninggal ada 48 orang. Distribusi bisa dilihat dalam tabel kita sudah siapkan di tabel.

Kita juga sudah mulai menyiapkan tentang rumah sakit tambahan, screening menggunakan rapid test. Obat-obatan pun sudah akan digunakan sudah kita miliki. Namun sekali lagi obat-obatan ini atas resep dokter atas indikasi yang diberikan dokter. Tidak dibenarkan disimpan sendiri sebagai upaya pencegahan. Perlu diingat meminimalkan, membatas kontak ini adalah cara yang paling baik. Yang kedua jaga imunitas diri masing-masing agar tetap sehat, tetap bisa melaksanakan aktivitas ringan di rumah karena bekerja di rumah bukan tidak melakukan apa pun.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya