Sejumlah Kepala Daerah Apresiasi Ganjar yang Perhatikan Mahasiswa Daerah yang Kuliah di Jateng
Semarang – Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, kompak mengucapkan rasa terima kasih keduanya kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang memberikan bantuan terhadap mahasiswa Batak yang berkuliah di Kota Semarang.
Ungkapan itu diunggah Edy di akun Instagram dan Twitter pribadinya, @RahmayadiEdy, Sabtu (18/4/2020).
“Wahh, terima kasih mas @ganjar_pranowo atas perhatiannya kepada anak-anak kami yang sedang merantau di Jawa Tengah, ini suatu kehormatan sekali bagi saya dan @musa_rajekshah apalagi bagi warga Sumut tentunya.
Adapun yang kami lakukan disini, termasuk untuk tenaga kerja Indonesia asal Jawa Tengah yang baru pulang ke tanah air melalui Sumatera Utara adalah bentuk kewajiban kami sebagai abdi negara..Kirim salam saya kepada anak-anak kami dan warga Sumut yang berada disana, semoga selalu sehat dan tetap menjaga nama baik Sumut disana..” tulis Edy di akun Instagramnya, sembari mengunggah video saat Ganjar mengunjungi Parsadaan Mahasiswa Batak (Parhata) di Tembalang, Kota Semarang.
Sama seperti Edy, Musa Rajekshah juga me-repost video yang sama sembari menuliskan, “Maturnuhun pak @ganjar_pranowo semoga Indonesia cepat usai menghadapi Wabah ini.”
Apresiasi juga datang dari Bupati Landak dr Karolin Margret Natasa. Di akun Instagramnya, Karolin juga mengunggah video saat Ganjar berkunjung ke Asrama Mahasiswa Kalimantan Barat, dan menuliskan takarir (caption), “Pak @ganjar_pranowo, terima kasih sudah menengok anak-anak kami yang berada di Jateng ????????”
Adapun Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah, menyampaikan apresiasinya kepada Ganjar via Twitter.
Dia membalas cuitan Ganjar di kolom komentar yang menautkan akun pribadinya, @bangzul_ntb, “Siap…Alhamdulillah…makasih Pak Gub @ganjarpranowo.”
Selama seminggu terakhir, Ganjar memang rutin mengunjungi sejumlah sejumlah asrama mahasiswa di Kota Semarang.
Sembari berolahraga sepeda pagi, Ganjar menengok kondisi mahasiswa asal Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, West Papua dan Timika.
Selain melihat kondisi para perantau itu, Ganjar juga mengirimkan bantuan berupa sembako maupun buah-buahan, agar para pelajar tersebut tak kekurangan makanan, tetap sehat, dan berkonsentrasi pada kuliahnya. Yang tak kalah penting adalah agar para mahasiswa tersebut tidak pulang kampung.
Dia berharap, sedikit bantuan yang diberikannya itu bisa membantu para mahasiswa yang tidak pulang kampung.
“Insyaallah kita bantu sembakonya agar mereka tetap bisa belajar dengan nyaman, orangtua tenang keluarga tidak khawatir. Saya pastikan dapurnya mereka memang tetap ngepul,” kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, di masa wabah seperti saat ini, sudah semestinya semua orang saling tolong-menolong tanpa melihat siapa dan darimana asalnya.
Semua kepala daerah, menurutnya, harus saling berkoordinasi untuk memperhatikan warga dari luar daerah, juga untuk memutus penyebaran virus corona.
Maka dia berharap, warganya yang ada di perantauan pun mendapatkan perlakuan serupa sebagaimana yang didapatkan perantau luar daerah di Jateng.
“Semoga warga Jawa Tengah yang berada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan di manapun mendapatkan perlakuan yang sama. Pagebluk ini tidak pernah kita inginkan, maka harus diselesaikan bersama-sama,” katanya.
(zico)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.