Connect with us

Kabar Baik, Covid-19 Mulai Nyaman dengan Sistem Kekebalan Tubuh Orang Indonesia, Medio Mei Selesai?

Penulis:
Prayitno Ramelan
Pengamat Intelijen

Dr Forster seorang peneliti tentang virus Corona SARS-Cov2 mengatakan kepada MailOnline bahwa dari penemuan tiga tipe (A,B dan C) yang kini menginfeksi di seluruh dunia, ditemukan perkembangan, serta karakteristik masing-masing tipe.

Ditemukan bahwa virus tipe A awalnya bermutasi menjadi tipe B di China, tetapi tipe C, ‘princes’ dari B, berevolusi di luar negara. Dia mengakui bahwa para ilmuwan tidak mengerti bagaimana tipe B telah ‘menyingkirkan’ pendahulunya dan menjadi lebih umum di China.

Tipe B ditemukan nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang di Wuhan dan tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi. Namun, di luar Wuhan dan di tubuh orang-orang dari lokasi yang berbeda, variasi mutasinya jauh lebih cepat. Tipe B menjadi umum di China tetapi silent killer ganas di Eropa.

Inggris sebagian besar dibombardir dengan kasus tipe B, dengan tiga perempat sampel pengujian sebagai strain itu. Swiss, Jerman, Prancis, Belgia dan Belanda juga didominasi oleh tipe B. Variasi lain yang berbeda, tipe C, turunan dari tipe B, menyebar ke Eropa melalui Singapura, menyerang Italia.

Ini menunjukkan, ia beradaptasi untuk mencoba bertahan dan mengatasi perlawanan di antara populasi-populasi lain, seperti orang Barat. Analisis data menunjukkan jenis virus yang asli mungkin telah beredar di China sejak September tahun lalu.

Kalau melihat karakter mutasi dan tipe yang menyerang dunia, hal ini bisa merupakan indikasi penyebaran virus baru dan bisa benar-benar bagian dari bio war (?). Para ahli-ahli virus pasti sudah memahami karakteristik imunitas dari ras China, Asia dan Kaukasus (Barat).

Bagaimana dengan rumpun Melayu? Rumpun melayu/malay jelas berbeda sendiri ras nya, China bukan, dan India juga bukan. Sementara untuk Thailand/Myanmar/Jepang/Korea lebih dekat ke ras China.

Temuan ini sangat menarik, bisa jadi korban yang positif di Indonesia memang tidak harus sama atau sebesar yang di overseas. Akan tetapi death rate Indonesia cukup tingggi (8,7%), walau secara jumlah tidak sangat besar. Penyebab kematian diantaranya karena di Indonesia masih banyak yang pola hidupnya kurang baik seperti perokok, terkena penyakit/penyakitan dan lansia. Data tanggal 12 April yang meninggal 43, total 373 jiwa.

Gubernur DKI, menjelaskan bahwa 60 persen korban yang meninggal di DKI adalah lansia. Meninggal bukan karena murni covid tetapi karena komplikasi, Covid hanya sebagai pemicu baik lansia yang imunitasnya rendah atau mereka yg memiliki penyakit penyerta.

Covid-19 Mulai Nyaman dengan Kekebalan Orang Indonesia?

Pray setuju dengan kabar gembira, lonjakan kasus sembuh dari para pasien covid-19. Pada Minggu 12 April, kasus sembuh bertambah sebanyak 73 kasus. Capaian ini sangat besar dibandingkan sehari sebelumnya, pada 11 April 2020, kasus sembuh hanya bertambah 4 orang menjadi 286 kasus. Sehingga total pada Minggu (12/4) sudah ada 359 kasus sembuh. Sementara dengan belum ditemukan anti virus atau obat yang pasti, kekebalan seseorang yang terpapar menjafi kunci kesembuhan.

Di Jakarta dalam sehari ada 60 kasus sembuh. Secara komulatif di DKI ada 142 pasien sembuh, Jatim ada 68 kasus sembuh. Jabar, Jateng, dan Bali masing-masing 19 orang sembuh. Ini bagian dari bukti bukankah demikian.

Menurut perkiraan, Virus yang beredar di Indonesia bisa dari lokasi terdekat yaitu tipe C (Singapura) atau tipe A. Tapi bukan tidak mungkin bisa juga tipe B seperti yg beredar di Wuhan, tetapi sangat ganas dan mematikan di Eropa, menelan korban puluhan ribu di Swiss, Jerman, Prancis, Belgia dan Belanda. Variasi lain yang berbeda, tipe C, turun dari tipe B dan menyebar ke Eropa melalui Singapura menyerang dan membabi buta di Italia.

Seperti dijelaskan diatas, tipe B ini ditemukan nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang di Wuhan dan tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi.

Sebuah pertanyaan apakah Virus yang mengontaminasi orang Indonesia ini kini mulai nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang Indonesia ras Melayu? sehingga yang sembuh semskin banyak. Setelah 42 hari, nampaknya baik tipe A, B atau C, yang manapun tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi, sehingga tidak menggila. Mungkin ini yang perlu diteliti lebih lanjut oleh peneliti Indonesia.

Nah kini setelah terus ditekankan physical distancing, para lansia melakukan isolasi mandiri, mereka yang terkena adalah golongan lebih muda. Mereka yang muda dengan imunitasnya sendiri bisa mengatasinya dan sembuh, jumlah yang sembuh semakin banyak. Bukankah ini bukti konkrit? Cepat atau lambat serangan akan berhenti dan imunitas akan terbentuk.

Pray bukan ahli virus, tetapi mencoba menganalisis berdasarkan fakta-fakta yang berlaku. Kita berdoa semoga yang Pray sampaikan benar. Pray kurang sependapat adanya teori bom waktu, hitungan penduduk 270 juta yang terkontaminasi harusnya sekian juta. Kalau dengan teori diatas, mungkin akhir April atau awal Mei ini Puncak kurva tercapai dan kurva akan melandai.

Kalau memang benar demikian berarti Allah menyayangi bangsa Indonesia. Ujian dan cobaan selesai, Covid inshaAllah selesai sebelum Idul Fitri dan kita bisa salat Ied bersama, bisa bersilaturahmi pada 23 Mei 2020, memeluk keluarga kita. Mari kita berdoa bersama dgn tulus ikhlas saat berpuasa Ramadan, semoga ancaman Covid-19 selesai, Aamiin,Ya Rabbal Alamin.

Demikian analisis singkat. Salam hormat dan tabah untuk Presiden Jokowi. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier

 

Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan 

Pengamat Intelijen

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya