Nek Ora Iso Ngewangi, Ojo Ngrusuhi
Selama merebaknya pandemi Covid-19 ini, saya belum pernah membaca informasi yang benar-benar bikin mantap hati saya. Melalui berbagai sumber, kita bisa ikuti simpang siurnya informasi soal Covid-19 ini, baik dari sisi penularannya sampai pro kontra obat-obat apa saja yang bisa digunakan untuk menyembuhkan pasien positif Covid-19. Kadang malah bikin bingung. Apalagi kalau menyimak chat adu argumentasi para “akademisi WAGroup University”.
Awal-awal 1900an dunia begitu takut pada influenza. Sekarang lazim disebut FLU BIASA. Virus corona juga. Dari berbagai referensi bisa kita tau bahwa waktu itu jumlah yang meninggal sangat besar. Sampai akhirnya pandemi mereda. Tidak jelas juga karena apa. Karena virus tetap belum ada obatnya. Berbagai jenis antibiotik yang ditemukan efektif untuk bakteri tapi tidak untuk virus. Apakah sekarang ini influenza sudah tidak jadi momok bagi dunia karena warga dunia dengan semakin baik gizinya, imunitasnya meningkat. Atau juga karena hadirnya berbagai macam obat PEREDA gejala flu biasa. Entahlah. Dunia tenang walau virusnya tetap ada. Mungkin karena sudah ada jalan keluarnya. Walaupun belum ada jawabannya.
Satu orang kena flu biasa dan kurang lebih seminggu sembuh. Kemudian yang lain tertular, kena flu biasa juga, tapi segera akan sembuh juga. Terus saja begitu. Walau setiap hari di seluruh dunia ada yang kena influenza, sekarang hal ini tidak menjadi momok apalagi pandemi yang menakutkan.
Nah. Saat ini dunia dilanda pandemi Covid-19. Yang bikin parno, virus corona yang satu ini begitu kuat. Sangar banget. Sedemikian mudahnya menular. Dan bagi yang tertular harus punya daya tahan yang extraordinary. Kalau tidak, Covid-19 akan menyerang paru-paru dengan dahsyatnya, dan juga dengan cepat akan memperburuk organ-organ vital lainnya, apalagi yang fungsinya sudah tidak baik.
Dunia gugup, gagap bahkan panik. Berbagai protokol untuk melawan penyebaran Covid-19 telah diterapkan. Setiap negara punya kebijakannya masing-masing.
Indonesia juga sudah mengeluarkan berbagai kebijakan. Sangat gegap gempita yang bersilat lidah menyikapi kebijakan-kebijakan ini. Saya tidak ingin beropini mengenai kebijakan ini. Emang siapa saya? Saya ini orang biasa.
Saya hanya mau berbagi apa yang ada dalam pikiran saya sebagai orang biasa di negeri ini. Hal yang saya pikirkan adalah anjuran-anjuran/protokol-protokol dalam masyarakat menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Baik di Indonesia maupun di dunia.
Saat ini, tidak hanya di Indonesia tentunya, ada berbagai anjuran dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Mulai dari #JagaJarak sampai #DiRumahAja. Intinya kita membuat diri kita dan diri orang lain tetap “steril”. Makanya harus rajin cuci tangan dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan setelah melewati kurun waktu tertentu, mata rantai penyebaran terputus. Tidak saling mencemari, tidak saling menulari. Pertanyaannya, sampai kapan? Virusnya kan masih gentayangan? Apakah akan seperti influenza?
Hal ini sama dengan penerapan protokol keamanan. Gara-gara maraknya teror di dunia yang juga terjadi di Indonesia, protokol keamanan dijalankan secara permanen. Salah satu contohnya, pemeriksaan dengan metal detektor kalau mau masuk ke ruang publik. Saya merasakan hal ini setiap hari. Ini sudah jadi protokol permanen.
Apakah hal ini juga akan terjadi dengan protokol kesehatan? Akankah sehari-hari penduduk dunia akan pakai masker terus? Bahkan pakai alat seperti helm untuk mencegah terkena droplets? Akankah APD terus dibutuhkan di setiap jengkal rumah sakit setiap saat? Apakah kemana-mana dahi kita akan ditembak alat pengukur suhu badan? Apakah di setiap sudut RT/RW akan disiapkan banyak tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan hand sanitizer? Masih banyak pertanyaan lainnya yang bisa ditambahkan sendiri.
Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan ini muncul karena keparnoan saya sendiri. Memang betul pernah ada yang namanya Ebola, SARS, H1N1 di spot2 tertentu di dunia. TAPI TAK BEGINI (lagukan dengan notasi lagunya Anang). Semua virus-virus di atas tidak membuat dunia sepanik sekarang ini. Covid-19 benar-benar membuat kalang kabut setiap jengkal daratan yang dihuni manusia.
Harus ada terobosan di dunia kesehatan masyarakat, kedokteran dan farmasi. Dalam pandangan saya yang orang biasa ini, obat Covid-19 ini harus segera ditemukan dulu. Kalau tidak ada terobosan ini, ya siap-siap warga dunia menjalani kehidupan sehari-harinya dengan berbagai protokol: #StayatHome, #WorkFromHome, #SocialDistancing, #PhysicalDistancing bahkan #PermanentLockdown.
ATAU memang keadaan ini akan berujung dengan hadirnya paradigma baru kehidupan manusia. Mana mungkin secara permanen manusia dibatasi ruang gerak dan mobilitasnya. Berarti yang harus berubah mindset dan life style, serta seluruh peralatan penunjang kelangsungan hidup. Yang jelas APD bisa saja akan menjadi pakaian sehari-hari setiap orang. Dari 1 contoh ini saja bayangkan konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi dengan dunia kita.
Aaaaah. Terlalu parno saya. Atau malah terlalu visioner? Tidak mungkinlah saya visioner. Siapa saya? Oleh karena itu saya ingin kembali pada apa yang diharapkan di atas. TEROBOSAN. Harus ada terobosan.
Marilah kita berharap para peneliti di seluruh dunia saat ini sedang bekerja “24/7” untuk menemukan OBAT (dengan berbagai pengertiannya) pelawan Covid-19. Industri global farmasi semestinya sepenuhnya mendukung berbagai upaya penelitian ini. Dan saya rasa pastinya mereka SUDAH melakukannya. Sehingga semoga obat ini segera lahir dan bisa segera pula didistribusikan ke penjuru dunia dengan harga murah (dengan memotong berbagai prosedur perijinan dan menyubsidi biaya riset serta HAKI mengingat yang dihadapi adalah bencana global). SEMOGA. Saya yakin ini bukan sekedar harapan saya, tapi juga merupakan harapan semua orang di seluruh dunia.
Dan di Indonesia, saya punya keyakinan bahwa semua orang juga mengharapkan terobosan di atas terjadi juga. Segera lahir obat Anti Covid-19 hasil dari buah pikir putra putri bangsa. Bisa obat “kimia”, bisa herbal. Indonesia kekayaan herbalnya begitu luar biasa. Semoga aneka kunyit, temulawak, jambu biji merah dan berbagai dedaunan dan pepohonan bisa diekstrasikan dan disatukan saripatinya menjadi obat mujarab untuk melawan Covid-19. Ini juga bisa jadi pembuktian bahwa khasiat herbal Indonesia bukan sekedar mitos. Tapi punya landasan ilmiah. Sehingga satu hari nanti kalau gejala “masuk Covid-19” menyerang, kita semua cukup buka kemasan jamu sachet TolakCovid19 atau AntiCovid19 atau apapun namanya. Sambil berujar: “COVID 19? GLEK AJA”. AMIN. SEMOGA impian ini jadi kenyataan.
Mari kita DUKUNG TERUS semua upaya di dunia dan Indonesia untuk segera memutus mata rantai penularan Covid-19.
Beradu opini di media termasuk medsos mengkritisi kebijakan2 dalam penangan pandemi Covid-19 sudah sampai tahap berputar-putar di situ-situ saja. Malah menambah keparnoan dan ketegangan. Saya yakin bahwa selain dilontarkan ke media, pasti ada jalan lain untuk menyampaikan berbagai usulan melalui saluran yang tepat.
Saya tidak ingin ikut berdebat soal kebijakan-kebijakan tersebut. Saya berharap masyarakat juga tidak perlu ikut berdebat lagi. Sudah cukup. Perdebatannya ya cuma itu itu saja kok. Di situ-situ juga. Tidak kemana-mana. Di satu dua WA Group yang saya ikuti sudah kejadian. Awalnya berdebat, selanjutnya bertengkar. Padahal kita sama-sama tau kalau pertengkaran tidak pernah akan menghasilkan sesuatu yang baik. Ketimbang berdebat, bertengkar, sebagai orang biasa yang bisa saya lakukan adalah MENDUKUNG.
Yuk beri DUKUNGAN pada GARDA DEPAN lawan Covid-19 yaitu para tenaga kesehatan berikut jajaran dan penunjangnya yang luar biasa itu dengan menaati anjuran mereka, yaitu: #DirumahAja. Para SUPERHEROES garda depan ini telah berkorban dan banyak jadi korban Covid-19. Mereka hanya minta kita semua #DirumahAja.
Yuk beri DUKUNGAN kepada para RELAWAN untuk semua upaya mereka menggalang kepedulian sosial bagi yang membutuhkan. Baik kepedulian pada jajaran garda depan maupun pada anggota masyarakat yang membutuhkan.
Yuk beri DUKUNGAN pada PEMERINTAH dengan seluruh APARATUR SIPIL & MILITERNYA dan JAJARANnya dari pusat, provinsi, kabupaten sampai ke pelosok kota dan desa, dalam mereka menjalankan kebijakan dan melaksanakan tugasnya. Menghadapi situasi dan kondisi yang sangat tidak biasa ini, tidak mungkin ada kebijakan yang ideal. Masing-masing kebijakan punya konsekuensinya sendiri. Sebagai orang biasa, yang bisa saya lakukan adalah mendukung.
Dan satu lagi. Yang harus kita DUKUNG TERUS adalah para PENELITI negeri ini untuk bisa menemukan obat mujarab melawan Covid-19. Karena OBAT diharapkan tidak saja memutus mata rantai penularan, tapi sekaligus berdampak jangka panjang, yaitu MENYEMBUHKAN (agar penderita tidak hanya mengandalkan daya imunnya semata). Sehingga kita dan warga dunia bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa lagi. Seperti saat sebelum terjadi pandemi Covid-19. Bedanya: kita semua lebih memahami arti kata BERSYUKUR dan PEDULI. Layaknya narasi lagu What a Wonderful World.
AYO. NEK ORA ISO NGEWANGI, OJO NGRUSUHI.
Salam, Kepra
Orang Biasa
BERITA
Raih 50,07 Persen, KPUD Jakarta Tetapkan Pramono Anung-Rano Karno Pemenang Pilkada Jakarta 2024 Satu Putaran
Jakarta – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Jakarta resmi menetapkan hasil rekapitulasi tingkat provinsi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada Minggu (8/12/2024) di Hotel Sari Pan Pacific, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam rapat penetapan ini, KPUD Jakarta menetapkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 3 Pramono Anung – Rano Karno sebagai pemenang Pilkada Jakarta 2024.
Hasil penetapan Pilkada Jakarta 2024 ini disampaikan langsung oleh Ketua KPUD Wahyu Dinata. KPUD Jakarta menetapkan pasangan Pramono – Rano secara sah unggul dengan perolehan suara sebesar 2.183.239 suara atau 50,07 persen dan memenangkan Pilkada Jakarta 2024 dalam satu putaran.
Sementara itu pesaingnya, yakni pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil – Suswono memperoleh 1.718.160 suara atau 39,40 persen dan pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun – Kun Wardana memperoleh 459.230 suara atau 10,53 persen.
Kemenangan pasangan Pramono Anung – Rano Karno tersebut mendominasi di 6 wilayah Provinsi Jakarta, yakni Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.
Berikut rincian perolehan suara per wilayah:
Kepulauan Seribu
- Ridwan Kamil-Suswono: 6.578 suara 2. Dharma-Kun: 653 suara 3. Pramono-Rano: 7.456 suara
Jakarta Barat
- Ridwan Kamil-Suswono: 386.880 suara 2. Dharma-Kun: 109.457 suara 3. Pramono-Rano: 500.738 suara
Jakarta Pusat
- Ridwan Kamil-Suswono: 152.235 suara 2. Dharma-Kun: 44.865 suara 3. Pramono-Rano: 220.372 suara
Jakarta Selatan
- Ridwan Kamil-Suswono: 375.391 suara 2. Dharma-Kun: 90.294 suara 3. Pramono-Rano: 491.017 suara
Jakarta Timur
- Ridwan Kamil-Suswono: 535.613 suara 2. Dharma-Kun: 136.935 suara 3. Pramono-Rano: 635.170 suara
Jakarta Utara
- Ridwan Kamil-Suswono: 261.463 suara 2. Dharma-Kun: 77.026 suara 3. Pramono-Rano: 328.486 suara
BERITA
KAPT Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Dedie Rachim – Jenal Mutaqin di Pilkada Kota Bogor 2024
Jakarta – Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) mengucapkan selamat kepada pasangan Dedie A Rachim – Jenal Mutaqin yang telah berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor 2024 hasil hitung cepat terkini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) KAPT, Achmad Fachruddin, mengatakan kemenangan Dedie – Jenal merupakan kemenangan bagi warga Kota Bogor untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik lagi. Khususnya menata dan membangun Kota Bogor dengan memimpin pemerintahan yang tulus ikhlas, serta memimpin para birokrat dengan bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
“Semoga amanah yang diberikan warga Kota Bogor kepada Kang Dedie dan Kang Jenal bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN, taat pada konstitusi dan mampu mengelola keberagaman budaya sebagaimana cermin realitas penduduknya sebagai kekuatan jati diri bangsa yang tidak lagi dilemahkan apalagi dihilangkan,” tutur Achmad Fachruddin atau yang akrab disapa Kasino ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah KAPT, Ammarsjah, juga mengucapkan selamat kepada pasangan Dedie – Jenal. Ia menyampaikan dengan pengalaman dan rekam jejak yang dimiliki oleh Dedie A Rachim sebagai pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan dapat menghadirkan pemerintahan yang bersih dalam melayani warga Kota Bogor.
“Dengan rekam jejak dan pengalamannya sebagai pejabat KPK, saya harap Kang Dedie dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada warga dalam wilayah bebas korupsi atau WBK,” ucap Ammarsjah.
Selain itu Ammarsjah menitipkan pesan kepada pasangan Dedie – Jenal untuk terus amanah menjaga dan menjalankan konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
“Sekali lagi selamat atas kememangan di Pilkada Kota Bogor. Selamat berjuang dan bekerja, semoga Kang Dedie dan Kang Jenal tetap teguh menjalankan mandat konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945,” tutur Ammarsjah menambahkan.
BERITA
Menang Satu Putaran Pilgub DKI Jakarta 2024, KAPT Ucapkan Selamat kepada Pramono Anung – Rano Karno
Jakarta – Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) mengucapkan selamat kepada pasangan Pramono Anung (Mas Pram) – Rano Karno (Bang Doel) yang telah berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur DKI Jakarta 2024 dalam satu putaran.
Koordinator Nasional KAPT, Bambang J Pramono mengatakan kemenangan Pramono Anung – Rano Karno merupakan amanah warga Jakarta untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik lagi.
“Semoga amanah yang diberikan warga DKI Jakarta kepada Mas Pram dan Bang Doel bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, taat pada konstitusi dan mampu mengelola keberagaman budaya sebagaimana cermin realitas penduduknya sebagai kekuatan jati diri bangsa yang tidak lagi dilemahkan apalagi dihilangkan,” tutur Bambang J Pramono yang akrab disapa Gembos ini.
Selain itu Banbang menilai kemenangan satu putaran ini cermin kelompok Mas Pram – Bang Doel yang tetap kritis ditengah situasi Pilkada Serentak 2024 yang masih diwarnai upaya pembegalan demokrasi dengan adanya intervensi untuk merubah UU Pilkada sebagaimana terjadi dalam Pilpres 2024 dengan perubahan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang inkonstitusional.
“Kita patut bersyukur Pilkada Serentak 2024 telah berlangsung. Walaupun kualitas pelaksanaannya saat ini masih terdapat banyak kekurangan terutama praktek tidak netral dari aparat yang terjadi di banyak daerah,” ucapnya.
“Selamat berjuang dan bekerja, semoga mas Pram – Bang Doel tetap teguh menjalankan mandat konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945,” pungkas Bambang menambahkan.