Connect with us

Nek Ora Iso Ngewangi, Ojo Ngrusuhi

Penulis:
Markus RA Prasetyo
Orang Biasa

Selama merebaknya pandemi Covid-19 ini, saya belum pernah membaca informasi yang benar-benar bikin mantap hati saya. Melalui berbagai sumber, kita bisa ikuti simpang siurnya informasi soal Covid-19 ini, baik dari sisi penularannya sampai pro kontra obat-obat apa saja yang bisa digunakan untuk menyembuhkan pasien positif Covid-19. Kadang malah bikin bingung. Apalagi kalau menyimak chat adu argumentasi para “akademisi WAGroup University”.

Awal-awal 1900an dunia begitu takut pada influenza. Sekarang lazim disebut FLU BIASA. Virus corona juga. Dari berbagai referensi bisa kita tau bahwa waktu itu jumlah yang meninggal sangat besar. Sampai akhirnya pandemi mereda. Tidak jelas juga karena apa. Karena virus tetap belum ada obatnya. Berbagai jenis antibiotik yang ditemukan efektif untuk bakteri tapi tidak untuk virus. Apakah sekarang ini influenza sudah tidak jadi momok bagi dunia karena warga dunia dengan semakin baik gizinya, imunitasnya meningkat. Atau juga karena hadirnya berbagai macam obat PEREDA gejala flu biasa. Entahlah. Dunia tenang walau virusnya tetap ada. Mungkin karena sudah ada jalan keluarnya. Walaupun belum ada jawabannya.

Satu orang kena flu biasa dan kurang lebih seminggu sembuh. Kemudian yang lain tertular, kena flu biasa juga, tapi segera akan sembuh juga. Terus saja begitu. Walau setiap hari di seluruh dunia ada yang kena influenza, sekarang hal ini tidak menjadi momok apalagi pandemi yang menakutkan.

Nah. Saat ini dunia dilanda pandemi Covid-19. Yang bikin parno, virus corona yang satu ini begitu kuat. Sangar banget. Sedemikian mudahnya menular. Dan bagi yang tertular harus punya daya tahan yang extraordinary. Kalau tidak, Covid-19 akan menyerang paru-paru dengan dahsyatnya, dan juga dengan cepat akan memperburuk organ-organ vital lainnya, apalagi yang fungsinya sudah tidak baik.

Dunia gugup, gagap bahkan panik. Berbagai protokol untuk melawan penyebaran Covid-19 telah diterapkan. Setiap negara punya kebijakannya masing-masing.

Indonesia juga sudah mengeluarkan berbagai kebijakan. Sangat gegap gempita yang bersilat lidah menyikapi kebijakan-kebijakan ini. Saya tidak ingin beropini mengenai kebijakan ini. Emang siapa saya? Saya ini orang biasa.

Saya hanya mau berbagi apa yang ada dalam pikiran saya sebagai orang biasa di negeri ini. Hal yang saya pikirkan adalah anjuran-anjuran/protokol-protokol dalam masyarakat menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Baik di Indonesia maupun di dunia.

Saat ini, tidak hanya di Indonesia tentunya, ada berbagai anjuran dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Mulai dari #JagaJarak sampai #DiRumahAja. Intinya kita membuat diri kita dan diri orang lain tetap “steril”. Makanya harus rajin cuci tangan dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan setelah melewati kurun waktu tertentu, mata rantai penyebaran terputus. Tidak saling mencemari, tidak saling menulari. Pertanyaannya, sampai kapan? Virusnya kan masih gentayangan? Apakah akan seperti influenza?

Hal ini sama dengan penerapan protokol keamanan. Gara-gara maraknya teror di dunia yang juga terjadi di Indonesia, protokol keamanan dijalankan secara permanen. Salah satu contohnya, pemeriksaan dengan metal detektor kalau mau masuk ke ruang publik. Saya merasakan hal ini setiap hari. Ini sudah jadi protokol permanen.

Apakah hal ini juga akan terjadi dengan protokol kesehatan? Akankah sehari-hari penduduk dunia akan pakai masker terus? Bahkan pakai alat seperti helm untuk mencegah terkena droplets? Akankah APD terus dibutuhkan di setiap jengkal rumah sakit setiap saat? Apakah kemana-mana dahi kita akan ditembak alat pengukur suhu badan? Apakah di setiap sudut RT/RW akan disiapkan banyak tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan hand sanitizer? Masih banyak pertanyaan lainnya yang bisa ditambahkan sendiri.

Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan ini muncul karena keparnoan saya sendiri. Memang betul pernah ada yang namanya Ebola, SARS, H1N1 di spot2 tertentu di dunia. TAPI TAK BEGINI (lagukan dengan notasi lagunya Anang). Semua virus-virus di atas tidak membuat dunia sepanik sekarang ini. Covid-19 benar-benar membuat kalang kabut setiap jengkal daratan yang dihuni manusia.

Harus ada terobosan di dunia kesehatan masyarakat, kedokteran dan farmasi. Dalam pandangan saya yang orang biasa ini, obat Covid-19 ini harus segera ditemukan dulu. Kalau tidak ada terobosan ini, ya siap-siap warga dunia menjalani kehidupan sehari-harinya dengan berbagai protokol: #StayatHome, #WorkFromHome, #SocialDistancing, #PhysicalDistancing bahkan #PermanentLockdown.

ATAU memang keadaan ini akan berujung dengan hadirnya paradigma baru kehidupan manusia. Mana mungkin secara permanen manusia dibatasi ruang gerak dan mobilitasnya. Berarti yang harus berubah mindset dan life style, serta seluruh peralatan penunjang kelangsungan hidup. Yang jelas APD bisa saja akan menjadi pakaian sehari-hari setiap orang. Dari 1 contoh ini saja bayangkan konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi dengan dunia kita.

Aaaaah. Terlalu parno saya. Atau malah terlalu visioner? Tidak mungkinlah saya visioner. Siapa saya? Oleh karena itu saya ingin kembali pada apa yang diharapkan di atas. TEROBOSAN. Harus ada terobosan.

Marilah kita berharap para peneliti di seluruh dunia saat ini sedang bekerja “24/7” untuk menemukan OBAT (dengan berbagai pengertiannya) pelawan Covid-19. Industri global farmasi semestinya sepenuhnya mendukung berbagai upaya penelitian ini. Dan saya rasa pastinya mereka SUDAH melakukannya. Sehingga semoga obat ini segera lahir dan bisa segera pula didistribusikan ke penjuru dunia dengan harga murah (dengan memotong berbagai prosedur perijinan dan menyubsidi biaya riset serta HAKI mengingat yang dihadapi adalah bencana global). SEMOGA. Saya yakin ini bukan sekedar harapan saya, tapi juga merupakan harapan semua orang di seluruh dunia.

Dan di Indonesia, saya punya keyakinan bahwa semua orang juga mengharapkan terobosan di atas terjadi juga. Segera lahir obat Anti Covid-19 hasil dari buah pikir putra putri bangsa. Bisa obat “kimia”, bisa herbal. Indonesia kekayaan herbalnya begitu luar biasa. Semoga aneka kunyit, temulawak, jambu biji merah dan berbagai dedaunan dan pepohonan bisa diekstrasikan dan disatukan saripatinya menjadi obat mujarab untuk melawan Covid-19. Ini juga bisa jadi pembuktian bahwa khasiat herbal Indonesia bukan sekedar mitos. Tapi punya landasan ilmiah. Sehingga satu hari nanti kalau gejala “masuk Covid-19” menyerang, kita semua cukup buka kemasan jamu sachet TolakCovid19 atau AntiCovid19 atau apapun namanya. Sambil berujar: “COVID 19? GLEK AJA”. AMIN. SEMOGA impian ini jadi kenyataan.

Mari kita DUKUNG TERUS semua upaya di dunia dan Indonesia untuk segera memutus mata rantai penularan Covid-19.

Beradu opini di media termasuk medsos mengkritisi kebijakan2 dalam penangan pandemi Covid-19 sudah sampai tahap berputar-putar di situ-situ saja. Malah menambah keparnoan dan ketegangan. Saya yakin bahwa selain dilontarkan ke media, pasti ada jalan lain untuk menyampaikan berbagai usulan melalui saluran yang tepat.

Saya tidak ingin ikut berdebat soal kebijakan-kebijakan tersebut. Saya berharap masyarakat juga tidak perlu ikut berdebat lagi. Sudah cukup. Perdebatannya ya cuma itu itu saja kok. Di situ-situ juga. Tidak kemana-mana. Di satu dua WA Group yang saya ikuti sudah kejadian. Awalnya berdebat, selanjutnya bertengkar. Padahal kita sama-sama tau kalau pertengkaran tidak pernah akan menghasilkan sesuatu yang baik. Ketimbang berdebat, bertengkar, sebagai orang biasa yang bisa saya lakukan adalah MENDUKUNG.

Yuk beri DUKUNGAN pada GARDA DEPAN lawan Covid-19 yaitu para tenaga kesehatan berikut jajaran dan penunjangnya yang luar biasa itu dengan menaati anjuran mereka, yaitu: #DirumahAja. Para SUPERHEROES garda depan ini telah berkorban dan banyak jadi korban Covid-19. Mereka hanya minta kita semua #DirumahAja.

Yuk beri DUKUNGAN kepada para RELAWAN untuk semua upaya mereka menggalang kepedulian sosial bagi yang membutuhkan. Baik kepedulian pada jajaran garda depan maupun pada anggota masyarakat yang membutuhkan.

Yuk beri DUKUNGAN pada PEMERINTAH dengan seluruh APARATUR SIPIL & MILITERNYA dan JAJARANnya dari pusat, provinsi, kabupaten sampai ke pelosok kota dan desa, dalam mereka menjalankan kebijakan dan melaksanakan tugasnya. Menghadapi situasi dan kondisi yang sangat tidak biasa ini, tidak mungkin ada kebijakan yang ideal. Masing-masing kebijakan punya konsekuensinya sendiri. Sebagai orang biasa, yang bisa saya lakukan adalah mendukung.

Dan satu lagi. Yang harus kita DUKUNG TERUS adalah para PENELITI negeri ini untuk bisa menemukan obat mujarab melawan Covid-19. Karena OBAT diharapkan tidak saja memutus mata rantai penularan, tapi sekaligus berdampak jangka panjang, yaitu MENYEMBUHKAN (agar penderita tidak hanya mengandalkan daya imunnya semata). Sehingga kita dan warga dunia bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa lagi. Seperti saat sebelum terjadi pandemi Covid-19. Bedanya: kita semua lebih memahami arti kata BERSYUKUR dan PEDULI. Layaknya narasi lagu What a Wonderful World.

AYO. NEK ORA ISO NGEWANGI, OJO NGRUSUHI.

Salam, Kepra
Orang Biasa

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya